Demanding Husband - Bab 75 Sepatu yang Sudah Rusak

Anastasia mencibirkan bibirnya: "Manusia melakukannya, Tuhan melihatnya. Terimalah sendiri konsekuensinya!"

Dia ingat saat berita itu dilaporkan, skandal Gu melibatkan pencurian rahasia bisnis, penggelapan pajak, begitu berita itu pecah tidak ada lagi kata untuk kembali.

"Plak!"

Suara yang keras itu kembali memekakkan telinga, Anastasia kembali ditampar dengan keji.

Kekuatan seorang pria memanglah berkali-kali lipat lebih kuat dari seorang wanita, pandangannya pun serentak menjadi berkunang-kunang dan tidak fokus.

Di saat dalam keadaan pusing, dia pun ditarik kerah nya oleh pria barbar itu.

"Dasar wanita jalang, jangan buat aku menggerakan tanganku!"

Kedua mata Robby Gu yang menonjol itu penuh dengan kebencian yang meluap-luap: "Kaki tangan semuanya berjalan dengan baik, mudah sekali, bagaimana bisa dalam satu hari bisa digali oleh seseorang?"

Tidak hanya itu, mitra bisnis yang dia kenal sebelum makan, minum, dan berjudi semua memutuskan kontak dengannya pada saat yang sama. Bahkan perintah yang dia negosiasikan sebelumnya pun sudah dihentikan!

"Kamu tidak perlu berpura-pura denganku, tidak ada seorang pun selain kamu yang sangat mengerti!"

Dia berteriak dengan histeris kepada Anastasia: "Kamu yang menyuruh Kevin Yan untuk mendisiplinkan ku kan? Apa hebatnya omong kosong IFC International Group?"

Anastasia yang tadi dipukul olehnya merasa mual luar biasa, tapi masih bisa berusaha untuk fokus mendengarkan perkataannya.

IFC International Group?

Jangan-jangan, beberapa seri kecelakaan yang dialami Perusahaan Besar Gu itu adalah hasil karya Kevin Yan?

Mengapa dia melakukannya?

Belum sampai dia sempat memikirkannya dengan jelas, Robby Gu mengeluarkan seutas tali yang sudah dipersiapkannya sebelumnya, dan mengikat tangan dan kakinya kuat-kuat.

Anastasia yang awalnya berniat untuk melawan, kemudian wajah Angel dengan darah segar mengucur itu muncul di pandangannya, dan membuatnya menggigit bibir menahan untuk tidak bergerak sembarangan.

"Cukup bagus, begini bagus. Menurutlah seperti ini baru benar."

Robby Gu mengulurkan tangan dan menepuk-nepuk wajah Anastasia, dengan jijik Anastasia memalingkan kepalanya. Robby Gu pun juga tidak marah, dia membersihkan debu di lutunya, dan bangkit berdiri, di wajahnya terlukis suatu kegembiraan.

"Ayo, kita persiapkan segalanya. Yang kita punya adalah waktu bersenang-senang."

Anastasia tidak paham dengan perkataannya, dia hanya merasa sesuatu yang keras menghantam tubuhnya, dan perlahan dia pun terkulai lemas.

Marvella Gu menarik Angel dan melemparkannya ke atas Anastasia, lalu mengikat tangan dan kaki mereka menjadi satu, saat pergi pun tidak lupa dia menghentakan kakinya dengan keji, mendengar Anastasia yang menahan sakit, barulah dia merasa puas dan mengunci pintu saat pergi dari situ.

Ruangan itu kembali gelap gulita, Anastasia memanggil-manggil Angel, tapi anak perempuan itu sama sekali tidak bergerak.

Sebenarnya obat apa yang mereka berikan kepada Angel?

Hatinya begitu gundah, tapi kepalanya terasa semakin berat, dan kesadarannya pun perlahan mulai pudar........

.........

Saat Anastasia kembali sadar, hari sudah kembali terang.

Seluruh tubuhnya terasa sakit seperti terbakar, darah segar masih menempel di kelopak matanya, dia mengerjapkan mata sekuat tenaga, berharap noda bekas darah kering itu akan menghilang, barulah pandangannya kembali jelas.

Dia menoleh dan melihat ke arah Angel, anak perempuan itu terbaring dengan tenang di sebelahnya, separuh dari wajahnya penuh dengan darah, seberapa dalam lukanya tidak terlihat dengan jelas.

Anastasa berusaha untuk duduk dengan tegak, dan menatap ke keempat sisi sekelilingnya, mencari setiap kemungkinan untuk melepaskan diri.

Dia tidak bisa menghubungi Hansen Ren, tidak tahu apakah dia juga tertangkap oleh Robby Gu.

Anastasia menggerakkan tubuhnya, berusaha untuk mempertemukan tangan dan tumitnya.

Di dalam hak sepatunya, tersembunyi sebilah pisau kecil. Semalam saat Robby Gu memeriksa seluruh tubuhnya, semua benda yang dibawanya sudah diambil dan dibawa pergi, yang tersisa hanyalah sebilah pisau kecil ini saja.

Dengan jemari yang sakit, matanya menyala, dan dengan hati-hati dia menarik bilah pisau itu perlahan.

Talinya terbuat dari kulit, sehingga lebih ulet dari tali pada umumnya, Anastasia berusaha sekuat tenaga, jemarinya yang tergores pun mengucurkan darah segar, tapi dia tidak berhenti menggerakannya.

Saat tali itu baru terluka sedikit, pintu ruangan itu tiba-tiba didorong terbuka.

Anastasia tercengang, dan seketika melemparkan pisaunya ke samping, untung saja pisau itu meleset dan terjatuh di bawah tubuh Angel, dan tersembunyikan di bawah selimut.

"Yo, cepat sekali kamu sadar!"

Marvella Gu berjalan ke depannya, dan mengangkat wajahnya yang merah dan bengkak itu, kemudian menyinyir: "Kak, tadi malam memukul terlalu keras, jika orang tidak bisa mengenalinya bagaimana?"

Robby Gu berjalan ke depan, dan menatap turun ke wajah itu bersama dengan adiknya: "Kevin Yan juga tidak buta, apa dia juga tidak akan bisa mengenali wanitanya sendiri?"

Sebuah senyum gila terbentuk di wajah tirus itu, jari-jarinya perlahan menyusuri lengan Anastasia: "Misalnya tidak bisa mengenali wajahnya sekalipun, tempat yang lain..... pastinya juga dia ingat kan?"

Perkataannya mengandung suatu suara gelap, dan membuat Anastasia bergidik ngeri.

Marvella Gu menggertakan gigi, dan dengan wajah penuh kebencian dia mencibir: "Pelacur seperti ini, bagaimana bisa Tuan Muda Yan melihatnya?"

"Sudahlah, waktunya berbisnis."

Setelah mengatakannya, dia pun dengan kerasa menarik tubuh Anastasia sampai berdiri.

"Nona-nona, apa masih ingat masalah yang belum selesai saat kita masih di Happy Monk?"

Bibir Anastasia tak terasa pun mulai gemetar.

Robby Gu menyadari ketakutan yang terpancar di mata Anastasia, dan dengan kejam dia berkata: "Hari itu Presdir Yan memukuliku sampai nyaris tak bisa bergerak, hari ini aku akan membalas perbuatannya melalui wanitanya!"

Setelah mengatakannya, dia mengangkat kaki, dan kemudian menendang Anastasia.

Rasa sakit yang parah terasa di antara perut dan dadanya, Anastasia tersengal, dan merasakan rasa pahit yang menjalar di tenggorokannya.

"Kak, semuanya sudah siap, kita bisa memulainya."

Marvella Gu yang melihat perlakuan Robby Gu kepada Anastasia, merasa begitu bersemangat hingga mulai gemetaran, di matanya terpancar suatu kebahagiaan dan semangat yang membara.

Anastasia menguatkan diri untuk tegar, dia pun melihat ke arah tripod, dengan sebuah kamera dengan lampu video menyala merah di atasnya.

Matanya terbelalak, dan dengan parau dia bertanya: "Kalian mau apa?"

Marvella Gu berjalan ke hadapan Anastasia, kegilaan menari-nari di matanya: "Dasar pelacur, bukankah kamu suka berlagak polos? Dan menggunakan wajah mu ini untuk menggoda para lelaki?"

Dia melihat sebuah ketulusan dan kemurnian di mata Anastasia, gemuruh kebencian kembali tersulut di hatinya: "Inginkah kamu merasakan terjatuh dari puncak tertinggi? Dan menjadi bahan lelucon dari semua orang?"

Anastasia menahan rasa sakitnya, dan dengan sinis berkata: "Apa kamu sedang membicarakan dirimu sendiri?"

"Brengsek!"

Kesakitan Marvella Gu seakan baru saja diinjak-injak, amarahnya memuncak, dan dia hampir melayangkan sebuah tamparan, tapi sesaat sesudah itu, amarah itu pun perlahan mulai turun.

Dia tersenyum, dengan alis mempesona: "Kamu ini juga cukup lancang, apa kamu masih berpikir kamu memiliki dukungan dari Tuan Muda Yan?"

Marvella Gu tertawa dengan maniak: Tunggu sampai dia melihatmu seperti ini, tunggu sampai dia menyadari kamu hanyalah sebuah sepatu yang rusak, apa dia masih menginginkanmu? Itu hanya mimpi!"

Kamera yang menyala dan merekam, tawa Marvella Gu yang tak kunjung berhenti, saat ini Anastasia sudah tahu apa yang mereka maksudkan.

"Dasar gila!"

Kemarahan memancar di mata Anastasia, dia menatap ke wajah Marvella Gu dengan penuh kebencian, tangan dan kakinya yang diikat kuat meronta hebat, tapi dia tidak bisa melepaskan diri.

Marvella Gu yang melihat perlawanannya yang sia-sia itu, merasakan suatu kebahagiaan mengalir dalam hatinya.

Tapi ini belum cukup! Dia akan menghancurkan pelacur ini sampai ke titik darah penghabisan!

"Kak, kamu menunggu apa?"

Dengan tidak sabar dia bertanya kepada Robby Gu, dan di waktu sama dia menyipitkan mata, lalu mencengkram bagian depan baju Anastasia, dan dengan sekuat tenaga tangannya, dengan sadis dia merobek kemeja Anastasia!

Novel Terkait

Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu