Demanding Husband - Bab 253 Tidak Ada yang Hidup

Kevin berusaha membuka matanya.

Kevin merasa bahwa dirinya telah membuang banyak energi. Orang yang berada di sampingnya melihat Kevin yang perlahan-lahan sadar.

"Kevin, Kevin? Bisakah kamu mendengarku? Bagaimana perasaanmu?"

Dengan penglihatannya yang kabur, Kevin melihat sekelilingnya, tersadar bahwa dirinya berada di ranjang rumah sakit, ada selang infus terdapat di tubuhnya. Kemudian ada sekantong darah yang tergantung di sampingnya, darah itu sedikit demi sedikit mengalir masuk ke dalam pembuluh darahnya melewati infus yang panjang itu.

Dia berusaha untuk memiringkan kepalanya, melihat wajah pucat Cecilia yang tampak cemas.

Kevin menutup matanya, menarik napas dalam-dalam, tidak menahan batuknya.

Ingatan terakhir yang tersisa dalam benaknya adalah balok baja besar yang jatuh, lalu percikan api yang tak terhitung jumlahnya. Dia menyaksikan sangkar gelap itu runtuh dan hancur terbentur dengan sangat kuat——

Kevin mengangkat tangannya, meraih lengan Cecilia, sehingga membuat Cecilia terkejut gemetaran: "Kevin, ada apa? Apa kamu merasa sakit?"

"Bagaimana dengan Anastasia..."

Tangan Cecilia yang telah dia pegang, bereaksi dengan cepat, segera mengepalkan tangannya.

"Jangan khawatir, Anastasia baik-baik saja, tapi lukanya lebih parah darimu, sehingga dia membutuhkan perawatan intensif. Kamu jangan khawatir, yang terpenting kamu harus menjaga dirimu terlebih dulu ..."

Kevin telah terkena sebuah batu besar yang jatuh begitu keras, sekujur tubuhnya terasa lemas. Kepalanya terasa begitu pusing, dia kembali jatuh pingsan.

Sedetik sebelum jatuh pingsan, Kevin memikirkan kata-kata Cecilia.

Lukanya lebih parah daripada kamu.

Seberapa serius lukanya itu?

Kevin tidak dapat membuat dirinya tetap terjaga, lalu bagaimana dengan Anastasia? Apakah dia masih belum tersadar juga?

Apakah balok baja itu menghantamnya? Apakah akan ada efek buruk yang tidak bisa diubah?

Pertanyaan demi pertanyaan terus bermunculan di dalam benak Kevin, tetapi pada detik berikutnya dia tidak bisa berpikir, tetapi kehilangan kesadarannya lagi.

"Apakah Tuan Muda Yan telah tersadar? Tentu tidak ada gangguan pada otaknya bukan?"

Setelah diberi tahu oleh perawat, William segera mendorong pintu untuk masuk. Alhasil, dia melihat Kevin dalam keadaan yang belum sadar juga, lalu dia memegang kepalanya: "Eh... dia masih belum bangun juga?"

Cecilia memegang tepi ranjang, lalu bangkit berdiri, tubuhnya tampak sedikit terguncang seolah dia kehilangan keseimbangannya.

Juliana yang ada di belakang William segera melangkah maju menopang Cecilia.

"Nona Yan, kamu belum memejamkan mata selama tiga hari. Pergi istirahatlah, William dan aku akan menjaga Tuan Muda Yan. Kamu jangan khawatir."

Cecilia mengangkat matanya, bawah matanya yang dulu cerah, saat ini tampak sangat gelap.

"Juliana, apakah kondisi Kevin baik-baik saja? Dia baru saja bangun beberapa menit ..."

Juliana mendorong kacamatanya yang berbingkai hitam, menjelaskan dengan tegas: "Tuan Yan tidak sadar karena dia telah kehilangan banyak darah, lalu dia kelelahan fisik. Peluru di kakinya telah dikeluarkan, tidak ada kerusakan pada arteri dan tulangnya. Jadi ini bukan masalah besar. Hanya saja luka pada paru-parunya sedikit serius ... "

Ekspresi Cecilia segera tampak menjadi tegang. Juliana pun segera membuatnya tenang: "Lobus paru-parunya memang rusak, tapi untungnya, paru-paru relatif toleran terhadap luka yang menembus, juga memiliki kemampuan untuk pulih yang sangat kuat. Pada tahap selanjutnya, selama Tuan Yan menjalani perawatan atomisasi dan menghirup uap secara teratur, maka tidak akan ada masalah. "

Cecilia menghela napas panjang: "Aku telah merepotkan dirimu."

Dia menoleh ke arah William: "Anak Keluarga Chi, kali ini aku benar-benar... berterimakasih kepadamu."

"Kak Cecilia, kamu telah terlalu berlebihan. Tuan Yan dan aku sudah seperti saudara. Sudah menjadi tugasku untuk melakukan segalanya untuknya!"

William menggaruk hidungnya, mengingat kembali kejadian itu dengan perasaan yang tertinggal.

"Yah, faktanya hidupku pada saat itu sudah ada di ujung tanduk, aku sangat bersyukur karena Tuan Yan telah membawa keberuntungan. Pada saat itu Tuan muda sendiri pun juga bertarung antara hidup dan mati! Kak Cecilia, kamu belum melihat penampilan Tuan Yan pada saat itu. Bangunan itu sudah mau runtuh, tetapi dia tetap ingin masuk ke dalam. Aku tidak punya pilihan selain membuatnya pingsan, lalu menyeretnya keluar. Ketika kami berhasil keluar, pabrik itu pun meledak ... "

Suara William terdengar semakin lembut. Melihat mata Cecilia yang tiba-tiba memerah, dia menjadi bingung. William ingin menghidupkan suasana, tetapi dia tidak bisa mengucapkan apa-apa.

Dalam sekejap suasananya pun menjadi sunyi senyap. Sepertinya tidak ada yang mau menyentuh titik terdalam, tetapi bagaimanapun rasa sedih itutidak dapat dihentikan.

Dengan perlahan akhirnya Cecilia pun membuka mulutnya, memecah kesunyian itu.

"Anastasia, dia... Apakah kamu menemukannya?"

Dia berkata dengan suara rendah, bulu matanya bergetar hebat.

Tatapan William, yang selalu ceria, menjadi begitu suram saat ini. Butuh waktu yang lama sampai akhirnya dengan kesulitan William kembali membuka mulutnya.

"Pihak kepolisian telah mengirim orang untuk menyelidiki tempat kejadian. Ledakan dan reruntuhan itu sangat serius sehingga sebagian besar mayat-mayat itu, tidak dapat diidentifikasi ..."

Tubuh Cecilia bergetar hebat, William pun merasa tertekan. Dia berusaha untuk menghiburnya: "Hei, jika kamu tidak bisa mengenalinya, kamu tidak bisa membuat kesimpulan, kan? Nona Du, dia adalah orang yang beruntung ..."

Sebelum William menyelesaikan kata-katanya yang tidak masuk akal, dia disela oleh kata-kata Cecilia.

"Sudah tiga hari berlalu sejak kejadian itu. William, berkata jujurlah kepadaku. Bukankah pabrik itu seharusnya sudah dibersihkan sejak lama. Apa... apa lagi yang dapat selamat?"

William terdiam menundukkan kepalanya.

Tidak ada yang hidup.

Juliana melepas kacamatanya, menyeka sudut matanya.

Cecilia menutup matanya, menggigit bibirnya sekuat tenaga,menahan keinginannya untuk meneteskan air mata. Dia tiba-tiba mendongak, memaksa air matanya untuk masuk kembali. Dia menarik napas beberapa kali, akhirnya menenangkan suaranya.

"Kita tidak boleh membiarkan Kevin tahu akan hal ini, mengerti?"

William tidak dapat menahan diri untuk tidak berkata: "Tetapi cepat atau lambat, Tuan Yan, dia akan -"

"Tidak peduli sampai berapa lama, kita tetap harus menyembunyikan hal ini darinya!"

Wajah Cecilia tiba-tiba menjadi dingin, dia tidak punya pilihan selain membuat keputusan seperti ini. Melihat William yang tampak ragu-ragu, Juliana pun segera menarik lengan bajunya.

"Dengarkanlah Nona Yan."

Juliana memakai kacamatanya lagi, wajahnya tampak kaku dan serius: "Direktur Yan baru saja menyelesaikan operasi pada kaki dan paru-parunya. Dalam beberapa minggu ke depan, dia harus istirahat dengan tenang, kalau tidak akan ada efek buruk yang sifatnya permanen. Kamu juga adalah 'seorang dokter. Seharusnya kamu paham akan hal ini."

William pun tidak berkata apa-apa.

Wiliam tentu mengerti bahwa Kevin telah selamat dari krisis antara hidup dan mati. Jika terjadi kesalahan ketika proses pemulihan setelah operasi, maka itu tidak sangat tidak sepadan.

Tetapi bagaimana pun juga ada yang mengganjal di hati William. Karena Cecilia dan Juliana tidak melihat Kevin yang berjalan sendirian menghantam bahaya api yang berkobar dan ledakan pada saat itu.

Tatapannya tampak pilu karena tidak dapat mencapai tempat itu, atau membuka sangkar itu, dia tidak akan pernah bisa mengambil apapun.

William tidak ingin memikirkannya lagi. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia segera berbalik dan meninggalkan bangsal.

Juliana mengangguk ke arah Cecilia, lalu mengikuti jejak William, tampak ingin membujuknya.

Cecilia perlahan berbalik, menatap Kevin yang berbaring di tempat tidur. Wajahnya yang cerah melintas di benaknya, hatinya yang masam dan sedih hampir membuat Cecilia pingsan.

Kenapa, kenapa keadaannya dapat menjadi seperti ini?

Novel Terkait

My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu