Demanding Husband - Bab 374 Extra: Perebutan Kasih Sayang Antara Ayah dan Anak Dalam Keluarga Yan (3)

Bakpau kecil memainkan bibirnya, matanya memerah, sudut matanya penuh dengan air mata, setelah selesai pemanasan, dia siap menangis keras.

Kevin Yan berjalan dengan melipat tangan kemudian menatapnya dengan santai.

"Ibumu baru saja tertidur. Jika kamu berani membangunkannya, aku tidak akan mengampunimu."

"..."

Bakpau kecil bergumam sebentar dan duduk dengan patuh di samping pria itu.

Ayah dan anak, satu besar dan satu kecil, mencapai keharmonisan yang menakjubkan.

Setelah Ibu Wu menyelesaikan pekerjaannya dan berjalan ke ruang tamu, dia tersenyum melihat Kevin Yan sedang menemani Bakpau kecil di sampingnya.

"Tuan, lihat, anak kecil ini sangat imut, mirip dengan Anda saat kecil!"

Kevin Yan menunduk dan menatap si kecil yang tergeletak di pangkuannya, Bakpau kecil juga mengangkat kepalanya menatapnya dengan mata lebar.

Ayah dan anak itu saling memandang selama lebih dari sepuluh detik, kemudian secara bersamaan berpaling, sama-sama tidak saling menyukai.

Ibu Wu: "..."

Ibu Wu terbatuk, kemudian tersenyum dengan wajahnya yang penuh kerutan, "Lihat, kalian berdua memiliki kebersamaan dalam hati!"

"..."

Ibu Wu, kamu benar-benar tidak perlu mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan hatimu.

Bakpau kecil merangkak ke sofa lain, kemudian merangkak kembali dengan membawa sebuah buku yang lumayan tebalnya di tangannya.

Kevin Yan menunduk dan menyadari bahwa itu adalah sebuah album foto.

"Oh, itu, aku baru saja membawanya untuk tuan muda."

Ibu Wu melirik pintu kamar yang masih tertutup rapat dan merendahkan suara karena berpikir bahwa Anastasia masih sedang istirahat.

"Tadinya tuan muda sedang berbaring di luar pintu kamar dan menolak untuk pergi, aku memberinya banyak mainan untuk menghiburnya, tetapi dia sama sekali tidak tertarik, pada akhirnya dia melihat album yang berada di atas rak dan ribut ingin mengambilnya."

Seolah ingin mengkonfirmasi apa yang dikatakan Ibu Wu, Bakpau kecil melambaikan tangan kecilnya dan menepuk album fotonya, "Yi? Ya!"

Kevin Yan membuka album foto, di dalam album berisi foto perjalanan bulan madu dirinya dan Anastasia.

Bakpau kecil ingin melihat fotonya, namun karena tubuhnya yang kecil, tidak bisa melihatnya, kemudian dia terus mengoceh dengan cemas.

Kevin Yan langsung mengendongnya dan membiarkan dirinya duduk di pangkuannya dan melihat foto bersama dengan dirinya.

Setiap foto di dalam album menceritakan kenangan manis antara dirinya dan Anastasia.

Tatapan Kevin Yan perlahan menguraikan wanita cantik di foto itu.

Dia berjalan di sebuah jalan yang kecil, dengan tanaman berwarna hijau yang tak terhitung jumlahnya di kedua sisinya.

Dia sedang duduk di lautan bunga, matanya dipenuhi dengan kebahagiaan dan senyumnya sangat indah.

Wajahnya dari samping terlihat sangat lembut, seperti goresan bayangan hitam, tidak perlu menggunakan tinta yang terlalu tebal juga akan membuat orang terpesona melihatnya.

Bayangannya sangat lembut, seperti penyatuan laut dan langit, terlihat sangat sempurna.

Kevin Yan melihatnya satu per satu, Bakpau kecil masih bersamanya, setiap kali Kevin Yan melewati satu lembar, Bakpau kecil bergumam sebentar, sepertinya tidak tega. Namun saat foto berikutnya muncul lagi di hadapannya, dia langsung diam lagi.

Suasana harmonis ini terus berlangsung, sampai saat Kevin Yan membalik foto terakhir, Bakpau kecil tiba-tiba menjadi heboh.

"Ya, ya!"

Tangan kecilnya yang putih dan lembut menepuk-nepuk lembut lembaran foto tersebut, matanya sangat bersinar menatap pria bertubuh tinggi yang berada di belakangnya.

Tatapan Kevin Yan terbengong sesaat.

"Kamu suka yang ini?"

Bakpau kecil buru-buru mengangguk, matanya yang besar dan hitam bersinar.

Bibir Kevin Yan terangkat tanpa sadar, sepertinya ada lapisan arus hangat di mata hitam pekatnya dan sepertinya bisa melelehkan seluruh kedinginan yang terjadi sebelumnya.

"Hei bocah kecil, kamu lumayan ya."

Dia berbicara dengan pelan dan ada senyuman yang meluap dari dalam hatinya, kemudian mengangkat tanganya untuk mengusap pelan kepala kecil Bakpau kecil..

"Setidaknya, memiliki pandangan yang sama baiknya denganku."

Bakpau kecil akhirnya bisa bersatu dengan ayahnya yang selalu memiliki wajah seperti es, dia sangat gembira dan tertawa dengan sangat imut.

Mata Kevin Yan tertuju pada foto terakhir.

Wanita di foto itu melihat ke arah kamera, sedikit malu-malu namun sangat manis.

Gaun pengantin buatan tangan yang dibuat dengan baik bisa menguraikan postur tubuh rampingnya dengan sangat indah, memperlihatkan bahu bulatnya yang bergelombang seperti puncak gunung dan tulang kupu-kupu yang rapuh dan indah.

Matanya yang jernih dan lembab, seolah bisa menembus jarak ruang dan waktu dan tiba-tiba menarik Kevin Yan ke dalam masa lalu mereka.

Dia masih ingat Anastasia kaget saat melihat gaun pengantin yang tiada keduanya itu.

"Kamu... kenapa gaun pengantin ini bisa bersamamu?"

Kevin Yan hanya tersenyum dan tidak menjawab, hanya menyatakan fakta dengan lembut, "Ini gaun yang kamu suka."

Kevin Yan menjawab pertanyaan Anastasia dengan datar.

Apa yang Anastasia suka, dia akan membawanya sampai ke hadapannya, hanya untuk melihat ekspresinya yang penuh dengan kebahagiaan dan kejutan.

Anastasia mengeluarkan gaun pengantinnya, gaun pengantin yang dia sukai pada awal pertama melihatnya, setelah melewati bertahun-tahun, gaun tersebut masih bersinar bahkan lebih indah dari sebelumnya.

Kevin Yan memeluknya dari belakang dan berbisik di telinganya.

"Setelah kamu mencobanya, aku langsung membelinya. Tidak ada orang kedua yang memakainya. Gaun itu hanya milikmu."

Gaun itu hanya milikmu.

Mata jernih Anastasia bergetar, menimbulkan beberapa lapisan air mata.

Dia akhirnya mengerti penjelasan Kevin Yan dan permintaan maaf yang dia curahkan di balik penjelasan tersebut.

Pria ini selalu takut dia akan terluka dan kesakitan. Tidak peduli apakah penderitaan dan rasa sakit ini karena orang lain atau karena dia.

Anastasia ingin memberitahunya bahwa pada kenyataannya, rasa sakit yang telah disakiti telah lama menghilang.

Setiap bekas luka kecil telah dibungkus dan disembuhkan oleh cintanya yang tulus. Meskipun dia tidak berkata, namun dia selalu menggunakan tindakan paling sederhana untuk membuatnya mengerti betapa dia peduli padanya.

Anastasia berbalik, menghadap pria yang memeluknya, keduanya saling berdekatan hingga suara napas mereka bercampur satu sama lain.

"Aku sangat menyukainya."

Dia berjinjit dan memberikan ciuman pada wajah tampan pria itu, "Terima kasih."

Di dalam mata hitam Kevin Yan hanya ada bayangannya yang lembut dan kuat.

"Jika begitu coba kamu memakai sekali lagi untukku."

Kevin Yan mengangkat tangannya dan mengusap rambutnya, rambut hitamnya lembut seperti sutra.

"Terakhir kali kamu mencobanya di ruang pas, pencahayaannya sangat buruk sehingga aku tidak melihatnya dengan jelas."

Anastasia agak malu dan berteriak, "Di sini? Tunggu, tunggu lain kali ya, aku juga akan memakainya di pesta pernikahan kita..."

"Tidak boleh."

Pria itu langsung menyela ucapannya yang sedang mengelak, "Jika tunggu kamu memakainya di hari pernikahan kita, maka kamu akan dipandang oleh seluruh orang di dunia ini, jadi itu tidak termasuk kamu memakainya untukku seorang."

Anastasia selalu tidak bisa menolak permintaan apa pun dari Kevin Yan, terutama ketika dia memandang dirinya dengan penuh kasih sayang, seolah dia adalah segalanya.

"...Baiklah, tunggu aku sebentar."

Sambil menunggu, Kevin Yan sambil mengingat kembali adegan saat pertama kali dia mengenakan gaun pengantin, adegan tersebut tersimpan dalam benaknya. Saat itu, dirinya sangat cantik dan mempesona, membuat dirinya sulit melupakannya dalam waktu yang lama.

Bagaimana dengan kali ini?

Ketika dia akhirnya memilikinya sepenuhnya dan tidak ada lagi celah, keluhan, atau jeda di antara mereka, wanita seperti apa yang akan dia lihat kali ini?

Waktu berlalu dan pintu ruangan dalam terbuka dengan lembut, Anastasia memakai sepatu hak tingginya yang mengilap dan berjalan keluar secara perlahan.

Dia berdiri tidak jauh darinya, dalam sekejap semua cahaya seperti mengelilingi dirinya, di dalam mata Kevin Yan hanya ada Anastasia.

Dia cukup gugup, pipinya sedikit memerah dan terdengar suaranya yang sedikit sesak.

"Bagus tidak?"

Kevin Yan tidak langsung menjawabnya.

Pada saat itu, yang dia lakukan hanyalah mengeluarkan kamera dan dengan lembut menekan tombol shutter pada kamera.

Kali ini, yang dia lihat adalah Anastasia yang abadi.

Nada yang lembut menarik Kevin Yan kembali ke kenyataan, di dalam album foto di depannya, seorang wanita cantik dengan gaun pengantin tersenyum tipis padanya.

Kevin Yan mengulurkan tangannya dan membelai wanita di dalam foto tersebut. Jari-jari kelingking lembut Bakpau kecil naik dan menimpa jari ramping pria itu.

"A...Ma...ma..."

Mata Kevin Yan bergerak dan cahaya terang melintasinya.

"Katakan sekali lagi, siapa dia?"

Bakpau kecil menyeringai dan berseru dengan suara halus, "Ma...ma...ma..."

Bibir Kevin Yan kembali mengeluarkan kata-kata yang tidak enak didengar.

Hei, sudah bisa bicara.

Tidak terlalu bodoh.

Layak untuk menjadi anak Kevin Yan.

Dia meraih tangan Bakpau kecil dan meletakkannya di telapak tangannya dengan hangat, ada kesenangan dalam matanya.

"Benar, dia adalah ibumu."

Suara pria itu terdengar sangat rendah dan lembut, seolah dia sedang membujuk bayinya dan seolah-olah dia sedang membuat janji abadi.

"Jadi, kamu harus melindunginya bersamaku."

Bakpau kecil mengedipkan mata besarnya dan wajahnya terlintas sedikit kebingungan, "Ya?"

Kevin Yan meremas wajah kecilnya yang tembam, kemudian tersenyum dalam, "Dasar bocah kecil."

...

Ketika Anastasia bangun, dia kaget saat menyadari bahwa matahari sudah terbenam.

Perutnya sedang memprotes kelaparan, kedua kaki dan tangannya terasa kesemutan dan tidak bertenaga.

"Bajingan itu."

Anastasia tidak bisa menahan diri lalu mengutuk pria yang membuat dirinya sakit punggung hingga tidak bertenaga ini, kemudian dia menyingkirkan selimut dan duduk.

Cupang keintiman tercetak di tubuhnya, wajah Anastasia tersipu malu dan dengan cepat mengencangkan piyamanya.

Setelah membuka pintu kamar tidur, bau masakan Ibu Wu di dapur tercium olehnya dan Bakpau kecil mengoceh di dalam ranjang bayinya.

Anastasia berjalan mendekat dan memeluk tubuh mungilnya yang lembut, Bakpau kecil akhirnya menunggu kedatangan Anastasia, kemudian melambaikan tangan kecilnya dengan gembira.

Anastasia memperhatikan secarik kertas kecil yang tergenggam erat di tangan kecilnya.

"……apa ini?"

Bakpau kecil tersenyum bahagia dan kepala kecilnya bersandar di tubuh Anastasia, dia juga telah mengabaikan kertas tersebut kemudian melepaskannya.

Kertas itu tergelincir dan jatuh ke telapak tangan Anastasia.

Sebuah nama, tulisan tangan yang cukup akrab.

Charles Yan.

Anastasia menatap nama ini dengan ekspresi sedikit terbengong dan bergumam.

Char-les-Yan.

Dia terus-menerus menyebut nama ini dan seketika mengerti maksud dari tulisan ini, senyuman bahagia muncul di sudut bibirnya.

Beberapa saat kemudian, Anastasia menyimpan catatan kertas yang ditinggalkan oleh pria itu di tangannya dan mencium wajah merah muda bayi itu dengan lembut.

Dia berpikir bahwa ini benar-benar nama yang bagus.

Novel Terkait

Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu