Demanding Husband - Bab 354 Nanti saat tidak ada orang kita baru mencobanya

Setiap kata yang Kevin Yan ucapkan, masuk ke gendang telinga Anastasia dengan jelas, lalu membuat denyut jantungnya berdebar dengan tidak karuan.

Seiring dengan kata-kata pria itu dia merasa dirinya menjadi sulit bernapas, jantungnya berdebar dan sarafnya berdenyut.

"Aku membuatmu takut, bukan?"

Kevin Yan merasakan tubuh wanita yang berada di pelukannya gemetar, sudut bibirnya terangkat dan menertawakan dirinya dengan getir.

"Tapi ini adalah isi hatiku yang sesungguhnya, aku ingin kamu mengetahuinya."

Pasang surut yang terjadi dalam perjalanan panjang mereka selama sembilan tahun, adalah perbedaan di antara mereka berdua.

Di ruang dan waktu yang salah, mereka terus-menerus salah paham dan merindukan satu sama lain.

Kevin Yan tidak akan pernah membiarkan dirinya melakukan dua kesalahan dalam hal yang sama.

Satu kesalahan, hampir membuatnya kehilangan cintanya. Dia sangat menyesali hal ini, dia tidak sanggup mengalami hal yang sama untuk kedua kalinya.

Meskipun saat dia mengatakan semua isi hati yang paling gelap ini, mungkin akan membuat Anastasia merasa takut dan terkejut dengan sifat posesifnya yang berlebihan... dia harus mengatakan semua ini.

Ini adalah gaya dan prinsipnya.

Anastasia yang dipeluk oleh Kevin Yan di dalam pelukannya, tidak bersuara dalam waktu yang lama, yang ada hanya suara napas yang sedikit tidak beraturan.

Kevin Yan menahan amarahnya dan menunggu tanggapannya dengan tenang, tetapi yang menanggapinya hanya keheningan dalam waktu yang lama.

Pria itu menunduk, di matanya melintas kesedihan dan kekecewaan.

Sudah sangat bagus, bukan?

Kevin Yan berkata pada dirinya di dalam hati.

Dia bahkan dengan blak-blakan mengatakan niatnya untuk menghancurkan CC. Sekarang Anastasia masih bisa diam dalam pelukannya dan tidak menghadiahinya sebuah tamparan, sudah sangat bagus ...

Kevin Yan sedikit melonggarkan lengannya, dia menyembunyikan kesedihan dibalik suaranya yang lembut.

"Sudah, ayo kembali, Cecilia Yan masih menunggu kita—"

"... Kamu sudah... seutuhnya ..."

Anastasia tiba-tiba mengeluarkan suara, suaranya sangat lembut, dia bersandar di dada Kevin Yan dengan sedih.

Mata Kevin Yan bergerak, tapi dia tidak mendengar dengan jelas kata-katanya yang terputus-putus: "... Apa?"

Dengan lembut Anastasia mendorong Kevin Yan menjauh lalu dia berdiri tegak, matanya yang jernih sedikit basah.

Dia akhirnya mengerti pemikirannya yang salah.

Dia yang sembarangan menebak pemikiran Kevin Yan.

Setelah mereka kembali bersama, dia tidak mengatakan banyak hal, tidak melakukan banyak hal, seolah-olah dengan sengaja mencoba menutup semua kenangan yang tidak menyenangkan di masa lalu.

Dia tidak ingin Kevin Yan merasa bersalah terhadapnya, takut menghadapinya, jadi dia ingin menunjukkan dirinya tidak peduli. Dia bahkan bertanya kepada Kevin Yan apakah dia ingin pergi melihat Anabelle.

Sekarang kelihatannya pertanyaannya ini sangat menyakitkan hati, seperti teguran Kevin Yan barusan, yang menyakitkan hati.

Dia memilih untuk menghindari masalah dan menjaga jarak agar hubungan mereka bisa berlanjut.

Tapi pria ini memilih untuk membuka hatinya, bahkan isi hatinya yang paling gelap pun dia katakan secara terbuka kepadanya.

Tadinya dia ingin mereka berdua menjalani masa depan tanpa memiliki beban.

Tapi hasilnya malah sebaliknya. Sikapnya yang diam semakin lama membuat beban yang tidak terlihat menjadi semakin berat, dan bahkan pria yang sombong ini menjadi khawatir.

Entah kenapa mata Anastasia memerah, tetapi tatapan matanya jernih dan lembut seperti air jernih.

"Kamu sudah memilikiku seutuhnya ."

Bukankah sebenarnya percintaan sangat sederhana?

Kenapa membuatnya begitu rumit, dan sangat berhati-hati?

"Kevin Yan, kamu sudah memilikiku seutuhnya ."

Tatapan matanya bertemu dengan mata pria itu, saat dia berbicara dengan pelan, suaranya sedikit bergetar.

"Di sini, selain kamu, tidak ada tempat untuk orang lain."

Anastasia mengangkat tangan kanannya dan mengenggam dadanya, lalu lekukan senyuman yang lembut muncul di sudut bibirnya.

"Mungkin ... bahkan tidak ada tempat untuk diriku sendiri.

Dia terkekeh, tapi dia tidak sedang menertawakan diri sendiri, tidak ada emosi lain, dia hanya dengan gamblang mengatakan sebuah kebenaran.

"Kalau ini masih belum cukup untukmu, aku benar-benar tidak tahu ... apa lagi yang bisa kuberikan padamu."

"..."

Kevin Yan menatapnya, dia diam dalam waktu yang lama, dan seperti membeku di dalam kamera.

Satu-satunya hal yang berubah adalah matanya, matanya yang sangat gelap dan cemerlang, seperti pusaran tak berdasar yang menelan segala sesuatu di sekitar mereka ke dalam lubang hitam tak berujung.

Di seluruh dunia, hanya tersisa wanita yang berdiri di depannya. Wajahnya cantik dan lembut, warna bibirnya bahkan lebih indah dari pada bunga sakura, dia menatapnya sambil tersenyum.

Seperti sebuah lukisan, indah hingga membuat hati orang yang melihatnya berdebar

Detik berikutnya, lukisan yang diam ini koyak, Kevin Yan tiba-tiba mencondongkan tubuhnya ke depan, lalu dia mengangkat dagunya, dan menciumnya dalam-dalam.

...

"Kevin Yan ... tunggu sebentar ..."

Di kamar tidur utama, di atas tempat tidur indah yang empuk dan besar, tubuh dua insan yang bertautan ini tak terpisahkan.

Kevin Yan menjulurkan jarinya yang panjang dan ramping, untuk membelai bibir Anastasia yang dia cium hingga memerah, lalu dia menatapnya dalam-dalam.

"Aku bisa menunggu sampai sekarang dan membawamu ke kamar tidur, seharusnya kamu memuji kesabaranku."

"..."

Anastasia menggigit bibirnya dan menatap Kevin Yan dengan matanya yang basah.

Apakah ini patut di puji? Kesannya dia telah menindasnya, apakah dia ingin melahapnya di halaman depan Kediaman Yan di siang bolong?

"Betul sekali."

Sudut bibir Kevin Yan menyeringai, di bawah cahaya redup matahari terbenam yang menyusup masuk ke dalam kamar tidur wajahnya yang dingin terlihat sangat seksi dan ... berbahaya .

"Aku benar-benar ingin memelukmu di bawah pohon sakura itu, tapi hari ini ada orang luar di sini, aku tidak ingin orang lain melihatmu."

Pupil mata Anastasia mengecil, apakah pria ini tiba-tiba memiliki kemampuan menebak pikiran?

Tidak, pokok permasalahannya bukan di sini ... dia benar-benar berpikiran seperti itu?

Dia masih punya malu atau tidak!

Kevin Yan melihat ekspresi wajah Anastasia sedikit berubah.Kendatipun dia tidak berbicara, seluruh isi pikirannya tertulis di wajahnya.

Dia tertawa, lalu berkata dengan suaranya dadanya yang dalam dan bergetar.

"Jangan malu. Nanti saat tidak ada orang di rumah kita baru mencobanya."

"..."

Mencoba?

Pipi Anastasia memerah dengan kecepatan yang dapat terlihat dengan mata telanjang, matanya yang basah menatap pria itu dengan marah.

"Jangan harap — uh!"

Bibir yang membara menyerbu dan menyerangnya.

Kevin Yan berpikir, wanita ini pasti tidak tahu betapa menggodanya dia sekarang.

Bahkan tatapan matanya yang marah terlihat sangat menggoda.

Beberapa detik yang lalu, tatapan mata itu menatapnya sambil tersenyum, dan memberitahunya--

"Kamu sudah memilikiku seutuhnya."

Kalimat yang sederhana ini membuat Kevin Yan merasa seolah-olah semua organ internalnya telah diserbu dengan kegembiraan dan debaran, hingga hancur seluruhnya .

Dia menghela napas dalam-dalam di dalam hatinya, lalu memberikan ciuman yang paling intens kepadanya.

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu