Demanding Husband - Bab 329 Dia Menolong Aku

Anastasia tertegun dan pikirannya kosong.

Dia tidak tahu ini adalah kenyataan atau hanya sebuah ilusi.

Jika sebuah ilusi mengapa pelukan ini begitu familiar hingga ingin membuatnya menangis?

Jika adalah kenyataan...............bagaimana mungkin?

Tubuh Anastasia membeku dan membiarkan orang itu untuk memeluknya tanpa berani bergerak sedikit pun biarpun ini hanya sebuah ilusi.

Dia menempelkan telinganya pada dadanya dan terdengar suara detak jantung yang membuat darahnya yang dingin menjadi adanya sedikit kehangatan.

"Anastasia."

Suara yang dalam dan lembut itu berhasil menguasai seluruh indra pendengar Anastasia.

Dia menggerakkan tubuhnya dan pandangannya bergerak sedikit demi sedikit, Yang menarik perhatiannya adalah garis tegas, garis bibir dingin, dan ... pupil tanpa dasar.

Anastasia menggerakkan bibirnya, tetapi dia bahkan tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun, matanya kosong, dan kulit pucatnya membuat orang-orang menjadi sedih.

Sambil menghela nafas, pria itu mencium ujung rambutnya.

"Jangan takut aku ada di sini."

Di lubuk hatinya seperti ada sesuatu yang runtuh dan menyebabkan keributan yang tak terhitung jumlahnya.

Kesenjangan antara ruang dan waktu sangat tepat pada saat ini. Gadis yang menahan rasa sakit sendirian sembilan tahun yang lalu, gadis yang menunggu dan menunggu, akhirnya menangkap secercah cahaya terakhirnya.

Anastasia memejamkan mata dan merasakan nafas panas di rongga dada yang dalam melonjak naik ke pembuluh darah, kelenjar air mata kehilangan kendali dan air mata yang jernih mengalir tanpa suara.

Ciuman yang hangat dari pria itu jatuh satu per satu, mencium air matanya yang terus mengalir dan mata hitamnya dipenuhi dengan cinta dan kasih sayang.

"Sudah baik-baik saja, baik-baik saja......."

Suaranya yang pelan terus mengalir masuk ke telinganya, menenangkan kecemasan yang ada di dalam jiwanya, seolah-olah dialah yang terluka ...

Anastasia memejamkan mata, bulu matanya gemetar seperti sayap kupu-kupu. Air mata tampaknya telah ditahan terlalu lama sehingga dia terus menangis tanpa henti.

Entah sudah berapa lama waktu berlalu, mungkin hanya beberapa menit dan sepertinya beberapa abad telah berlalu.

Air mata Anastasia akhirnya berhenti perlahan, perlahan ia membuka matanya, dan menatap mata pria itu yang gelap.

"Bukannya.....kamu sedang melakukan operasi?"

Ucapan dia tersendat-sendat.

"Iya sudah selesai."

Kevin Yan mengangkat tangannya mengusap air matanya, suara rendah keluar dari dadanya.

Mata Anastasia melayang dan dia memperhatikan bahwa pria itu mengenakan pakaian pasien dan memeluknya dengan lembut.

"Apakah....sudah berhasil?"

Suara dia sangat pelan.

Alis Kevin Yan sedikit mengernyit dan dia dapat mendengar kehati-hatian dalam nada bicaranya.

"Tentu saja."

Dia tersenyum: "bukan operasi besar."

Bukan operasi besar?

Bagaimana mungkin?

Paru-parunya mengalami kerusakan yang parah dan ditembak oleh Hendy Du, tentu saja operasi yang dia lakukan sangat berbahaya, mengapa dia bisa berbicara dengan mudah?

Dia kembali teringat kejadian pada kantor polisi di China, dia terluka sangat parah tetapi dia tidak memperlihatkannya bahkan dia bisa terus bertahan agar tidak terjatuh hingga dia pergi. Di Baily Street No.9, dia sangat lelah sehingga dia bahkan tidak memiliki kekuatan untuk mengirimnya keluar, tetapi dia tidak menyadarinya.

Apakah dia sekarang......juga sedang menahan?

Tubuh Anastasia bergetar dan kepanikan muncul di matanya.

"Kamu membohongi aku....."

Dia memegang pakaiannya dengan erat hingga tangannya memutih: "lagi-lagi kamu membohongi aku, aku tertembak, kamu......"

Tubuh di pelukannya sangat dingin dan bergemetar serta ketakutan di pupilnya terlihat begitu dalam sehingga membuat Kevin Yan merasa sakit.

Dia semakin memeluknya erat-erat.

"Aku tidak membohongi kamu."

Dia membuka jari tangannya yang mengepal dan memegangnya lalu berbicara dengan pelan.

"Anastasia lihat aku, aku baik-baik saja."

Kevin Yan menatap matanya yang panik dan menenangkannya.

"Peluru itu tidak melukai aku, tadi aku hanya melakukan proses pemulihan saja di dalam ruang operasi."

"..........."

Anastasia tertegun dan merasa pikirannya sudah melayang jauh dan dia tidak bisa menangkapnya satu pun.

Apa maksud perkataannya?

Kevin Yan melihat bahwa ekspresi kosong Anastasia dan membuka laci di samping tempat tidur ke samping lalu mengeluarkan benda kecil yang berkilau.

"Dia yang menyelamatkan aku."

Di telapak tangannya, terdapat sebuah bros cerah tergeletak dengan tenang.

Bentuk bunga datura yang indah, sayangnya sebagian besar tampak terbakar dan meledak oleh suhu tinggi, bagian logamnya meleleh dan dipelintir, hanya sedikit sisa berlian darah yang membiaskan cahaya.

Anastasia menatap kosong ke perhiasan di tangannya, pikirannya berputar perlahan dan membutuhkan waktu lama untuk bereaksi.

Pada acara dansa itu, sebelum Hendy Du muncul, mereka berdua sedang berdebat soal bros kecil. Kevin Yan sangat yakin bahwa Anastasia membuat desain ini karena pola bunga datura pada cincin dari Keluarga Yan, namun Anastasia dengan dingin menyangkalnya.

Tanpa pikir panjang, Kevin Yan memasukkan aksesori kecil ini ke dalam saku dada jasnya.

"Peluru itu............mengenai barang ini?"

"Iya."

Tatapan Kevin Yan begitu dalam dan berkata: "hasil karyamu yang menolong nyawaku."

Oleh karena itu, ada lubang peluru di jasnya, tetapi tidak ada darah yang keluar, tentu saja Anastasia tidak menyadari bahwa dia pernah terkena peluru dari Hendy Du.

Hanya saja meski perhiasan bertatahkan berlian ini membantunya, tetapi dampak pelurunya masih cukup besar dan kebetulan di posisi itulah Kevin Yan sempat mengalami kerusakan paru-paru.

Guncangan yang kuat menghantam paru-parunya menyebabkan luka lama yang belum sembuh dengan baik itu kambuh. Dia bertahan lama, hingga Anastasia pergi ndan akhirnya batuk darah dan pingsan.

Pupil Anastasia terus menyusut, nafasnya pendek dan jantungnya berdetak dengan kencang

Jika dia tidak dengan cermat menangkap pola yang dirancangnya.

Jika dia tidak menyimpan bros CC ini, melainkan karena kata-katanya yang dingin sehingga dia membuangnya.

Jika pelurunya meleset sedikit, hanya butuh sedikit saja..........

Maka nyawa Kevin Yan akan melayang pada saat itu juga.

Pada saat ini, tubuh tinggi dan teguh di depannya tidak akan pernah muncul di hadapannya lagi.

Dengan matanya yang saling bertautan, Anastasia merasa seperti dikelilingi oleh pusaran yang bergolak dari Kevin Yan, dan dia tidak bisa menahan diri.

Novel Terkait

King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu