Demanding Husband - Bab 234 Mati Pun Tak Bisa

Hati Anastasia tenggelam tanpa henti seperti dipenuhi ribuan ton es.

Dia tahu apa yang disentuh oleh jarinya.

Seluruh dindingnya terbuat dari spons tebal yang bisa membuatnya bernapas, dan di luar dindingnya ada sangkat yang dipasang dengan pagar besi.

Nafas Anastasia menjadi tidak terkendali, dan jari-jarinya mencubit-cubit dinding itu.

Kenapa, kenapa dia kembali ke tempat ini lagi?

Ini pasti tidak nyata, dia pasti hanya mengalami mimpi buruk. Ya, pasti seperti ini...

Mimpi buruk seperti itu sudah menyerang tidurnya berkali-kali, memaksanya untuk mengingat kembali ingatan berdarah, dan kemudian terbangun dengan keringat dingin.

Anastasia berbaring lagi, menutup matanya, dan berusaha sekuat tenaga untuk memulihkan ketenangannya.

Dia mengingat adegan terakhir sebelum ia kehilangan kesadarannya.

Sopir yang menyebut dirinya adalah sopir yang dipanggil oleh Marison Xiao, mengubah arah saat dia tiba di bandara, dan ketika dia menyadarinya, dia langsung menyuntikan sesuatu pada tubuhnya.

Jalan yang dia lalui adalah jalan tol bandara, jalan utama hanya menuju ke bandara, dan arah lainnya adalah jalan setapak yang tidak berpenghuni, menuju ke perbatasan antara China dan Kota F yang berdekatan, yang merupakan daerah pinggiran di China, dulu ada rumah jagal yang ditinggalkan tempat dia diculik pada enam tahun yang lalu...

Seolah dicekik oleh seseorang, Anastasia menggigit bibirnya, namun tidak bisa menahan rasa panik yang menjerit di dalam hatinya.

Tempat ini nyata, apa yang dirinya rasakan juga nyata.

Setelah enam tahun, dia sekali lagi kembali ke neraka yang seperti mimpi buruk ini.

Nada dering telepon berdering lagi, Anastasia tercengang sejenak, lalu seolah terbangun, dia segera bangkit dan dengan panik mencari-cari sumber suaranya.

Namun, ia tak berhasil menemukan sumber dering telepon itu.

Telepon berada di luar ruangan gelap ini. Seharusnya ponsel itu terjatuh saat dirinya diseret.

Tidak, tidak mungkin. Orang-orang itu tidak akan terlalu ceroboh. Karena mereka bisa merencanakan penculikannya dengan hati-hati, dan bahkan bisa mengetahui rencana perjalanannya bersama Marison Xiao, bagaimana mereka bisa membuat kesalahan kecil dan mengungkap sarang mereka dengan begitu mudah.

Mereka sengaja. Sengaja membuatnya mendengarkan dering telepon masuk tapi tak bisa meraihnya. Berulang kali menabrak spons di sekitar ruangan, bahkan tempat untuk mengerahkan tenaganya pun tak ada juga.

Anastasia bersandar di dinding yang paling dekat dengan suara telepon, lalu perlahan terjatuh lagi ke lantai.

Namun tak lama kemudian, suara telepon itu menghilang lagi.

Anastasia diselimuti ketakutan besar, tubuhnya tak henti-hentinya gemetar.

Dia tahu betul apa yang akan terjadi selanjutnya.

Tidak ada satu jejak cahaya pun di ruang ini, tidak ada satu pun suara yang terdengar di telinganya. Orang yang kehilangan penglihatan dan pendengarannya, daya pikirnya pun perlahan-lahan akan menurun, waktu dan ruang akan mulai terdistorsi, beberapa menit akan terasa seperti berhari-hari, dan beberapa hari bisa kacau dalam beberapa menit saja.

Entah kapan bisa melihat cahaya lagi, tidak tahu juga apakah dunia luar sana sudah terbalik atau tidak, tidak tahu juga apakah dirinya ini sebenarnya masih hidup atau sudah mati.

Tak lama kemudian, otak manusia akan menghasilkan halusinasi tanpa adanya persepsi dan rangsangan dari luar. Jelas ada banyak ruang di ruangan itu, tetapi dia bahkan tidak berani mengulurkan jarinya, seolah-olah monster pemakan manusia yang tak terhitung jumlahnya sedang bersembunyi di kegelapan dengan sosok tubuhnya yang penuh darah.

Pikirannya mulai runtuh secara bertahap, dah akhirnya menghilang, jadi dia mulai liar, menggila ingin mengakhiri siksaan yang tak berujung ini.

Namun, dia bahkan tidak bisa mati.

Dinding yang khusus dibuat oleh spons menghalangi satu-satunya harapan untuk mengakhiri hidup yang penuh siksaan ini. Dinding ini membuat saraf orang yang tinggal di ruangan ini hancur tanpa ransangan dari luar. Bahkan jika bisa diselamatkan sampai bisa keluar, tidak akan bisa menyelamatkan mentalnya juga.

Ini adalah perasaan tidak bisa bertahan hidup, dan tidak bisa mati juga...

Dengan tangan dan kaki yang dingin, Anastasia menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan dirinya.

Jangan panik, jangan panik.

Orang itu pasti sengaja menculiknya, atau mungkin karena dirinya memiliki nilai guna bagi mereka. Selama ada nilai guna, mereka tidak akan membunuh dirinya dengan secepat itu.

Tangannya tanpa sadar menutupi perut bagian bawahnya, merasakan kehangatan dari ketiadaan yang tersampaikan di dalamnya.

Dia ingin hidup, dia harus hidup!

Nada dering telepon terus berdering beberapa saat. Panggilan telepon dari Cecilia Yan dan Marison Xiao terus berdering. Anastasia diam-diam menghitungnya di dalam hatinya, sampai panggilan ke-32 secara otomatis terputus, dan telepon berhenti bergetar.

Baterai habis.

Anastasia memperhatikan ada periode waktu ketika telepon diam dalam waktu lama, waktunya kira-kira sudah malam hari. Kemudian dering teleponnya terdengar lagi, waktu sudah pagi lagi.

Yah, dia sudah di sini setidaknya satu hari.

Tidak ada yang datang untuk memberinya makan.

Anastasia menganggap ini pesan yang bagus.

Karena ini menunjukkan bahwa tujuan gangster ini bukanlah seperti 6 tahun yang lalu, sengaja menyiksa dirinya dan Kevin Yan untuk merasakan penyiksaan yang teramat panjang.

Tubuh manusia akan mati tanpa air minum hingga tiga hari. Sekarang satu hari sudah berlalu, dia bisa pergi dari sini setelah menunggu paling lama dua hari.

Kekhawatirannya satu-satunya adalah anaknya.

Jika dia sendirian, dia pasti akan menengahi para gangster itu sampai akhir. Tapi bisakah anak itu bertahan sampai pada saat itu?

Juliana Gu mengatakan kalau fisiknya kurang baik, dia harus ekstra hati-hati dalam tiga bulan pertama kehamilannya, tetapi hanya seminggu setelah dia keluar dari rumah sakit, ia malah mengalami kesialan terbesar lagi...

Anastasia putus asa, tetapi tidak berteriak minta tolong.

Dia ingin mempertahankan sedikit kekuatan fisik yang tersisa, menjaga kewarasannya, dan menunggu waktu berlalu sedikit demi sedikit.

……

Windy berdiri di depan jendela bobrok dengan tangan di punggung, tiang-tiang itu berkarat dan berderit oleh angin.

“Kakak Windy, waktunya sudah cukup lama.”

Windy menyentuh dagunya sendiri yang keras, dan perlahan berkata, “Bukankah ini baru dua hari ya, kenapa begitu terburu-buru.”

Pria yang menyamar sebagai pengemudi itu berkata dengan nada kosong: “Biasanya, 72 jam isolasi total akan menyebabkan kerusakan jangka panjang pada otak manusia. Kalau ingin wanita itu tetap terjaga, sebaiknya biarkan dia keluar sekarang juga.”

Windy berbalik, cahaya mengerikan berkedip di bawah matanya.

“Apa yang kamu katakan memang benar. Jika dia gila, permainannya tidak akan menyenangkan lagi.”

Tempat ini memang rumah jagal hewan, lantai serta tangga semuanya berlumuran darah dan bau daging segar. Windy menyenandungkan lagu kecil, menginjak tangga berderit, dan berjalan ke depan kandang khusus.

Tidak terdengar suara apa pun dari dalam. Tenang seolah tidak ada orang sama sekali di dalam sana.

Windy mengerutkan kening, ia merasa tidak senang. Dia tidak mendengar jeritan histeris dari seorang yang sudah ditahan di dalam sana. Sama seperti masakan tanpa bumbu, membuatnya sangat tidak senang.

“Buka.”

Windy menatap gerakan lambat dan membuka celah dari pintunya. Cahaya bersinar ke ruang yang benar-benar gelap, membuat Windy bisa meliht pemandangan di dalam ruangan tersebut.

Seorang wanita sedang duduk di sudut tembok, wajahnya pucat seperti kertas putih, bibirnya kering dan berdarah, tetapi ekspresinya sangat tenang.

Merasakan cahaya yang masuk ke dalam ruangan itu, dia tidak senang, tetapi dengan tenang memblokir cahaya dengan tangannya, membiarkan retina perlahan beradaptasi dengan persepsi cahaya yang baru memasuki ruangan khusus itu.

Windy merasa semakin kesal.

Dia tersenyum dingin, suaranya terdengar seolah seperti kegelapan yang beracun.

“Barbie, kita bertemu lagi.”

Novel Terkait

Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu