Demanding Husband - Bab 242 Kamu Takut?

Tubuh Anabelle terhuyung, di tengah kepanikan dan ketakutan yang berbarengan, seketika di matanya sekilas terlihat linangan air mata.

Sekujur tubuhnya menjadi dingin, tak hentinya dia menggelengkan kepala, panik dan gugup bicaranya kacau: “Aku tidak...bukan aku...aku tidak tahu....”

Kevin Yan menatap air mata panik dia yang bergaun pengantin putih, namun kali ini tidak ada lagi keinginan menaruh belas kasihan.

“Anabelle”, suaranya merendah, berkata pelan: “Kamu hebat.”

Tidak sama dengan nada bicaranya yang perlahan dan ringan, dengan kasarnya Kevin Yan membuang setumpuk kertas itu, dengan langkah lebar membalikkan tubuhnya dan pergi, tidak menoleh ke belakang lagi!

Terjadi kegemparan di tempat itu!

Para tamu undangan yang duduk di meja pesta yang jumlahnya mendekati ribuan itu bersamaan mulai berdiri, kasak kusuk berbisik-bisik, dengan tidak mengerti sebabnya memandang ke arah depan, tidak tahu keadaan apa yang sebenarnya sedang terjadi?

Sedangkan media massa yang jumlahnya tidak terhitung, seperti lalat yang menemukan telur yang retak, lampu flash berkedip gila-gilaan, bahkan ada belasan wartawan sambil memanggul kamera berusaha ingin mengikuti dan merekam Kevin Yan, dihalangi oleh bodyguard keluarga Yan.

“CEO Yan, CEO Yan bisakah jelaskan kepada kami?”

“CEO Yan, apakah sikap Anda ini adalah secara terang-terangan menyesali pernikahan ini?”

“Apakah karena terjadi persengketaan kepentingan antara keluarga Yan dan keluarga Du? Apa ada yang disembunyikan di balik ini semua? Mohon Anda bisa menjawabnya....”

“........”

Bodyguard IFC International Group sangat terlatih, sedikit kesempatan pun tidak dibiarkannya ditangkap oleh para wartawan media massa, begitu mereka menoleh yang terlihat hanyalah Anabelle yang berdiri terpaku di tempat semua, segera membalikkan kepala mereka, dan mengerubunginya.

“Nona Anabelle bisakah Anda menjawab pertanyaan kami?”

“Permisi bertanya, bagaimana perasaan Anda saat ini? Akankah keluarga Du karena ini memutuskan hubungan dengan keluarga Yan?”

“.......................”

Sinar flash mengenai wajah Anabelle dan membuat wajahnya terlihat pucat, sedetik kemudian, dia seperti tiba-tiba tersadar, dengan kasar menguak kerumunan orang di sampingnya, menuju ke arah Kevin Yan pergi berusaha untuk menyusulnya!

“Kak Kevin!”

Di ruangan belakang hall di tempat di luar jangkauan mata orang-orang , Anabelle pada akhirnya berhasil menyusul Kevin Yan, menghadangnya, dengan sekuat tenaga seperti menangkap seikat jerami terakhir.

“Kamu tidak bisa berbuat seperti ini, kamu tidak bisa mencampakkanku!”

Kain tile putih di atas kepala Anabelle terjatuh ketika dia sedang berlari, rambutnya yang tertata rapi seketika menjadi kacau balau, air mata kepanikan terus mengalir membasahi wajahnya yang dirias dengan begitu detilnya, sangat terpojok dan terjepit.

Aku yang salah, aku bersalah!”

Dia bermaksud memeluk tubuh Kevin Yan, malah menerjang udara kosong, dengan ekspresi wajah yang kosong dia berbalik, matanya sedingin es.

Anabelle dibuat sangat terkejut, dia belum pernah mendapati Kevin Yan ketidakacuhan Kevin Yan yang sedemikian parahnya!

“Maaf kak Kevin, maafkan, aku sungguh tidak menyangka masalahnya akan berkembang sampai seperti ini, aku bukan sengaja melakukannya.....”

Dia tak hentinya menggeleng-gelengkan kepalanya, menangis dengan bersuara: “Aku hanya ingin pergi menengok nenek yang sudah tua, apakah tidak boleh aku menengok nenekku sendiri?”

Anabelle menangis dengan sangat sedih, menangis hingga suaranya hampir habis.

“Nenek tidak mengenaliku, maka kubilang aku adalah Belle, dia tiba-tiba menjadi sangat marah, dia memukuli dan memarahiku, juga mengusirku, aku tidak tahu harus bagaimana, jelas-jelas aku tidak melakukan kesalahan apapun, aku sangat takut...............”

Dia berkata dengan penyesalan yang tidak ada duanya, seperti bunga pir yang dibasahi air hujan, suaranya mengandung tangisan memohon, siapapun yang melihatnya tidak tahan untuk tidak berbelas kasihan padanya.

Kemudian, Kevin Yan ketika mendengar penjelasannya, terus mencoba meredam kemarahan yang terpacar dari matanya, dalam sekejap tanpa disangka-sangka bisa meledak!

“Kamu takut?”

Dia tiba-tiba membalikkan badannya, sepasang mata elang menatap lekat Anabelle, kekejaman yang terpancar dari matanya membuat Anabelle tak bisa menahan menggigil kedinginan, dibuka mulutnya, perkataan yang seharusnya dia ucapkan sudah terlupakan.

“Kamu ketakutan, lantas dengan mata melotot memandang nenek dan kau membuat penyakit nenek kambuh?!”

“Kamu takut, jadi tidak memanggil dokter maupun perawat, membiarkannya melewatkan waktu terbaik untuk menyelamatkannya?!”

Kevin Yan maju selangkah mendesak mendekatinya, membuat Anabelle terkejut hingga kembali panik dan mundur: “Aku....aku...”

“Kamu takut, bahkan teringat di buku pendataan pada waktu mendaftar menulis nama Anastasia Du!”

Dia menggeram, kemarahan yang diujung perkataannya hampir saja terkoyak!

Kevin Yan ingat dengan jelas hingga saat ini, waktu itu ketika dia pergi ke rumah jompo, nenek yang dikagetkan hingga kesadarannya kacau, modelnya seperti sudah menyerah terhadap sakitnya.

Dalam hatinya terkejut dan takut dalam waktu bersamaan, dengan kemarahan mencengkeram dokter jaga dan bertanya pada mereka mengapa tidak merawat baik-baik pasiennya?

Dokter yang bertugas menjawab dengan gemetar berkata, siang hari ada seorang wanita bernama Anastasia Du datang untuk berkunjung, setelah dia meninggalkan kamar pasien, mereka langsung menemukan kejanggalan pada diri nenek Yan, sedetikpun tidak menunda, segera memberitahunya, juga mengantar nenek Yan ke ruang IGD, namun tetap saja tidak keburu...............

Sudah diduga, di luar IGD, ketika Anastasia Du sendiri mengakui pernah pergi ke panti jompo, Kevin Yan marah besar!

Siapa yang bisa menduga, persoalannya begitu kebetulan, Anabelle di siang hari yang sama, pergi mengunjungi nenek Yan, lagipula mencatut nama Anastasia Du?

Tidak, tidak mungkin suatu kebetulan.

Anabelle pulang dari luar negeri sudah beberapa bulan, sejak awal tidak pernah menyinggung mau pergi menengok nenek, malah dengan sengaja mengikuti Anastasia Du, sesudah mengikutinya dari dekat...........

“Sesungguhnya yang kamu pedulikan adalah ini!”

Anabelle seperti yang diusik syarafnya, ekspresi wajah yang merasa dipersalahkan mendadak berubah menjadi benci karena dengki yang sulit diredam, berteriak parau: “Lagi-lagi Anastasia Du, Anastasia Du, mengapa dia selamanya selalu berada di antara kita! Aku adalah istrimu, anak dalam kandunganku adalah anakmu, kita ini barulah keluarga yang sesungguhnya!”

“.................”

Kevin Yan terdiam.

Mata letihnya menatap wajah Anabelle, lama dia tidak bersuara.

Wajah lembut dan tenang ini penuh dengan air mata, di belakang raut wajah yang penuh tipu daya, menyembunyikan sebuah hati yang egois dan picik, membiarkan dirinya menipu berputar-putar.

Setelah belasan detik kemudian, Kevin Yan tertawa dingin.

“Istri? Anak?”

Bibir tipisnya terbuka sedikit, dia bertanya ringan: “Benarkah?”

Satu kata yang tenang dan ringan diucapkan ini, nada bicaranya meninggi, suaranya tidak keras, namun mengandung satu kedahsyatan yang suram, membuat hati Anabelle tak dapat tidak tersentak.

Dengan tidak yakin dia mengangkat pandangan matanya, menatap Kevin Yan, baru saja pandangannya mereka beradu, dia langsung terkejut dan segera mengalihkan pandangannya.

Sorot mata itu seakan dapat menembus hati orang, membuatnya tidak dapat menyembunyikan hal apapun!

Di tengah kesenyapan, Kevin Yan menggerakkan tubuhnya, mata Anabelle melihat lagi langkah kakinya sekali lagi akan segera menjauh darinya, wajahnya pucat, tanpa mempedulikan apapun dipegangnya erat-erat lengan Kevin Yan.

“Kak Kevin, kamu mau ke mana?”

Sekujur tubuh Anabelle menjadi dingin, jemarinya mencengkeram erat lengan jasnya: “Semuannya sedang menanti kita, kita akan menikah, kamu tidak boleh pergi, kamu tidak boleh pergi!!”

Ribuan orang di luar sana masih menantikan, kalau Kevin Yan terang-terangan menyesali pernikahannya dan meninggalkan tempat, dia sebagai Nona Besar Keluarga Du yang bermartabat, dapat merosot menjadi bahan lelucon di mata semua orang!

Sampai saatnya itu, baik pejabat yang berpengaruh dan terkenal maupun penduduk biasa yang dia anggap hina, semuanya akan menertawakannya, merendahkannya, menyuruh-nyuruhnya, menginjaknya di bawah kakinya!

Begitu membayangkan kondisi seperti itu, Anabelle terkejut sekaligus takut, tanpa peduli segalanya berteriak-teriak histeris: “Kamu tidak bisa, kamu tidak bisa memperlakukanku seperti ini! Kamu sudah setuju untuk menikahiku, kamu sudah pernah berjanji padaku! Enam tahun yang lalu kamu pernah berjanji! Kamu tidak boleh ingkar janji seperti ini!”

Bayangan belakang dari tubuh Kevin Yan terdiam.

Novel Terkait

The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu