Demanding Husband - Bab 219 Istirahat

Wajah Yunika Yu yang menggunakan riasan tebal itu tampak terdistorsi, dan dia menatap ke arah bayangan punggung Anastasia dengan tatapan penuh kebencian, tanpa bisa menemukan celah untuk memutar balik perkataannya.

"Nona Kedua apanya! Dengar kan perkataanku baik-baik, jika aku sampai mendengar kalian memanggilnya seperti itu lagi, aku akan memecat dan mengusir kalian semua!"

Para pembantu itu saling memandang, mereka tidak berani menentang Yunika Yu dan hanya bisa menyanggupinya.

"Tidak ada yang tahu apa yang terjadi pada Hendy pada saat itu, masih pula membawa bocah liar itu ke rumah......"

Makian ketus Yunika Yu terus berlanjut tak henti, dan Anastasia sudah berjalan sampai ke depan pintu ruang baca Hendy Du.

Dia mengetuk pintunya, dan setelah mendengar sahutan suara Hendy Du, dia pun mendorong pintu itu dan masuk ke dalam.

Hendy Du dengan kacamata kunonya, sedang duduk di bawah lampu baca dan membaca sebuah buku yang sangat tebal, orang itu terlihat penuh kasih, seperti seorang cendekiawan tua yang sangat suka belajar.

Gambaran ini, melekat dengan jelas di benak Anastasia semenjak dia masih berumur enam tahun, dan gambaran itu menjadi semakin dalam seiring hari berlalu.

Hendy Du baginya, adalah sesosok tuan dan ayah, bagaikan keberadaan seorang dewa, membuatnya mengejarnya dengan rasa terima kasih dan kekaguman, berusaha mati-matian untuk menyelesaikan tugas yang diberikan untuknya, hanya demi mendapatkan elusan lembut di kepalanya, lalu dengan senyum puas berkata: "Tasia, itu kerja yang bagus."

Demi untuk mendapatkan satu kalimat itu, dia bertahan selama bertahun-tahun ini, demi untuk mendapatkan pengakuan Hendy Du, barulah bisa membuktikan keberadaannya, harganya, dan tidak lagi menjadi spesies liar atau sampah di mata orang lain......

Hendy Du menunggu begitu lama, tapi tidak mendengar suara seorang pun, dan dia merasa sedikit heran lalu mendongakan kepalanya dari lembaran buku yang baru dibaliknya.

Dia melihat ke arah Anastasia yang berdiri di depan pintu, ekspresinya tiba-tiba menjadi suram, dan perasaan kebaikan dan kelembutan sebelumnya menghilang hampir seketika.

Tapi Hendy Du dengan sangat cepat mengendalikan diri dan kembali normal, dan diam-diam menyembunyikan ketidakwajarannya sesaat.

"Tasia? Mengapa baru pulang sekarang?"

Dia cepat-cepat bangkit berdiri, wajahnya tampak marah: "Bocah ini sungguh, tidak terlihat batang hidungnya saat malam tahun baru. aku menyuruh mereka membuatkan makanan tahun -------"

"Tidak perlu."

Kata-kata sopan Hendy Du seketika dipotong oleh Anastasia dengan lembut.

Dia berkata dengan datar: "Tuan Du, kali ini aku kembali, hanya untuk melaporkan kepada anda tentang diskusi dengan Henry Liu saat yang lalu, dan tidak akan berlama-lama di sini."

Wajah Hendy Du kembali menegang, tapi dia masih berkata dengan tenang: "Benar, itu perlu. Tua bangka itu, masih ingin menggunakan nama Cooper untuk memecah belah keluarga kita! Tasia, bagaimana hasil pembicaraan kalian? Henry Liu menginginkan 1/3 dari saham, kamu tidak memberinya kesempatan bukan?"

Anastasia mengangguk: "Tidak, aku berkata kepadanya bahwa itu tidak mungkin."

Hendy Du tersenyum dengan puas: "Kamu paham lebih banyak daripada Cooper si bocah itu. Tasia, kerja yang bagus."

Kerja yang bagus.

Saat Anastasia kembali mendengar tiga kata tersebut, tak terasa tubuhnya mulai gemetar, dan matanya terasa perih.

Dia menurunkan pandangannya, dan menyembuyinkan segala perasaan yang tersirat di matanya, lalu terdiam untuk waktu yang cukup lama.

"Tuan Du."

Setelah beberapa saat, dia pun perlahan kembali membuka mulutnya, suaranya terdengar sedikit serak: "Tentunya Anda tahu, apa yang sebenarnya diinginkan oleh Henry Liu."

Hendy Du terdiam sesaat, ekspresinya terlihat tidak wajar.

Anastasia terus menundukkan kepala: "Dia berkata dia mencapai kesepakatan denganmu, dia ingin kamu mengantarkan nyawa Anabelle kepadanya, barulah dia akan sepakat tidak membicara kan tentang.... masalah yang lalu."

Mendengar sampai di sini, wajah Hendy Du menjadi muram, kilatan sinar di matanya menjadi gelap.

Dia tidak bisa menutupinya, dan mengambil langkah yang lebar ke depan, dan mencengkeram bahu Anastasia.

"Apa yang dikatakan Henry Liu kepadamu?" Sorot matanya sangat tajam: "Dia memberitahumu bukan? Masa lalu? Berapa banyak yang kamu tahu!"

Hendy Du menatap Anastasia lekat-lekat, berusaha untuk mengorek informasi dari wajahnya.

Dia sebenarnya tidak takut Anastasia mengetahui kejadian sesungguhnya di saat itu, lagipula Anastasia sangat menurut, dan juga mudah dikendalikan. Tapi hubungan Anastasia dan Cooper Du cukup bagus, bagaimana jika dia sampai memberitahu Cooper Du?

Tidak, ini bukanlah hal yang paling mendesak.

Hal yang paling buruk adalah, saat Cooper Du berbalik dan melawannya, apakah Anastasia akan juga membangkang lalu membantu Cooper Du?

Lalu senjata mematikan yang dirawatnya dengan penuh hati-hati hingga tumbuh dewasa ini, akan direbut oleh orang lain secara sia-sia?

Anastasia termangu.

DIa tidak pernah melihat sosok Hendy Du yang menakutkan seperti ini.

Bahkan, dia sampai merasakan, di dasar tatapan Hendy Du yang penuh kebencian itu, ada pula tersirat sebuah keinginan untuk membunuh.....

Anastasia tak kuasa menahan tubuhnya yang mulai gemetaran, rasa dingin merambat dengan cepat dari dasar lubuk hatinya dan seakan membekukan kedua tangan dan kakinya.

Hendy Du menyadari wajah Anastasia terlihat pucat, dan seketika menyadari bahwa emosinya terlalu meluap-luap, dan perlahan melepaskan tangannya.

"Aku tidak tahu."

Beberapa menit setelah itu, dengan wajah pucat Anastasia menggelengkan kepalanya: "Henry Liu tidak mengatakan apapun kepadaku. Aku hanya tahu, anda sudah melakukan kesepakatan itu dengannya."

Hati Hendy Du seketika menjadi lega, lalu menghela nafas panjang.

"Oh, begitu." Dia menjawab dengan datar: "Baiklah kalau begitu. Tasia, ada beberapa hal yang tidak bagus jika kamu ketahui, dan bisa menjadi sangat berbahaya. Kamu harus mengerti kepedihan hati ayah."

"Pulanglah."

Setelah mengatakan hal itu, Hendy Du pun berjalan kembali ke balik meja belajarnya dengan ekspresi muram.

Tapi Anastasia masih berdiri di posisinya semula, dia pun mendongakan kepala dengan sedikit tidak sabar: "Masih ada lagi yang ingin kau katakan?"

Sekarang ini dia tidak memiliki waktu untuk meladeni Anastasia. Kemunculan Henry Liu berada di luar perhitungannya, membuatnya begitu gugup, dalam benaknya penuh dengan pikiran bagaimana caranya membalas Henry Liu.

"Ayah."

Mendengar suara serak dan pelan itu, Hendy Du termangu sejenak sebelum akhirnya menyahut: "Hmm?"

Anastasia mengangkat pandangannya, kedua matanya terlihat merah, namun dia tidak meneteskan air mata.

Dia berkata dengan pelan: "Tuan Du, selama ini aku ingin memanggilmu seperti tadi."

"Saat aku berusia enam tahun anda mengambilku, dan memberitahu kepadaku, bahwa anda akan menjadi keluargaku, menjadi ayahku."

"Aku pada saat itu, merasa sangat-sangat senang."

"Tapi saat pertama kalinya aku memanggil Ayah, kakak tak berhenti menangis dan merengek, apa anda ingat?"

"Dia berkata, bahwa dialah anak perempuan satu-satunya di Keluarga Du, bukan aku. Bibi Yu sangat marah, dan melemparku ke dalam kolam seharian."

"Semenjak saat itu, aku tidak lagi berani memanggil anda."

Hendy Du mengernyitkan dahi: "Bibi Yu mu itu memang berlidah tajam, jangan kamu masukkan dalam hati."

Anastasia menggelengkan kepala perlahan: "Aku tidak menyalahkan Bibi Yu. Tapi aku tahu yang dikatakan kakak itu benar adanya."

"Selamanya, aku tidak akan pernah menjadi anak perempuan Keluarga Du."

Mendengar sampai di sini, Hendy Du pun perlahan mulai paham, kerutan di dahinya terlihat semakin dalam: "Tasia, kamu ------"

"Tuan Du, terima kasih atas kasih sayangmu selama dua puluh tahun ini, dulu aku selalu merasa, aku takut seumur hidup pun aku tidak akan bisa mengembalikannya kembali kepadamu."

"Tapi sekarang, Anastasia Du sudah mati, dia mati di bawah pistol Henry Liu, dia mati menggantikan Anabelle, anak perempuan anda yang seharusnya."

Anastasia mengangkat tatapannya ke arah orang tua yang selama ini dihormatinya, dia bergumam dengan lirih.

"Tuan Du, aku harap kali ini, aku bisa mengembalikannya seutuhnya."

Setelah mengatakan kalimatnya yang paling terakhir, dia seperti sudah menggunakan seluruh kekuatannya. Langkahnya terasa begitu berat, dan dia seakan akan merobek bibirnya dengan gigitannya, barulah akhirnya dia meninggalkan ruang baca yang sudah terukir dalam sumsum tulangnya itu.

Seperti rasa sakit membelah tulang, dalam keredupan malam ini, dia mengubur cinta keluarganya selama dua puluh tahun ini, kerja keras selama dua puluh tahun ini.

Dari awal hingga akhir, matanya hanya merah dan terasa perih, namun sama sekali tidak meneteskan setetes air mata.

Kekecewaan yang mendalam terpapar di wajah Hendy Du yang ditinggalkannya, beberapa saat kemudian, niat membunuh di matanya melesat dengan pesat!

Novel Terkait

Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu