Demanding Husband - Bab 172 Apakah Kamu Tahu, Aku Sangat Mengkhawatirkan Kamu?

Kevin Yan terpanah oleh pikiran yang muncul dari benaknya.

Mungkinkah otaknya benar-benar lupa ingatan, bagaimana mungkin dia bisa memikirkan wanita itu?

Tapi tubuhnya yang gemetaran di lengannya, tapi sepertinya... berbeda dari apa yang kurasakan dalam keadaan pingsan.

Di mana perbedaannya?

Dari otaknya seperti ada yang bertanya.

Kondisi dan bau yang familiar, bahkan parfum yang sering digunakan oleh Anabelle adalah bantuan pilihan dari dia, bagaimana bisa baunya berbeda?

Tapi, sepertinya hanya familiar saja.

Dan dalam kondis pingsannya yang kacau, perasaan familiar itu, ada juga sebuah perasaan yang tenang dan damai, dapat perlahan-lahan menenangkan perasaannya yang tidak tenang, menghilangkan semua perasaan buruk, layaknya dia diselamatkan dari tempat yang dingin, semua orang itu hangat...

“Kakak Kevin Yan, kamu jangan sampai tidak mempedulikan aku lagi, aku mohon...”.

Tanggisan Anabelle menariknya keluar dari pikirannya, pandangan Kevin Yan perlahan-lahan kembali normal, dan tidak dapat menahan dirinya untuk terawa sendiri.

Dia hanya saja merasa binggung, baru dapat menyadari hal yang aneh seperti ini

Bagaimana bisa ada orang lain lagi? Dari dulu hanya ada Belle seorang.

Setelah dipikirkan, Kevin Yan dengan lembut dan perlahan menepuk-nepuk punggung Anabelle: “Jangan menanggis lagi, dasar anak bodoh, bagaimana aku bisa tidak memperdulikan kamu”.

Anabelle mengangkat alisnya, matanya memerah seperti kelinci yang lucu.

“Benarkah? Kamu tidak menyalahkan aku? Aku, aku seperti ini karena takut akan kehilangan kamu, ini…”, dia menggigit bibirnya, pipinya memerah, seolah-olah dia malu untuk berbicara.

Kevin Yan menganggukkan kepalanya, dan berkata: “Aku tidak menyalahkan kamu”.

Dia terlalu banyak berhutang budi padanya, dan tidak akan pernah tahu, apakah bisa menyalahkannya?

Jika mau menyalahlannya, hanya bisa menyalahkan diri sendiri tidak akan bisa memberikan dia kenyamanan yang cukup.

Sebelum masalah ini berlalu 1 tahun kedepan, itu adalah hal yang tidak akan mungkin terjadi. Dan saat itu di matanya hanya ada Anabelle seorang, berharap memberikannya semua kebahagiaan di dunia kepadanya, bagaimana bisa membuat Anabelle tidak bisa merasakan kenyamanan?

Alasan lainnya, Kevin Yan juga sangat jelas, melupakan untuk berfikir.

Jika hanya melupakannya bukan berarti tidak akan ada yang terjadi. Wajah Anastasia, mata yang menyala seperti api, tanpa sadar dari awal sudah merasakannya sangat dalam, membuatnya perlahan-lahan mulai tidak dapat mengontrol dirinya, tidak dapat mengontrol pandangannya, tidak dapat mengontrol pikirannya yang terus berpikir, Anastasia Du…

Perasaan tak tertahankaan ini, saat berhadapan dengan Anabelle, membuatnya merasa bersalah. Dan di saat dia berhadapam dengan Anastasia, semakin membuatnya kesal, tak tertahankan deengan sikap yang keras ingin mengatakannya, tetapi takut akan meenyakitkan…

Setelah Anabelle mendengar kalimat yang dia katakan, seperti sedang mengatakan sebuah janji, membuatnya terkejut dan melebarkan matanya yang masih menanggis.

Dia memegang tangan Kevin Yan, matanya yang indah membuat orang terkesima.

“Kakak Kevin Yan, kamu harus berjanji padaku, selamanya tidak akan meninggalkan aku”.

Anabelle berkata, dan mengelus-elus perut kecilnya, wajahnya yang manis dan malu: “Tunggu sampai anak kita terlahirkan, keluarga kita akan hidup bahagia selamanya.”.

Ekspresi Kevin Yan terdiam sesaat.

Setelah beberapa saat, meembuka bibirnya dan berkata: “Baik”.

……

Setelah Anastasia kembali ke apartemennya, sudah mau jam 10 malam.

Dia mengeluarkan kuncinya dari kantong celana, baru saja memasukkan kunci, pintu sebelah terbuka.

Anastasia berpaling, melihat Marison Xiao yang keluar dari rumahnya, berjalan menuju ke arahnya.

Anastasia terkejut: “Tuan Muda Xiao?”, “Ada masalah apa?”.

Kemudian Marison Xiao tidak memperdulikannya, dia menggulurkan tangannya untuk membuka pintu, mengganti sendal dan masuk ke dalam ruangan.

“……”

Anastasia memelototinya, melihat Marison Xiao yang berjalan masuk kerumahnya, berjalan ke sofa ruangan tamu dan duduk, dan meluruskan kakinya.

“Nona Anastasia, apakah kamu tahu sekarang sudah jam berapa?”.

Anastia masih dalam kondisi yang tidak stabil, berkata: “Sekarang sudah jam 8?”.

Jelas-jelas jam yang ditentukan, Marison Xiao bertanya, dia merasa aneh dan merasakan hal yang tidak pasti.

“Oh, apakah kamu tahu biasanya jam berapa kamu makan malam?”.

Marison xiao dengan santai bertanya kembali, Anastasia berkedip: “Jam 6?”.

Jika dia tidak salah, setiap malam Marison Xiao datang ke rumahnya untuk makan, sepertinya di jam 6 lebih.

“Hmmm, apakah kamu tahu, membuatku kelaparan selama 2jam, akan membuatku sangat marah besar?”

“……”

Anastasia terperangkap dalam permainannya.

Didalam pikiran Marison Xiao… karena dia sudah telah pulang, maka tidak ada makanan yang bisa dia makan, sehingga dia merasa sangat marah?

Hmm… sepertinya ada yang tidak beres?

Ini, rumah ini, sepertinya adalah rumah Marison Xiao?

Dia hanya tetangga Anastasia saja, sepertinya dirinya tidak perlu bertanggung jawab atas keperluan makanannya?

Anatasia sambil menukar sandal, membuka jaket, sambil memikirkan sesuatu, perlahan-lahan berjalan ke arah sofa, dan tersenyum.

“Tuan Muda Xiao, ini adalah… rumah aku”.

Setelah anastasia berpikir lama, memikirkan type pemikiran artis besar ini dan laangsung menjelaskan, memutuskan untuk tidak mengulang, dan langsung ke inti topik.

“Dengan kata lain, ini adalah apartemen pribadiku, kamu datang ke sini setiap hari, seperti... tidak cocok”.

Merasa bahwa wajah Marison Xiao yang sepertinya tidak terlalu baik, Anastasia dengan cepat mengurangi nada bicaranya: “Tentu, kamu adalah tetanggaku, saling prihatin adalah hal yang normal. Maksudku adalah, kamu datang sekali-kali, aku sangat terbuka, tapi jika terlalu sering, aku merasa tidak nyaman”.

Setelah Anastasia usai berbicara, menunggu jawaban Marisan Xiao.

Menurut pemahamannya tentang Marison Xiao, meskipun dia melakukan semua hal sendirian, bahkan sedikit keras kepala, tetapi pada kenyataannya perasaannya sangat sensitif, seringkali dia dapat dengan jelas mengabaikan masalah orang lain. Sekarang Anastasia sudah mengatakannya dengan jelas, Marison Xiao merasakan perasaan kesulitannya, seharusnya dia tidak akan mengulangi hal sesuka hatinya seperti ini lagi.

Namun, sampai beberapa detik kemudian, Marison Xiao tidak mengatakan apapun, hanya menatapnya, menatap Anastasia dan merasa sedikit takut.

Tepat ketika Anastasia hendak berkompromi, dia tiba-tiba membuka mulut, tetapi apa yang dia katakan pada Anastasia semua sama sekali berbeda.

“Nona Anastasia, apakah kamu tahu, kamu sudah menghilang berapa lama?”.

Anastasia tertegun: “Apa?”.

Marison Xiao masih melanjutkannya, dia malam ini sudah mengunakan ucapan yang sama, bertanya kepadanya dengan banyak pertanyaan.

“Apakah kamu tahu, Aku sudah berapa kali meneleponmu?”.

“......”

Anastasia dengan segera mencari ponselnya, notifikasi yelepon tak terjawab ada 26 kali, benar-benar membuatnya terkenjut.

Sejak dia meninggalkan gedung IFC di pagi hari, sepanjang harinya dia berada di Rumah Sakit, telah mengheningkan ponselnya. Karena sedang khawatir dengan kondisi Kevin Yan, dia bahkan tidak menyadari getaran notifikasi ponselnya di tasnya.

Tuan Muda Xiao, benar-benar mohon maaf, aku tidak mendengarnya-----“.

Di saat dia sedang menjelaskan, sebuah tangan memegang ketat tangannya, kemudian ditarik kuat, dan jatuh ke sofa.

Belum duduk, anastasi hanya merasakan cahaya di depan matanya, benar-benar dibuat oleh Marison Xiao dikelilingi oleh nafasnya.

Di mata berkilau Marison Xiao, memandangnya sekilas, matanya yang tersamar-samar, wajah terkejut Anastasia terlihat sangat jelas dimatanya.

Dia mengerutkan bibirnya, terlihat sosok cantik yang sedang binggung, tapi senyuman itu tidaklah tulus, tapi sedikit bahaya.

Marison Xiao membungkuk, bibirnya mendekati telinga Anastasia, nada suaranya yang rendah, mengatakan malam ini dia akan menanyakan pertanyaan terakhirnya.

“Apakah kamu tahu, aku sangat mengkhawatirkan kamu?”.

Novel Terkait

Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu