Demanding Husband - Bab 356 Siluman Kecil

Menunggu hingga ketika Anastasia keluar dari kamar mandi, jam dinding sudah berputar setengah lingkaran.

Seluruh tubuhnya memerah oleh uap, kulitnya halus dan lembut, serta rambut hitamnya yang lembab dan berkilau itu membuatnya terlihat sangat menawan.

Penampilan cantik dan nikmat ini, tentu saja dapat meningkatkan semangat terhadap orang tertentu dan sembari membantunya mandi, dia dapat memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.

Tubuh Anastasia dibungkus oleh handuk mandi yang besar dan setelah dia melihat sosok samar-samar laki-laki itu di kamar mandi, wajahnya memerah seperti ingin mengeluarkan asap.

Tanpa disadari, dia kembali teringat kejadian beberapa saat yang lalu ketika dia berada setengah jam di dalam kamar mandi. Kevin Yan mengerahkan segala cara hingga terus-menerus memojokan dia hingga ke batasnya.

Hingga Anastasia memohonnya, Kevin Yan barulah perlahan-lahan melepaskan dia.

Ada sesuatu yang meningkatkan rasa semangatnya begitu kembali teringat semua hal itu.

Tetapi untungnya pada akhirnya Kevin Yan tidak tega untuk "melahap" dia kembali karena dia benar-benar terlihat lelah. Setelah mendengar suara serak yang disertai dengan isakannya, dia dengan puas mengeringkan tubuh dia dan membiarkan Anastasia keluar dari kamar mandi terlebih dahulu.

Sedangkan pria yang kuat itu, tetap terus berada di dalam kamar mandi untuk menyelesaikan............masalah fisiologis pribadinya.

Karena bagaimana pun juga, kulit mereka sudah bersentuhan begitu lama, jika dia masih tidak bereaksi, maka dia sudah harus pergi menemui dokter.

Kevin Yan takut pada akhirnya dirinya tidak dapat menahan untuk kembali menginginkan dia, maka dari itu dia membiarkan dia keluar terlebih dahulu dari kamar mandi.

Tetapi meskipun dia tidak melakukannya hingga tuntas, tubuh Anastasia merasa sangat lelah.

Dua puluh menit kemudian, Kevin Yan keluar dari kamar mandi, otot-ototnya terbasahi oleh air, tubuhnya mengeluarkan aura seksi yang berbahaya.

Dia langsung dapat melihat wanita cantik itu sedang bersandar pada bantal yang ada di atas ranjang dengan mata yang terpejam dan nafas yang teratur.

Rupanya dia sudah tertidur.

Kelihatannya dia kelelahan dan tertidur di saat sedang menunggu dia.

Sebersit tatapan lembut melewati pada mata Kevin Yan dan dia menaikkan ujung bibirnya.

Dia berjalan ke depan Anastasia dan menggendongnya, menarik selimut yang ditindih oleh dia dan kembali menyelimuti dia dengan benar.

Dalam proses ini Anastasia tidak menyadarkan dirinya melainkan hanya mengerutkan keningnya dan mendesah pelan.

"Eng....."

Suara itu terdengar begitu lembut dan membangkitkan api di dalam hati pria itu.

Sebersit tatapan tak berdaya dan tidak puas timbul pada matanya. Kevin Yan menggunakan jarinya memegang hidungnya.

Lalu dengan pelan berkata: "siluman kecil."

Jika pada saat ini Anastasia sedang dalam keadaan sadar, dia pasti akan menggunakan tatapannya yang bercahaya itu untuk melototi dia.

Karena bagaimana pun juga dia selalu terlihat dingin, berwajah tebal dan tidak inisiatif, benar-benar tidak cocok dengan sebutan "siluman kecil." Dia pasti tidak senang karena pria itu memberinya sebuah panggilan yang begitu tidak enak didengar.

Tetapi bagi Kevin Yan, wanita ini merupakan seorang siluman yang datang untuk membuatnya celaka. Segaris alisnya dan satu lengkungan bibirnya saja cukup membuat jantung dia berdetak dengan sangat cepat.

Mata hitam Kevin Yan menatap dia dalam waktu yang cukup lama dan barulah pergi dengan tidak rela. Dia memakai pakaiannya dengan benar lalu dengan pelan-pelan keluar dari kamar.

Dia membalikkan badannya dengan pelan, menutup pintu dan langsung melihat Cecilia Yan yang sedang menaiki tangga.

"Ya Tuhan akhirnya kamu keluar juga?"

Cecilia Yan melototi dia: "apakah sudah kenyang?Aku rasa kamu sudah tidak perlu makan malam, hanya tubuh gadis kecil itu saja sudah dapat membuatmu kenyang."

"Pelankan suaramu."

Kevin Yan tidak mempedulikan celotehan Cecilia melainkan melirik sekilas ke arah kamar.

"Dia masih tertidur."

"Aku sudah dapat menebaknya."

Cecilia Yan melototi pria ini: "aku mengundang kalian berdua datang untuk makan, tetapi kamu ini sudah membuat orang kelelahan terlebih dahulu."

Kevin Yan menaikkan alisnya: "mengundang? Mansion Keluarga Yan ini sepertinya juga milikku."

"Heh, kamu masih ingat juga kamu bermarga Yan?"

Cecilia Yan tanpa merasa sungkan pun langsung mengolok adiknya sendiri: "aku pikir otakmu sudah tidak berfungsi."

Kedua kakak beradik ini memang selalu seperti ini setiap harinya. Kevin Yan dengan tidak peduli menurunkan tatapannya dan melihat berkas yang ada pada tangan Cecilia Yan.

"Apa itu?"

Dia mengangkat dagunya dan mengarahkan ke arah berkas tersebut.

"Kamu lihatlah sendiri."

Nada bicara Cecilia Yan terdengar kesal dan langsung melempar berkas tersebut ke tangan Kevin Yan.

Kevin Yan melihat sekilas isi berkas tersebut dan akhirnya mengerti mengapa Cecilia Yan sekesal ini.

"Ini bukan masalah besar, kamu tidak perlu mengurusnya."

Tatapan Kevin Yan sangat datar dan tenang membuat Cecilia Yan semakin kesal.

"Kamu pikir aku ingin mengurusi kamu? Jika orang lain aku akan membiarkannya, tetapi mereka......."

"Kamu juga sudah mengatur perusahaan dalam beberapa waktu ini, kamu seharusnya tahu keadaan perusahaan itu yang belum benar-benar stabil."

Kevin Yan langsung memotong pembicaraan Cecilia Yan berkata: "hati karyawan masih belum tenang setelah mengalami hal seperti ini. Aku tidak boleh berbuat sejahat itu."

Cecilia Yan menghembuskan nafas dengan kesal: "cih aku tahu ini bukan saatnya untuk mencari lawan, akan tetapi kita tidak tahu apa yang akan mereka perbuat."

"Tenang saja mereka tidak seberani itu."

Suara Kevin Yan sangat dingin dan datar, tubuhnya mengeluarkan aura yang dapat membuat orang percaya padanya.

"Yang penting kamu sudah mengetahuinya."

Cecilia Yan melambaikan tangannya, lambaian tersebut menunjukan bahwa dia malas ikut campur, dia membalikkan badannya dan ketika ingin melangkah, kakinya terhenti.

"Kamu harus membujuk Anastasia dengan benar, karena dia merupakan korban terbesar dalam masalah ini. Kamu jangan salahkan kakak tidak mengingatkan kamu."

Bola mata Kevin Yan bergerak sedikit lalu merespon dengan pelan.

Setelah Cecilia Yan turun dari tangga, Kevin Yan berdiri di depan pintu kamar selama beberapa saat lalu kembali mendorong pintu dan masuk ek dalamnya.

Wanita itu tertidur begitu tenang di atas ranjang yang begitu halus dan besar.

Kevin Yan menghampirinya dan setelah memasukkan rambutnya yang terjatuh ke belakang telinganya, dia pelan-pelan memanggil dia.

"Anastasia."

Anastasia tidak membuka matanya, melainkan hanya mengeluarkan suara gumaman.

........Eng?"

Kelakuan dia yang seperti ini berhasil meluluhkan hati Kevin Yan, dia mendekati wajahnya dan menciumnya.

"Selama beberapa saat ini aku membutuhkan kamu untuk datang ke perusahaan untuk menandatangani beberapa dokumen."

"..........Eng."

Kevin Yan terdiam sejenak lalu melanjutkan: "kemungkinan kamu akan bertemu dengan orang yang tidak ingin kamu temui..........kemungkinan kamu tidak akan menyukai keputusan aku yang ini. Apakah boleh?"

Anastasia berusaha keras untuk membuka matanya, akan tetapi matanya terus ingin terpejam. Dia menyerah untuk mencoba, dia menutup matanya dan menganggukkan kepala.

"Hm....aku setuju........dengan keputusan kamu........"

Novel Terkait

Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu