Demanding Husband - Bab 60 Hasil akhir

“……”

Jadi ternyata dia juga tahu ini akan mempersulit dirinya?

Tapi mengapa dia mengatakannya begitu jelas dan terus terang, Anastasia tidak bisa mengerti jelas maksudnya, hanya bisa menunggu kata-kata dia selanjutnya.

Namun Morison tidak menjelaskan lebih banyak lagi. Dia melihat jam tangan sebentar, memakai kacamata hitamnya kembali, dan juga menaikkan topi sweaternya.

“Sore ini aku masih ada syuting dua iklan, aku pergi dulu.”

Tidak di sangka dia bilang pergi langsung main pergi, tiba-tiba Anastasia teringat urusan mereka masih belum selesai dibicarakan.

“Tuan Xiao, kontrak itu……”

Morison sudah jalan beberapa langkah, dia mengangkat kontrak yang ada di tangan dan melambaikannya : “Nona Du, harap kita akan segera bisa bertemu lagi.”

Jadi apakah dia masih tetap harus mengikuti semua jadwalnya?

Dia ingin membuka mulut, mengatakan agar berikan dulu kontrak itu padanya, agar bisa melaporkan pada Fera. Kemudian dalam sekedip mata, Morison sudah keluar dari gang sempit ini, dan masuk ke dalam arus keramaian.

Anastasia mengeluh tanpa bersuara.

……

Anastasia memakai kunci untuk membuka pintu, yang menyambutnya adalah wajah heran dari ibu Wu.

“Eh, nyonya muda, mengapa anda pulang awal hari ini?”

Anastasia masuk ke dalam, sambil membuka sepatu seraya berkata : “Pengurus perusahaan memberikan cuti sebulan untukku.”

Setelah bertemu dengan Morison, siangnya dia memang berniat siap-siap untuk langsung kembali ke perusahaan, alhasil Fera sendiri menelepon dia dulu.

Dia kira akan menanyakan masalah Morison, lagi sedang berpikir bagaimana untuk memberi penjelasan, tidak disangka Fera berkata :

“Belakangan ini kamu sudah bekerja keras, pulanglah untuk istirahat beberapa hari.” Kemudian langsung memberinya waktu cuti satu bulan.

Dia merasa heran, namun mendengar nada bicara Fera yang normal, tidak seperti sengaja menyindir atau menyulitkan dirinya, jadi dia mengiyakan.

Ibu Wu mengangguk-angguk : “Betul, tidak salah, sudah harusnya cuti. Nyonya muda kamu harus baik-baik istirahat, coba lihat, ini sudah kurus hingga tinggal tulang.”

Selesai bicara, melihat Anastasia langsung berjalan lurus ke kamar, dia ikut menyusul dan bertanya : “Nyonya muda, anda sudah makan?”

Anastasia terdiam sebentar : “Belum.”

Dia menerima telepon dari Fera dan langsung pulang, namun sudah lewat dari jam makan, dan tidak merasa begitu lapar.

“Aiyo mengapa tidak makan lagi!” Ibu Wu dengan sayang berkata : “Duduk dulu di sofa, segera aku masak untukmu.”

Anastasia ingin bilang biar dirinya sendiri yang lakukan, namun sikap ibu Wu hari ini aneh dan sangat keras, dan dia hanya bisa kembali ke ruang tamu untuk menunggu makanannya.

Melihat ibu Wu tidak memperhatikan ke arahnya, dia mengeluarkan laporan pemeriksaan itu, memantapkan semangatnya, kemudian dibuka pelan-pelan.

Hingga halaman terakhir, hatinya yang cemas akhirnya lega.

Dia sungguh tidak hamil.

Dan gejala-gejala sebelumnya, dokter juga sudah menulis jelas sebabnya.

Radang lambung dan usus, sistem sekresi yang tidak seimbang, kekurangan gizi, kelelahan……

Dia selalu mengira kesehatan tubuhnya sangat baik, tidak diduga setelah diperiksa muncul begitu banyak masalah.

Tetapi ini semua hal kecil dia tidak terlalu peduli : Asalkan bukan hamil, semuanya baik-baik saja.

Anastasia dengan tenang, meletakkan hasil laporan di samping, matanya berputar pada televisi yang sedang menyiarkan headline hari ini.

“Perusahaan Besar Gu terjadi pencurian rahasia perusahaan dan penggelapan, perbuatan menghindari pajak, pagi ini harga saham mulai jatuh drastis, segera akan menghadapi krisis terbesar dalam sepuluh tahun ini……”

Perusahaan Besar Gu?

Dia melihat dengan serius, slide selanjutnya adalah berita di konferensi pers, Robby menghadapi banyak media pers, sosok tubuhnya yang panik dan tergesa-gesa ingin lari.

Heh. Benar-benar sesuai dengan ungkapan lama, balasan karma pasti akan datang.

Anastasia dengan pandangan dingin melihat beberapa komentar, lalu mendengar ibu Wu memanggilnya makan.

“Ayo, cepat makan selagi hangat.” Sambil mengambilkan sayur, ibu Wu menyalahi dirinya dan berkata : “Dasar bocah, sakit lambung tapi masih tidak makan tepat waktu, kelak harus dengar kata-kata ibu Wu, jamin akan merawatmu sampai menjadi putih dan gemuk.”

Anastasia berusaha menelan makanannya, tiba-tiba dari benaknya timbul sebuah pikiran : Mengapa ibu Wu bisa tahu dia sakit lambung?

Namun sedetik kemudian, perhatiannya direbut oleh nasi dalam mangkuknya yang ditumpuk oleh Ibu Wu seperti gunung, membuatnya tidak berpikir lagi.

Melihat dia makan ibu Wu menjadi senang : “Nanti aku akan tanya pada tuan muda, dia ingin makan apa nanti malam, aku akan pergi beli sayur lagi.”

Tangan Anastasia yang memegang sumpit menjadi berhenti, tidak ada semangat di wajahnya : “Tidak perlu tanya dia. Malam juga tidak akan pulang, malah akan mengganggunya.”

Suaranya tetap lembut, namun nada bicara yang terdengar jelas sedikit dingin. Ibu Wu membuka mulut, tapi tidak bicara apa-apa.

Selesai makan, Anastasia membereskan peralatan makan dan bersiap untuk kembali ke kamar, ibu Wu menatap bayangan punggungnya, tidak bisa menahan dan bertanya : “Nyonya muda, apakah anda ada salah paham terhadap tuan muda? Tuan muda cukup baik terhadapmu___”

“Ibu Wu.” Anastasia berkata, memotong kata-katanya : “Aku masih ada urusan yang harus dikerjakan, tidak ngobrol dulu.”

Ibu Wu memanggilnya nyonya muda, dan tidak seperti Jason yang memanggil dia nona Du. Karena ibu Wu tidak tahu betapa sulit status dirinya di dalam keluarga Yan. Dan juga tidak tahu ada orang lain yang dicintai oleh Kevin.

Dia juga tidak ingin menjelaskan, dia tidak ingin memecahkan keseimbangan kerapuhan dan kebohongan dalam rumah ini.

Ibu Wu melihat dia menutup pintu kamar, wajahnya luar biasa kusut.

Segera dia teringat sesuatu, tiba-tiba menepuk kepalanya : “Aiya, tuan muda masih berpesan untuk membeli obat sakit lambung buat nyonya muda, coba lihat ingatanku ini, benar-benar makin tua makin pikun……”

……

Untuk selanjutnya, tidak mudah bagi Anastasia bisa santai.

Tidak hanya di pihak Fera yang tidak ada tugas, bahkan keluarga Du juga tidak ada hal yang harus dia lakukan, dan iklan amal Morison masih dalam tahap persiapan, sementara dia belum perlu sampai ke lokasi syuting.

Beberapa hari yang lalu dia masih mendengar kata-kata ibu Wu, tenang dan santai. Tetapi setelah lewat satu minggu, dia benar-beanr sudah merasa sangat bosan sekali.

Tuan Du pernah mengatakan akan meminta orang lain untuk mewakili dirinya mengambil alih Happy Monk, setelah itu dia tidak mendengar kabar apa pun mengenai Happy Monk.

Dia ada perasaan terhadap Happy Monk, beberapa tahun ini pelan-pelan Happy Monk dijalankan ke jalan yang benar, sekarang sudah sampai waktunya. Anastasia merasa kurang tenang, dan memutuskan untuk pergi melihat kondisi di sana.

Saat sampai di garasi, dia menemukan tinggi mobilnya sedikit janggal. Dalam hati muncul firasat yang tidak baik, melihat lebih teliti, ternyata empat ban mobil tiga diantaranya kempes.

Sepertinya ini perbuatan kedua anak kecil tetangga yang nakal……

Mobil tidak bisa dipakai, juga tidak betah di dalam rumah, dia berpikir sejenak, naik kereta bawah tanah saja.

Dan segera dia menyadari, dirinya telah melakukan sebuah keputusan yang tidak bijaksana.

Saat ini adalah jam sibuk di sore hari, gerbong di dalam kereta sungguh sesak, kumpulan orang saling berdesak-desakan, tanpa sengaja dia terdesak sampai ke belokan dekat pintu masuk.

Anastasia mendongak dan melihat papan petunjuk, masih ada tiga stasiun.

Kemudian dia merasa ada yang janggal___

Di belakangnya ada seorang pria yang selalu mendesak ke arah dirinya, awalnya dia tidak memperhatikan, mengira karena banyak orang, tapi ada kalanya jelas-jelas di belakang pria itu tidak ada orang, dia masih tetap tidak berhenti ingin menempel pada dirinya.

Seketika Anastasia menjadi sadar. Segera perasaannya menjadi sedikit kacau___

Dalam setahun dia hanya beberapa kali naik kereta bawah tanah, tidak di duga dalam kereta listrik ini masalah yang kemungkinannya sangat rendah terjadi telah ditemui oleh dirinya.

Kira-kira orang ini adalah penjahat kambuhan, pintar sekali memilih titik, berdua berdiri di sudut belokan, dia juga tidak setinggi orang itu, garis pandangan orang lain tertutup oleh sosok tubuh orang ini, tidak bisa melihat keadaan di dekatnya.

Melihat Anastasia tidak ada reaksi, membuat orang itu muncul niat jahatnya, mengulurkan tangan mengarah ke arah dirinya dan merabanya dengan tidak sopan, dan juga menyusuri garis pinggangnya pelan-pelan menuju ke bawah……

Novel Terkait

Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu