Demanding Husband - Bab 368 Kamu sungguh cukup kejam

Vivian Xiao menggertakkan gigi.

Anaknya ini benar-benar tidak mau rugi. Juga sangat waspada dengannya.

“Baik.”

Vivian Xiao menyanggupi dan mematikan telepon.

Mau bagaimana pun juga, harus membuat Marison Xiao pulang dulu.

Mengenai setelahnya harus bagaimana, akan dilihat sambil dijalani.

Sekilas muncul tatapan tajam dari matanya.

Dia yakin, semuanya akan terkendali olehnya dan akan berakhir sesuai dengan yang ia pikirkan.

……

Marison Xiao naik penerbangan paling pagi di keesokan harinya, sampai di Paris dengan tepat waktu.

Setelah turun dari pesawat, sambil keluar dari kursi kelas VIP, Marison Xiao menelepon Ronnie Yin.

Dia merasa perkataannya kepada Ronnie Yin yang tidak sungkan-sungkan kemarin agak keterlaluan. Ronnie Yin benar-benar bermaksud baik, namun hatinya tiba-tiba merasa sakit dan pedih hanya karena mendengar nama wanita itu……

Dengan cepat telepon sudah tersambung, yang tidak Marison Xiao duga adalah yang mengangkat bukanlah Ronnie Yin, melainkan Bernard Qi.

“Marison Xiao, dengar-dengar kamu datang ke Amerika? Kenapa tidak mencari aku!”

Suara Bernard Qi sama seperti orangnya, riang bercahaya dan membuat orang yang mendengar merasa nyaman.

“Aku sudah pulang ke paris, lain kali baru janjian.”

Marison Xiao tidak banyak memberi penjelasan, dengan datar ia berkata : “Tolong sampaikan maafku ke Ronnie Yin.

Di balik telepon sana hening sejenak, Marison Xiao mengira Bernard Qi akan menanyakan apa yang terjadi antara mereka, karena dia orang yang gampang penasaran.

Namun tidak disangka, nada bicara Bernard Qi seperti direndahkan.

“Kamu sudah pulang? Sejak kapan?”

“Baru saja mendarat.”

Marison Xiao mengangkat alis : “Kenapa?”

“……Tidak apa-apa.”

Agak lama kemudian, berkata dengan suara kecil : “Aku hanya pikir, mungkin lain kali ketika bertemu kamu lagi, kamu sudah……berbeda.”

Belum sempat Marison Xiao merespon, Bernard Qi sudah mematikan telepon.

Kalau dia tidak salah menebak, pasti Vivian Xiao yang menyuruh Marison Xiao pulang.

Tidak peduli apa yang Vivian Xiao janjikan ke dia, Marison Xiao pasti akan kalah.

Dan pada akhirnya Marison Xiao akan kehilangan kebebasan yang selalu ia kejar selama dua puluhan tahun ini.

……

Marison Xiao menatap telepon yang dimatikan tersebut beberapa saat.

Dari luar Bernard Qi tidak kelihatan berbahaya, tapi hanya orang yang benar-benar mengenalnya yang akan tahu pikiran-pikiran yang terpendam dalam dirinya.

Setahunya Bernard Qi tidak akan mengucapkan perkataan ini tanpa sebab.

Yang berarti pasti ada sesuatu yang menantinya di kepulangan kali ini.

Marison Xiao menyunggingkan bibir, kemudian menyimpan kembali ponselnya dengan acuh tak acuh.

Sebenarnya dia juga agak penasaran, ibunya, Vivian Xiao akan menghadapinya dengan cara apa.

Dan apa pun itu, tidak masalah.

Dia yang sekarang sudah tidak mempedulikan apa pun lagi.

Dia pernah berjanji dengan dirinya sendiri, tidak akan membiarkan siapa pun dan apa pun mengikat kebebasan yang ia mau.

Di saat dia keluar dari jalur VIP bandara, silaunya cahaya menusuk mata.

Marison Xiao mengerutkan dahi dengan kesal, refleks ia memakai kembali kaca mata hitamnya.

Kepulangannya kali ini sangat mendadak, jadi dia tidak memberitahu siapa pun, kecuali……

Kelihatannya inilah langkah pertama Vivian Xiao?

“Tuan Marison Xiao, bagaimana pendapat anda mengenai kecelakaan yang dialami kakak anda, Tuan Julian Xiao.

Senyum Marison Xiao membeku.

“Tuan Marison Xiao, menurut anda ini kecelakaan yang disengaja atau tidak?”

“Menurut anda apakah mungkin merupakan perbuatan saingan Perusahaan Besar Xiao?”

“Apakah anda akan menggantikan kakak anda untuk meneruskan posisi ahli waris HERO International?”

“……”

Marison Xiao menganga, namun belum mulai berbicara, sudah tiba-tiba muncul serombong pengawal berjas hitam yang terlatih, mengusir para wartawan tersebut tanpa sungkan, serta membantu Marison Xiao keluar dari bandara.

Di sepanjang jalan, Marison Xiao tidak berbicara.

Meskipun dalam benaknya terus menebak, tapi dia tahu tidak akan ada yang akan memberitahunya apa yang sebenarnya terjadi.

Dia mempertahankan ketenangannya, sampai mobil berhenti di depan sebuah rumah sakit.

Marison Xiao mengikuti dokter yang membawa jalan sampai ke sebuah kamar pasien.

Di atas ranjang, Julian Xiao dipenuhi oleh berbagai selang, mesin yang membantunya bertahan hidup sedang berjalan, seluruh tubuhnya dibalut bagaikan mayat kering.

Marison Xiao merasa dirinya seperti dibuang ke gua es, namun kemudian merah padam karena api amarah, tatapan dinginnya beralih ke satu orang lainnya di kamar pasien.

“Vivian Xiao, lebih baik kamu bilang ke aku hal ini tidak ada hubungannya dengan kamu!”

Vivian Xiao menoleh, riasan wajahnya sangat mewah, merupakan penampilan seorang nyonya konglomerat seperti biasanya, sama sekali tidak tampak sedang sedih mencemaskan anak yang sedang di ujung kematian.

“Coba aku pikir-pikir……mungkin ada sedikit, tapi harusnya tidak sangat berkaitan. Kalau aku bilang begitu, apakah kamu akan percaya?”

Air muka Vivian Xiao sangat dingin, nada bicaranya tenang seolah sedang membicarakan cuaca hari ni.

“Apakah menurut kamu, kamu masih pantas dipercaya?”

Malah memilih di situasi seperti ini untuk menyuruhnya pulang, malah membuat dia sekali pulang sudah difoto oleh wartawan, ini sudah cukup untuk menjelaskan segalanya.

Sampai di sini, Marison Xiao akhirnya mengerti alur cerita dari semua ini, juga mengerti perkataan Bernard Qi yang mendadak itu.

“Mungkin lain kali ketika bertemu kamu lagi, kamu sudah……berbeda.”

Yang dimaksud Bernard Qi berbeda adalah status dan kedudukannya.

Marison Xiao sendiri yang dikendalikan oleh ibu kandungnya, menjadi ahli waris menggantikan kakaknya.

Marison Xiao tidak menyangka, Vivian Xiao bahkan bisa turun tangan ke Julian Xiao hanya untuk mendapat tujuan keuntungan pribadinya.

“Kamu sungguh cukup kejam.”

Senyum Vivian Xiao tersungging.

Mau tidak mau harus dikatakan Vivian Xiao adalah wanita yang sangat cantik, sebagian besar wajah tampan Marison Xiao didapat darinya.

“Aku anggap ini adalah pujian seorang anak kepada ibunya.”

Vivian Xiao sangat tenang dari awal sampai akhir, tatapannya tajam menuju ke titik terlemah dari hati seseorang.

“Kembali ke topik utama, harusnya kamu mengerti untuk apa aku menyuruh kamu pulang.”

Dia mengeluarkan sebuah dokumen dari tas : “Perusahaan harus melatih ahli waris selanjutnya, aku berharap kamu besok datang ke perusahaan dan secara resmi naik jabatan. Tentunya untuk mengindari gosip orang luar, kamu perlu ke HERO International untuk beberapa waktu dulu.”

Vivian Xiao tersenyum : “Kamu mengenal HERO dengan baik, aku percaya kamu akan melakukannya dengan baik. Ibu mempersiapkan semuanya dengan baik untuk kamu bukan?”

Marison Xiao tersenyum dingin, tatapan matanya kembali menjadi tatapan malas seperti biasanya.

“Kalau aku bilang tidak? Apakah kamu berencana mengurung aku?”

“Tentu saja tidak. Mendekap tanpa berdasarkan hukum akan mengancam reputasi perusahaan dan diriku pribadi.”

Senyuman Vivian Xiao semakin anggun.

“Kamu punya hak untuk menolak saran aku, tapi di detik kamu meninggalkan Paris, Julian Xiao akan meninggal karena kerusakan mesin yang membantunya bertahan hidup.”

Novel Terkait

Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu