Demanding Husband - Bab 216 Meriam Perpisahan

Kevin Yan maju satu langkah, dan mendorong Anastasia ke sisi pintu mobil. Anastasia cepat-cepat melihat ke semua arah, ada beberapa anak-anak kecil berlarian melewati mboil sambil menunjuk mereka dan bersorak-sorak, membuat Anastasia seketika merasa luar biasa malu.

"Kamu..... menjauhlah sedikit dariku!"

Kevin Yan yang mendengar kata-kata itu, bukannya menjauh, tapi malah semakin mendekat, punggung Anastasia sudah menempel erat dengan pintu mobil.

"Anastasia Du, lebih baik kamu bicara dengan jelas kepadaku, apa maksudmu?"

Nada suaranya begitu rendah, dan kemudian dia melanjutkan: "Perpisahan apa yang kamu maksud? Jangan beri aku sebuah plesetan seperti itu!"

Anastasia tidak bisa mendorongnya menjauh, dan akhirnya menyerah, lalu mengambil nafas dalam-dalam untuk menenangkan diri, barulah dia menjelaskan dengan datar: "Seperti yang terucap di kata-kata. Aku yakin CEO Yan juga memahaminya."

"......."

Perasaan Kevin Yan seakan membeku seketika saat mendengarnya memanggilnya "CEO Yan".

"Aku mengerti."

Tak lama kemudian, suara Kevin Yan terdengar menjadi semakin tajam, dan terdengar berbahaya.

"Anastasia Du, dari awal kamu sudah mempersiapkannya bukan? Tadi malam kamu sedang menembakan meriam perpisahan kepadaku bukan?"

Tak heran gerak-gerik nya tadi malam terlihat begitu aneh, pada hari-hari biasanya dia tidak akan begitu inisiatif untuk berkompromi.

Perkataannya sungguh sangat terang-terangan, wajah Anastasia semakin merona merah, terlebih lagi di sekelilingnya ada sekelompok anak-anak kecil yang menatap ke arah mereka berdua dengan begitu seksama.

Namun, meski ekspresi Kevin Yan kasar dan lugas, pemahamannya benar.

Setelah mengambil nafas panjang, pandangan mata Anastasia tidak gentar, lalu dengan jelas dia mengakuinya: "Iya. Itu adalah maksudku."

"Jangan berpikir berlebihan!"

Dia mengatakan dengan lugas, dan semakin menyulut api kemarahan Kevin Yan.

Suasana tadi malam begitu bagus,bahkan sampai dia begitu sangat berhati-hati, takut jika sampai dia kehilangan fokus, dia akan merusak kesempatan manis yang begitu sulit didapatkan ini.

Bahkan, untuk mencegah Anastasia Du memiliki ide untuk "membayar kembali hutang kepada penyelamat nyawanya", dia tidak ingin menyentuhnya, karena dia khawatir bahwa dia akan dengan keras kepala pergi ke ujung tanduk lagi.

Alhasil! Alhasil wanita sialan ini dengan begitu datar memberitahunya, bahwa dia sebenarnya berencana untuk membersihkan dan memutus hubungan ini?

"Kamu tidak perlu berfikir lagi, aku sudah pernah berkata, kamu tidak boleh pergi!"

Anastasia tidak mengatakan apapun, dalam waktu yang sangat lama, dia menatap lurus ke arah Kevin Yan, dalam sorot mata sesejuk air musim gugur, terbesit sebuah kesedihan yang mendalam.

Kevin Yan semakin kesal dengan pandangannya itu, dia selalu merasa seakan ada suatu hal yang akan membuatnya semakin marah di saat-saat selanjutnya.

Anastasia akhirnya menurunkan pandangannya, dan berkata dengan pelan: "Kevin Yan, mengapa kamu terus menerus mengganggu orang seperti ini?"

Kevin Yan mengernyitkan dahi: "Kapan aku ------"

Sebelum dia menyelesaikan kata-katanya, sebuah dering telepon memecah keheningan di antara mereka berdua.

Nama yang ditampilkan di layar tiba-tiba jatuh di mata keduanya, dan suasana membeku untuk sementara waktu.

Beberapa detik setelahnya, Kevin Yan menolak panggilan itu.

Anastasia mencibirkan bibir: "Tidak mengangkatnya? Jika kamu pulang terlambat, Anabelle akan sangat khawatir. Laporlah dulu kepadanya."

Nada bicaranya begitu datar, seakan dia sedang membicarakan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengannya.

Jawaban atas frase "menipu diri sendiri dan orang lain" telah diberikan oleh panggilan dari Anabelle Du ini.

"Ayo, kamu juga masih perlu ke rumah sakit."

Anastasia tidak bergeming, dan berkata dengan datar: "Dan lagipula hari ini adalah hari terakhir tahun ini, pastilah ada banyak sekali hal yang harus diselesaikan di perusahaanmu, mereka menunggumu kembali."

Kevin Yan menundukan kepala, dan menyandarkan tangannya setelah melepaskan lengan Anstasia.

"Aku antar kamu pulang."

Dia membukakan pintu, dengan wajah muram: "Soal yang lain, nanti baru kita bicarakan lagi."

Kevin Yan merasa dia mundur satu langkah, tapi Anastasia Du tetap diam tak bergeming lalu menggeleng: "Aku akan pulang sendiri."

"Anastasia Du!"

Dia sungguh sangat murka. Dia sudah tidak memaksanya seperti yang dulu, dia hanya memintanya untuk pulang bersama dengannya saha, apa hubungannya akan dihilangkan sampai begitu bersihnya!

"Cepat naik mobil! Di tengah belantara begini bagaimana bisa kamu pulang sendiri!"

"Cooper Du akan menjemputku sebentar lagi."

Anastasia berkata dengan singkat: "Kamu mengantarku pulang, itu tidak nyaman untukmu."

"Kenapa tidak nyaman?"

Kevin Yan tidak bisa menahan untuk bertanya dengan marah. Mereka bahkan sudah bergulingan di kasur 800 kali, sekarang merasa tidak nyaman untuk memberitahunya?

Dia melangkah maju, saat hendak mendorongnya masuk ke dalam mobil, sebuah pikiran melintas di benaknya.

Kamu mengantarku pulang, itu tidak nyaman untukmu.

Karena dia ingin kembali ke apartemen, dia ingin kembali ke apartemennya dengan Marison Xiao!

Tangan Kevin Yan yang tadinya menggapai kekosongan, kini mencengkeram tangan Anastasia kuat-kuat: "Kamu anggap aku ini apa, kamu takut Marison Xiao akan melihatku bukan?"

Gelombang amarah yang meledak-ledak berderu kencang di hatinya: "Anastasia Du, sebenarnya apa hubunganmu dengan Marison Xiao? Aku sudah pernah memberitahumu, jangan berhubungan dengan keluarga Xiao!"

Anastasia yang tiba-tiba dihardik dengan keras seperti itu, setelah beberapa saat, barulah menjelaskan dengan pelan.

"Bukan."

Anastasia sudah tidak ingin lagi membicarakan hal ini dengan Kevin Yan, dia sudah tidak bertenaga lagi untuk melawan amarahnya, juga tidak punya n iat lagi untuk menjelaskan.

Dia hanya mendongak sedikit dan berkata dengan pelan: "Aku pulang ke Kediaman Du."

Kali in, giliran Kevin Yan yang tercengang.

"Kamu ingin kembali ke Keluarga Du?"

Dia mengernyitkan dahinya dalam-dalam, wajahnya penuh dengan rasa tidak percaya: "Hendy Du menyuruhmu untuk mati, sekarang kamu masih mau kembalui ke Kediaman Du? Apa yang kamu lakukan?"

Ekspresi wajah Anastasia tidak berubah sedikit pun: "Aku akan melaporkan keadaan kepada Tuan Du."

Saat ini Kevin Yan merasa otak wanita ini sungguh bermasalah!

"Anastasia Du bisakah kamu sadar sedikit? Sebenarnya obat apa yang diberikan Hendy Du kepadamu, bahkan sampai saat ini pun kamu masih mau pulang?"

Anastasia terdiam sangat lama.

Begitu lamanya hingga Kevin Yan merasa seperti dia sudah merubah pikirannya, barulah dia berkata dengan pelan: "Jika tidak pulang, kemana aku harus pergi?"

Suaranya terdengar begitu hampa, samar-samar tertiup angin yang berdesir: "Aku hanya punya rumah itu, aku bisa kemana lagi"

Kalimat itu berdengung di telinga Kevin Yan, sangat jelas dan sangat padat, membuat rasa sesak yang menyiksa di dadanya.

Beberapa saat kemudian, dia menyahut: "Kamu bisa pulang ke rumah Ya-----"

Kalimatnya pun terpotong.

Anastasia menatap Kevin Yan, seakan dari awal dia sudah mengerti perkataan gegabah apa yang akan dikatakannya, lalu dia pun tersenyum pahit.

Dia merubah caranya, dan menjelaskan kesulitan yang akan dihadapi oleh Kevin Yan.

"Jika kita pulang bersama, dan Tuan Du melihatnya itu akan menjadi tidak baik." Dia menggeleng perlahan: "Jika Anabelle Du tahu, akan menjadi semakin tidak baik."

"Kevin Yan, selamat atas pernikahanmu yang baru, semoga kalian bahagia hingga rambut kalian memutih."

Setelah dia mengatakan kalimatnya yang terakhir itu, dia pun berbalik dan berjalan kembali ke hotel lama itu.

Kevin Yan menatap tajam sosok kepergiannya. Punggungnya yang terlihat transparan saat ini, menyatu dengan pemandangan kumuh di sini, menjadi lukisan cat minyak yang kosong dan menyedihkan.

Hati Kevin Yan terasa begitu berat dan sesak, tapi dia tidak bisa menemukan cara untuk membuatnya lega, dengan kekesalannya dia pun menyalakan sebatang rokok, dan bersandar di mobilnya sambil menghisap rokoknya.

Sebenarnya, masih ada satu jalan keluar.

Dia dulu pernah memikirkannya. Meskipun setelah menikah dengan Anabelle Du, juga masih tetap membiarkan Anastasia di sisinya.

Itu adalah dengan cara menyembunyikan Anastasia Du, untuk menjadi miliknya seorang, menjadi....... kekasih gelapnya.

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu