Demanding Husband - Bab 74 Kegilaan Neurotik

Tubuh Anastasia pun serentak menjadi tegang, dan matanya pun menengadah menatap ke arah orang itu.

Sebuah bayangan kurus seseorang tampak terlihat di ambang pintu, dengan kasar dia menyeret Angel, dan sebilah mata pisau yang tajam digoreskannya di wajah bulat anak perempuan itu.

Robby Gu.

Dia seharusnya tahu, bagaimana mungkin Marvella Gu bisa menyekap Angel seorang diri, dia bahkan tidak tahu hubungan antara Angel dengannya. Dan Angel juga tidak mengenal Marvella Gu, tidak mungkin Angel bisa berlari datang ke Tianhe di waktu malam ini karena diprovokasi olehnya.

Yang menghubungi Angel adalah Robby Gu.

Melihat Marvella Gu dan Robby Gu berdiri bersama, semua kata kuncinya pun akhirnya terhubung menjadi satu ----- ternyata mereka memanglah satu keluarga.

Robby Gu yang sekarang sudah tidaklah sama dengan dia dulu saat masih berada di Happy Monk, wajah pucatnya itu menunjukkan garis wajahnya dengan jelas, dan di kedua matanya terlukis sebuah kegilaan yang memancar.

Mata pisau yang tajam itu telah menggores kulit anak perempuan itu, sebentar lagi pisau itu pun akan bertemu dengan daging dan yang lembut.

Anastasia melepaskan tangan Marvella Gu, dan seketika menghentikan semua gerakannya.

Marvella Gu tersenyum dengan dingin, dan dengan kekuatan yang lebih dari sebelumnya dia melayangkan tamparannya -----

"Plak!"

Sebuah suara nyaring berkumandang di seluruh ruangan itu, setelah tamparan itu, telapak tangan Marvella Gu pun terlihat merah karena menampar dengan begitu keras.

Anastasia tersungkur di lantai, suara tamparan yang keras itu masih berdengung di telinganya, dan dia merasa ada sesuatu seperti benang tergelincir di sudut bibirnya.

"Apakah kamu tahu, karirku hancur karenamu?" Raut wajah Marvella Gu menjadi ganas: "Aku sudah berjuang dengan seluruh hati dan pikiran,, dan baru saja aku mendapatkan posisi itu, semuanya itu dihancurkan oleh wanita jalang sepertimu!"

Dulu dia bahkan malas untuk melihat ke arah orang-orang yang menawarkan pekerjaan untuknya, tapi sekarang meskipun dia sudah memajang wajahnya sekalipun, tidak ada seorang pun yang menginginkannya!

Seharusnya, tidak ada seorang pun yang berani menggunakannya ---- setelah dia mencapai puncak, dan menyalahi Perusahaan Besar Yan, siapa yang berani bekerja sama dengannya?

Anastasia mendongakan kepala, dan tersenyum tipis kepadanya: "Maaf, aku tidak tahu. Aku tidak melihat berita entertainment."

Nada suaranya begitu datar, dan membawa aura acuh tak acuh yang sinis.

Kemarahan Marvella Gu memuncak hingga kedua matanya memerah, lalu dia membungkuk untuk menjambak rambut Anastasia.

Kebiasaan lama yang sudah terbentuk dalam diri Anastasia mebuat betisnya bergerak, bersiap untuk menyampar pergelangan kaki Marvella Gu.

"Aku bilang apa tadi?"

Suara suram itu kembali mengiang, dan mengandung setitik kegilaan di dalamnya: "Kamu tidak boleh menghindar."

Anastasia terdiam, dan menatap ke arah Robby Gu.

Sudut bibir Robby Gu pun menyungging ke atas, tangannya bergerak, dan mata pisau itu kembali dengan perlahan menembus kulit menciptakan suatu suara yang memiriskan.

Pergerakannya begitu lambat, seakan seperti dengan sengaja membuat Anastasia melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana pisau itu menorehkan luka itu dengan perlahan.

Sisi sebelah kiri wajah Angel dari atas hingga ke bawah, sebuah garis luka terbuka menganga, dan darah segar terus mengalir darinya.

Tapi dia bahkan tidak mengeluarkan suara kesakitan sedikit pun, tidak merespon apa pun, seakan seperti sebuah boneka yang disembelih dengan sewenang-wenang.

Mata Anastasia menyipit tajam.

Dia bukan hanya pingsan, tapi dia diberi obat, jika tidak, mana mungkin dia tidak tersadarkan karena serangan macam itu.

Di saat Anastasia sedang berpikir, Marvella Gu sudah menggenggam rambutnya, dan menariknya hingga ke sofa.

Bunyi "dentuman", bunyi daging dan darah, disertai dengan aroma berdarah yang lebih intens memenuhi ruangan.

Robby Gu perlahan bangkit berdiri, dengan satu tangan mencengkeram Angel, dia berjalan mendekati Marvella Gu dan menepuk bahunya dari belakang.

"Cukup, dia di sini bisa banyak gunanya. Kamu menampar wajahnya seperti itu, mau kirim foto apa untuk dikirim kepada Kevin Yan?"

Mendengar perkataan Robby Gu, dia pun menggertakan gigi dan bangkit berdiri, dan masih merasa tisak cukup dia pun menendang wanita yang tergolek tak sadarkan diri di lantai itu dengan kejam.

Robby Gu menyerahkan Angel kepada Marvella Gu, lalu melangkah maju, dan memeriksa tubuh ramping Anastasia, lalu dengan sangat cepat mengeluarkan ponsel Anastasia dari kantongnya.

Tubuh Anastasia tiba-tiba bergerak, dan berjuang untuk mengangkat wajahnya meskipun rambutnya yang berantakan menutupinya, matanya dengan keras kepala menatap gerakan Robby Gu dengan seksama.

Robby Gu melihat tombol panggil darurat yang telah ditekan pada telepon, dan dia tidak ragu untuk memutuskan koneksi selama panggilan.

Dia tertawa dengan sinis: "Bukankah kamu ini aneh, sudah begitu lama, mengapa tidak ada seorang anggota keluarga Du yang datang untuk menolongmu?"

Anastasia tidak mengatakan apa-apa, firasat buruk dalam hatinya menjadi semakin kuat.

"Ketika sudah berada di area kami keluarga Gu, mereka bisa apa lagi?"

Dia tertawa dengan liar, semuanya seakan sudah berada di dalam genggaman tangannya.

Hati Anastasia terasa tenggelam.

Orang yang dibawanya memang tidak banyak, Hendy Du juga tidak hadir, bawahan yang mengantarnya juga adalah orang kepercayaan Happy Monk. Awalnya dia merasa bahwa ini hanyalah luapan emosi sesaat Roby Gu, maka dia melampiaskan amarahnya kepada Angel, tapi semenjak dia melihat Marvella Gu, dia pun merasa ini sudah berada di luar bayangannya.

Mereka juga menyinggung tentang Kevin Yan......

Mengapa mereka menyinggung tentang Kevin Yan?

Raut wajah Marvella Gu berubah begitu dia mendengar perkataan Robby Gu: "Apa? Kak, dia ini anggota keluarga Du?"

Yang dia ketahui hanyalah, wanita ini menarik perhatian Kevin Yan, dan memiliki sedikit koneksi, kalau tidak Kevin Yan juga tidak akan meledakkan emosinya untuknya saat sedang berada di lokasi syuting.

Tapi.... keluarga Du? Keluarga Du bagian Selatan?

"Betul sekali." Robby Gu melirik ke arah adiknya yang tampak terkejut: "Kamu takut apa, aku sudah memeriksanya dari awal, di silsilah keluarga Du tidak ada dia, tidak tahu karena apa, mungkin dia hanyalah anjing yang membantu di keluarga Du."

Masih ada keraguan di hati Marvella Gu, tapi dengan tidak sabar Robby Gu menghardik: "Bukankah kamu benci setengah mati kepada wanita jalang ini? Tidak inginkah kamu menyiksanya?"

Anastasia pun perlahan mulai memahaminya, dua kakak adik ini dari awal memang sudah merencanakannya.

Darah segar mengucur dari pelipisnya dan menghalangi pandangannya, dia mengerjapkan mata, dan dengan suara parau berkata: "Robby Gu, kamu melakukan semua ini, apa tidak takut diketahui oleh Bos Gu?"

Tuan Gu hanyalah seorang pembisnis biasa, dia berhati-hati dalam mengambil tindakan, dan memiliki sumber dari dua, dan tidak mungkin akan melakukan hal serendah ini untuk menyalahi orang lain.

Tapi tidak disangkanya, setelah mendengar perkataan ini, Robby Gu sama sekali tidak gentar, justru wajahnya terlihat semakin suram.

"Takut padanya?" Dia mengangkat suaranya tinggi-tinggi: "Dia itu tua bangka yang tidak mati-mati dan percaya dengan semua perkataan kelompok pemegang saham itu, dan tidak memberikan ekuitas saham!"

Suaranya menjadi semakin keras dan memekakkan telinga: "Keluarga Gu bisa bertahan sampai sekarang memang berterima kasih kepadanya! Begitu muncul satu masalah, dia pun langsung membuangku? Aku ini adalah anak kandungnya, jika tidak diberikan kepadaku maka akan diberikan ke siapa?"

Suara Robby Gu pun menjadi serak karena dia berbicara dengan keras dan penuh amarah, hingga ekor perkataannya pun terputus.

Anastasia terdiam, otaknya berputar dengan cepat: Maksud perkataan Robby Gu, sepertinya adalah hubungannya dengan para tetua di keluarga Gu sudah terputus?

Maka barulah dia bisa menjadi begitu sembrono, dan tidak memikirkan konsekuensi nantinya.

Yang ditakuti hanyalah seluruh pengawal dan pekerja di rumah pemandian ini semuanya sudah dikuasai dan telah dilatih oleh Robby Gu sendiri.

Robby Gu berteriak dengan marah, dan menendang segala sesuatu di sekelilingnya, butuh waktu cukup lama sampai dia berhenti, dengan terengah-engah dia menatap ke arah Anastasia yang tergeletak di lantai.

Dia menyipitkan mata, dan berlutut di sebelahnya, jemarinya yang kurus panjang dan pucat itu mengangkat dagu Anastasia.

"Apa kamu tahu siapa yang mencelakainya sampai seperti itu? Ha?"

Novel Terkait

Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu