Demanding Husband - Bab 107 Kalau dia mencintai aku

Kamu itu siapa?

Anastasia menundukkan kepala, air teh dingin yang masih tersisa mengalir dari wajahnya, membentuk genangan air kecil di lantai.

Hehe, iya, memangnya dia siapa.

Anabelle adalah puteri kesayangan keluarga terkemuka. Tidak peduli sampai di mana pun selalu disayang-sayang oleh orang.

Sedangkan dirinya hanyalah anak yatim piatu yang berkeliaran dan berjuang hidup di pemukiman orang miskin.

Anabelle punya hak untuk menyindirnya. Anabelle sudah menunjukkan sisi dia yang berpendidikan, dengan tutur kata yang baik membuat dirinya meninggalkan pria yang memang bukan miliknya.

Tapi Anastasia tetap ingin memancing dan menusuk hatinya dengan perkataan yang congak, melihat Anabelle kehilangan rasional dan anggunnya, dia baru bisa mendapatkan sedikit keadilan dan keseimbangan dengan hina.

Tapi apa gunanya? Memangnya dia apaan?

Paling banyak dia hanya bisa mendapatkan kepuasan yang sangat singkat.

Pada akhirnya tidak ada apa pun yang ia miliki.

Tapi……

Anastasia kembali mengangkat kepala membalas tatapan dingin pria itu.

“Aku memang bukan apa-apa, tapi kalau posisinya di aku, aku tidak akan melakukannya.”

Suaranya yang lirih muncul dari bibir yang bergetar.

“Seandainya orang yang aku cintai juga bisa mencintai aku, sekalipun hanya 0,1 persen, 1 persen.”

Suaranya serak, serta sakit terasa di tenggorakannya.

“Aku akan memandangnya bagaikan pusaka, menjaganya dengan baik, sedikit pun tidak akan membaginya dengan orang lain.”

Yang dia miliki sudah begitu sedikit, apakah tidak boleh egois sedikit?

“Aku bisa mengorbankan segalanya demi dia, menahan semua penderitaan, tidak akan mengalah kapan pun juga.”

Siksaan yang menyakitkan, keputusasaan yang tidak berakhir, yang dia harapkan hanyalah orang itu berjanji dengan lembut —— tunggu aku kembali.

“Mau berpisah selama apa pun, aku juga akan terus menunggunya.”

“……”

Sayangnya, tidak ada seandainya.

Orang yang dia cintai, tidak mencintainya.

Anastasia menengadahkan kepala, agar air mata yang masam tersebut kembali mengalir ke dalam, lalu menatap wajah Anabelle yang tersiksa, dengan suara serak berkata : “Aku rasa, kamu mungkin tidak sanggup melakukannya.”

Dia tersenyum kecil, dengan menahan sedih yang amat yang sangat, ia membalikkan badan pergi.

Angin dingin di luar kafe menerpa wajahnya. Bulu mata Anastasia bergetar, seketika air mata berlinang keluar.

……

Ekspresi di wajah Kevin berubah, tampak kebingungan.

Pernyataan perasaan yang begitu kuat, kedua mata Anastasia yang memanas, membuat hatinya bergetar.

Meskipun ucapan Anastasia sangat abstrak, tapi perasaan yang terpendam di baliknya tampak jelas sekali.

Tiba-tiba Kevin merasa orang yang dimaksud Anastasia itu benar adanya, bukanlah perandaian yang hanya ia buat untuk menyangkalnya.

“Kak Kevin, kak Kevin?”

Kevin tersentak sadar, ternyata Anabelle sudah memanggilnya berulang kali.

“Anastasia memang lebih tegar dari aku.” Wajah lembut Anabelle menunjukkan rasa bersalah.

“Jangan pikir sembarangan.” Kevin mengusap rambutnya : “Penyakit kamu tidak sesederhana yang dia katakan.”

Kevin memeluknya dan menghibur : “Kamu bisa kembali ke sisi aku dengan baik-baik saja, aku sudah puas sekali.”

Mendengar kata-kata manisnya, hati Anabelle berbunga-bunga, setelah berpikir agak lama, ia bertanya dengan ragu : “Lalu……apakah kamu akan menikahi aku?”

“Tentu saja.” Kevin tertawa : “Kenapa bertanya pertanyaan bodoh seperti ini.”

Anabelle langsung senang, tapi kemudian menjadi agak suram kembali karena teringat sesuatu.

Dia tidak mengatakannya, tapi Kevin mengerti.

Setelah diam sejenak, dia berkata dengan tegas : “Bele, aku akan secepatnya bercerai dengan Anastasia.”

Mata Anabelle berbinar, dikecupnya pipi Kevin.

Sedangkan Kevin menatap ke arah dimana tadi Anastasia pergi beberapa menit yang lalu, tatapannya sayu.

……

Sepanjang sorean Anastasia tidak bersemangat, dengan tidak gampang sekali akhirnya jam pulang kerja, dia pun membereskan laporan dana pulau XX ke dalam tasnya, dan pulang ke rumah.

Bekas air the tadi siang meninggalkan bercak kuning di bajunya, tadi dia sudah membersihkannya lama di toilet perusahaan, tapi tidak bisa hilang, malah membuat bajunya berkerut.

Sampai dirumah ia mengganti pakaiannya, lalu menuju ke rumah kediaman keluarga Du.

Hendy sedang membaca buku di ruang kerja, mendengar suara Anastasia masuk : “Tasia, pas sekali datangnya, makan malam baru saja selesai dimasak, makan bersama saja.”

Anastasia tertegun, kemudian berkata lagi : “Laporan proyek pulau XX……”

“Anak ini, untuk apa buru-buru.”

Hendy tersenyum, matanya menunjukkan kasih sayang : “Makan dulu. Sebelumnya bilang kita berdua harus ngobrol-ngobrol, tapi kemudian direktur Yan dan Belle datang, jadi tidak sempat ngobrol.”

“Kakak……”

“Tadi dia sudah menelepon, malam ini tidak makan di rumah.” Hendy melambaikan tangan, dan berjalan ke ruang makan terlebih dahulu.

Di meja hanya ada beberapa sayur rumahan yang sederhana, Anastasia agak tercengang, ia pun bertanya : “Tuan Du, apakah makan malam kamu hanya makan ini?”

“Haha, kalau tidak, makan apa?” Hendy tertawa lebar : “Sudah tua, kalau masih tetap banyak daging, akan mendatangkan berbagai penyakit.”

Dia duduk di kursi makan dan menunjuk kursi yang di depan, Anastasia pun ikut duduk.

“Belle tidak di sini, bibi Yu kamu juga tidak mau turun ke bawah untuk makan, kalau bukan karena hari ini kamu pulang, aku sudah makan sendirian.”

Karena sakit, suasana hati Yunika tidak stabil, ia sering mengunci diri di dalam kamar, selain Anabelle dan pembantu yang dekatnya dengannya, terkadang juga tidak bersedia bertemu dengan Hendy.

Lemah sarafnya Anabelle juga ada kaitannya dengan Yunika. Sepertinya dari genetik, di keluarga Yu, setiap berselang satu dua generasi pasti ada yang punya penyakit jiwa.

Anabelle termasuk ringan, sedangkan Yunika saat paling parah, ia sering mau bunuh diri, serta berhalusinasi, seperti orang gila.

Anastasia menemani Hendy makan, keduanya mengobrol santai, serta beberapa masalah dalam perusahaan, tidak terasa hari sudah gelap.

“Tuan Du, proyek pulau itu, dana kita sudah terkumpul semua, dan……”

“Tidak perlu buru-buru membicarkan ini dulu.”

Hendy memotong pembicaraan Anastasia, ia berpikir agak lama, tampak ragu-ragu.

Beberapa lama kemudian, dia baru perlahan membuka mulut : “Tasia, aku mungkin ingin meminta tolong hal pribadi sama kamu. Tentang……IFC International Group.”

IFC International Group?

Anastasia tertegun, kemudian mendadak dia mengerti.

“Tuan Du, prosedur perceraian dengan direktur Yan akan segera aku selesaikan.”

Anastasia mengabaikan kepedihan dalam hatinya, nada bicaranya tetap tenang.

“Setelah kakak menikah dengannya, aku akan mengalihkan semua proyek dan dana kenamanya.”

Anabelle sudah pulang, maka traksaksi dia dan Kevin sudah tidak diperlukan lagi.

Anastasia sudah sangat capek, lelah batin dan jasmani.

Sejak keluar dari kafe, dia sudah memikirkan semuanya dengan jelas.

Kalau memang tidak ada cinta, tidak ada gunanya mereka meneruskannya, untuk apa menghabiskan waktu mereka berdua?

Pernikahan ini memang suatu kesalahan, lebih baik diakhiri secepatnya, bagi dia juga merupakan suatu pelepasan diri.

Tatapan Hendy termangu : “Tidak, sekarang kamu jangan bercerani dengan Kevin.”

“……Apa?”

“Lebih tepatnya, kamu tidak boleh memutuskan hubungan dengan IFC International Group.”

Anastasia kebingungan : “Tuan Du, aku tidak mengerti maksud kamu, kakak……”

“Belle tidak boleh tahu soal ini.”

Hendy melanjutkan lagi perlahan.

“Aku butuh kamu untuk mengambil sketsa desain pulau XX yang dibuat oleh IFC International Group!”

Novel Terkait

Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu