Demanding Husband - Bab 89 Kemarahan Anastasia

“aduh Nona Bai, jaket kecilmu ini sangat cantik, pasti Chanel Style!”

Jaket ini adalah model utama CHANEL tahun lalu, dari awal sudah dijual di pasaran, jika bukan karena magang harus mengenakan yang simple, aku sudah menekan koperku.”

“rok-mu ini jarang dilihat saat kami pergi belanja, apa mereknya?”

“ rok ini, adalah model baru tahun ini dari Milan Fashion Week, di dalam negeri masih belum da, tentu saja kalian belum pernah melihatnya!”

“Nona Bai kamu benar-benar bisa mencocokkan, tas juga bagus!”

“ini ya, PRADA bulan lalu punya Kulit sapi, jika kamu suka boleh diambil!”

“hah? Bagaimana bisa, kelihatannya sangat mahal…..”

“mahal apanya, ini adalah model biasa, dirumahku sudah ada beberapa.”

“benarkah? Aduh Nona Bai benar-benar terlalu sungkan…..”

“……”

Pembicaraan yang sama, didalam kantor sudah dibahas selama tiga empat hari, seluruh tim project ini sepertinya tiba-tiba menjadi pameran barang-barang branded, Johanna Bai sehari sekali mengganti penampilannya, sekelilingnya selamanya dikelilingi banyak orang.

Anastasia berjalan masuk ke kantor, sekali lagi menghadapi kondisi yang seperti ini, lagi-lagi menahannya, benar-benar tidak dapat menahannya, “phak” membuang data yang tebal keatas meja.

“apa semuanya tidak perlu bekerja? singkatnya semuanya izin, gimana kalau kita pergi belanja Bersama?”

Beberapa karyawan yang berumur masih muda, baru saja masuk perusahaan dan mendengarnya, senangnya sampai bertepuk tangan, segera melihat ke wajahnya Anastasia yang dingin, baru menyadari kalau Anastasia sedang mengatakan yang sebaliknya, segera menunduk kepala dan tidak mengatakan apa-apa.

Dalam kantor telah sunyi setengahnya, Johanna Bai dari tengah sekumpulan orang berjalan keluar, dengan wajah sombong menatapi Anastasia.

“ apa yang kamu marahkan!”dia memutarkan gelang tangan PANDORA-nya, mulai mencibir:” kalau iri langsung bilang saja, jika tidak punya uang untuk membelinya, nona bisa memberimu beberapa.”

Anastasia sudah malas meladeni orang yang konyol ini, jiwanya langsung mendingin:” Johanna Bai, kamu tidak ingin serius Magang, tidak masalah, tapi kamu jangan mempengaruhi pekerjaan normal project ini.”

Johanna Baimengedipkan matanya:” bagaimana aku bisa tidak magang dengan baik?”

Dia membalikkan kepala ke belakang badan, suara lembut manis pun muncul dan berkata:” Nona Cindy, apa Johanna Bai mengganggu pekerjaan Kalian?”

Cindy perlahan-lahan berjalan kedepan, dengan tenang:” bagaimana bisa? Nona Bai sangat pintar dan cerdas, juga sangat dermawan, kita semua sangat menyukainya.”

Dia melirik santai Anastasia:” jangan pedulikan pandangan orang lain, kamu sendiri baru tiba, masih bisa bilang orang lain?”

Perkataan ini tertuju kepada Anastasia, Johanna Bai yang mendengarnya sangat senang, dengan hangat menggulung lengannya Cindy.

Cindy pada awalnya dari awal sampai akhir mengikuti prosedurnya, saat masih belum dibagi tim mandirinya, dia adalah penanggung jawab project ini, sekarang kehilangan posisinya karena dipilih seorang ketua tim yang baru, menekan kepalanya, tentu saja dia tidak dapat menghirup nafas ini.

Beberapa hari ini bermalasan di kantor, juga kode pribadi dari Cindy..

Anastasia sebenarnya tidak ingin Cindy terbentur keras, dia adalah karyawan lama, image-nya juga harus diberi beberapa poin, disaat muncul masalah, orang lain hanya dapat merassa dirinya tidak memiliki kemampuan yang cukup.

“Kak Cindy, Laporan Magang Nona Bai ada ditanganku, identitas dia tentunya kamu tahu, jika mempengaruhi nilai Magangnya, kamu tidak khawatir Direktur Yan adalah menanyakan pertanggung jawabanmu?”

Ekspresi wajah Cindy menurun.

Meski dia mengetahuinya, seluruh orang di departemen Perencanaan tahu identitasnya Johanna Bai, masih memiliki hubungan dengan KevinYan. Juga karena tahu asalnya Johanna Bai ini tidaklah kecil, baru mereka bergegas untuk bersenang-ria meladeni Johanna Bai.

Siapa yang tidak ingin mencari muka ke Kevin Yan melalui Johanna Bai?

Juga karena itu, seluruh Tim project ini hampir menunjukkan dan berdiri di camp yang sama dengan Johanna Bai dan Cindy. Pekerjaan juga tidak dapat diurus, meninggalkan setumpuk masalah kepada Anastasia.

Ekspresi wajah Cindy yang tidak tersenyum mulai berbicara:” Ketua Du, kamu sendiri sudah mengatakannya, Nona Bai adalah tanggung jawabmu, ditanya oleh Direktur Yan, dengan kamu sama sekali tidak ada hubungannya, jangan sembarangan memotong!”

Anastasia menjawabnya dengan sebuah senyuman yang sama Persis:” apakah dari awal Kak Cindy tahu aku yang bertanggung jawab atas Nona Bai? Kalau gitu kamu juga harus tahu, kalau sekarang akulah yang bertanggung jawab atas project ini?”

Perkataan ini keluar, benar-benar menarik, Anastasia menunjukkan dirinya sudah sampai di batas kesabarannya, tidak seperti mereka sekelompok cakwe yang berkamuflase di kelompok ular.

Cindy berikutnya benar-benar tertawa, seperti menunggu perkataan Anastasia ini.

“project ini bukannya sudah diberikan pertanggungjawabannya ke Ketua Du?” dia berpura-pura terkejut:” beberapa hari ini aku akans erahkan seluruh pertanggungjawabannya ke kamu, sedikitpun tidak akan menghalangimu.”

Dia tentunya sangat berkontribusi, tidak hanya memberikan semua urusannya, juga sedikitpun tidak dipedulikannya.

Meskipun tidak peduli, dia masih memberikan kode ke partner kerja lainnya untuk tidak membantu Anastasia.

Tujuan Cindy sangatlah jelas, ingin memberikan Anastasia sebuah kesulitan, membiarkan dia tahu seberapa susah mengatasi Project besar seperti ini, juga memaksa Anastasia untuk tunduk kepadanya.

Anastasia dengan dingin berkata:” Manager He saat hari itu memperkenalkan ke aku, juga menghargai kalian sangat tinggi dengan memiliki kemampuan yang baik, Kemampuan karyawan IFC Group, sangat membuatku anak baru ini melihat segalanya.”

Wajah partner kerja disekelilingnya berubah menjadi sedikit buruk.

Mereka tidak takut Anastasia yang tidak memiliki pasukan, tapi Manager He adalah atasan mereka.

Johanna Bai mengeratkan lengan Cindy:” Nona Cindy, Hasil kerjaanmu ini sudah sangat bagus, aku akan mengatakannya ke Kakak Kevin.”

Manager He juga begitu, dibandingkan Kevin Yan hanyalah sebuah basa-basi.

Selesai bicara, dia dengan puas dan melihat Anastasia dengan wajah malu.

“ hasil kerjamu ini masih buruk, jika dilihat dari evaluasi kinerja.”

Anastasia sama sekali tidak mempedulikan provokasi kekanak-kanakannya Johanna Bai. Nona besar yang tidak pernah memasuki perusahaan, masih mengira seakan-akan dirumah, menggerakkan bibirnya saja sudah cukup.

Dia meluruskan ekspresinya, suaranya tidak besar namun sangat terdengar jelas di telinga setiap orang.

“ aku sementara dikirim untuk mempertanggungjawabkan project ini, jika project ini muncul permasalahan, aku tidak peduli, maksimalnya kembali ke departemen Public Relation, melanjutkan pekerjaanku sebagai karyawan kecil.”

Tapi apakah kalian harus tidak masalah? Apa tidak ingin hasil evaluasinya? Penghargaan tahunan juga tidak mau?”

Tidak hanya semua orang ingin seperti Cindy memiliki kualifikasi, juga tidak ingin seperti Kerry yang bisa sembarangan membuat keributan, kebanyakan dari mereka memakai gajinya untuk menghidupkan keluarga.

Beberapa kalimat kelebihan dan kekurangan yang didengar di telinga, seluruh orang pun merasa canggung, mengira diri sendiri tidak harus menjadi Meriam perang dalam tim, langsung Kembali ke meja kerja.

Hal ini menurut Anastasia sudah cukup, dia tidak perlu semua orang mendengarkan pemikiran orang lain sebagai pandangan diri sendiri, cukup fokus ke kerja dan tidak membuat keributan saja.

Cindy langsung menurunkan wajahnya, sangat buruk, juga tidak bisa membantah apapun.

Johanna Bai memiliki sifat yang buruk, dia ingin dimanjakan, menunjuk Anastasia dan berkata:” kamu jangan bangga, sekarang aku akan menelepon kakak Kevin!”

Anastasia juga tidak mempedulikannya, berbalik kepala dan pergi.

Area peristirahatan di ujung koridor terdapat lounge, Anastasia meskipun pembawaannya yang sangat tenang, tapi juga haus, membuka pintu lounge dan ingin menuangkan air lemon untuk menenangkan diri.

Tak disangka didalam ruangan Lounge sudah berdiri seseorang.

Pada saat yang sama ponselnya berdering.

Dia mengambil ponselnya, matanya Anastasia melotot akan kaget, mulai berbicara:” Johanna Bai, ada apa?”

Novel Terkait

Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu