Demanding Husband - Bab 296 Apakah Dia Belum Pergi?

Aku mencintaimu.

Tiga kata, begitu ringan, seperti bisikan, tetapi sama seperti peristiwa besar yang mengejutkan, tumpukan salju beku yang di akhir musim dingin sekejap langsung meledak hancur berkeping-keping!

Di dalam garis pandangan Anastasia, semuanya tertutup oleh asap tebal dan debu ledakan tadi itu, kosong semua, apapun juga tak terlihat.

Pikirannya berdengung, setelah jantung berhenti sesaat, mengumpulkan kekuatan yang kuat dan memukul dengan keras, memukul dia sampai seluruh organ tubuh tidak ada yang tidak sakit.

Tubuh Anastasia gemetar, dia mundur setengah langkah ke belakang dengan sendiri, sampai dia kena bawah dinding.

Keheningan panjang, yang mengelilinginya hanya bau tembakau yang di badan pria.

Sepasang tangan Kevin Yan menahan di dua sisi tubuhnya, mencoba untuk memeluknya, tetapi tidak berani mendekatinya.

Matanya mendalam, tidak bergerak sama sekali seperti sebuah sumur yang dalam, tetapi hanya dia sendiri tau, setiap sarafnya mengencang, dia tidak tau saat berikutnya apa akan benar-benar putus?

Pada saat dia mengatakan tiga kata itu tidak memikirkan apapun, tetapi setelah dia selesai ngomong, malah merasa dirinya seperti orang berdosa yang menunggu untuk dihakimi, menantikan dan juga ketakutan akan jawabannya.

Seolah-olah sudah lewat satu abad yang begitu lama, Anastasia menunduk dan akhirnya menggerakkan bibirnya, suaranya serak seperti garis pohon yang pecah-pecah.

“...... Kamu pergi saja.”

Tangan Kevin Yan yang menahan di dinding perlahan mengepalkan, dan turun semakin lambat.

Ketegangan saraf tidak terputus, mereka perlahan-lahan menjadi rileks, jatuh ke dalam situasi ketidakberdayaan yang putus asa.

Kevin Yan memejamkan mata, bibirnya menaik sedikit, seolah menertawakan dirinya sendiri.

“...... Baik.”

Kali ini, dia tidak memaksakan apapun lagi.

Karena dia tau, di antara mereka, benar-benar sudah berakhir. Obsesi dan keterikatannya, selain menyebabkan lebih banyak kerugian, juga tidak ada kegunaan yang lain.

Kevin Yan tidak berhenti, setelah mengucapkan kata terakhir dengan suusah payah, dia melangkahi sepasang kakinya yang berat dan berbalik badan pergi.

Dari awal sampai akhir, Anastasia tidak memandangnya sekali pun, hanya tiba-tiba bangun pada saat dia melangkah keluar dari kamar, kemudian menutup pintu tanpa ragu-ragu.

"Bang" satu suara ringan, dua orang dipisahkan oleh satu pintu tipis, itu seperti dua dunia yang tidak akan pernah tumpang tindih.

Kevin Yan bersandar di pintu, cahaya di koridor jatuh di tubuh panjangnya, menyorot bayangan yang tebal.

Dia sama seperti patung keras kaku, mempertahankan gerakan ini dengan lama, kemudian mengeluarkan kotak rokok dari dalam sakunya.

Bau nikotin telah merangsang pemikirannya yang lamban, setelah kabut putih yang tipis, di matanya dalam sampai tak berdasar.

Dia berpikir, apa lagi yang bisa dia lakukan?

Hubungan di antara mereka, selalu di dalam situasi bahaya. Penantian panjang dan kegigihan Anastasia, baru bisa melindungi cahaya api yang lemah itu dengan susah payah.

Dan sekarang, bahkan kehangatan sebelumnya dan cinta yang sudah padam, berubah total.

Kevin Yan di saat ini, tiba-tiba muncul rasa hampa yang belum pernah rasakan sebelumnya. Depan mata gelap semua, dia tidak tau ke mana harus pergi, dan apa yang harus dikejar.

Apakah ini konyol? Dia selalu membanggakan ketekunan dan ketenangannya, seolah-olah semua hilang. Yang tersisa di tubuh besar ini, hanya ketidakberdayaan dan kekalahan yang tanpa batas.

Keberadaannya, bukanlah bantuan, malahan menjadi halangan baginya. Menghalangi dia untuk mendapatkan hidup baru, menghalangi dia menuju ke kehidupan bercahaya yang bebas dan tegas.

Kognisi kejam ini, tampaknya telah menguras semua oksigen di antara dada dan paru-paru Kevin Yan, membuatnya hampir tenggelam dalam air pasang yang menyesakkan.

Ini bukan kemauan awalnya, dia jelas-jelas begitu berharap dia bisa mendapat kebahagiaan, bahkan jika dia melakukan segalanya, juga tidak ingin membiarkan dia merasakan kesedihan sedikitpun.

Kevin Yan membiarkan dirinya bersandar di pintu, setelah asap di wajahnya, dalam keadaan frustrasi.

......

Anastasia hampir di pada saat menutup pintu, seluruh tubuhnya seperti dievakuasi saja, badannya lembek mengikuti pintu dingin meluncur ke bawah, jatuh berduduk di lantai.

Dia telah merasakan seluruh badannya sedang gemetar, pemikirannya terlalu kacau, sepertinya hampir tidak bisa tahan, akan pingsan di saat berikutnya.

Tetapi bahkan dalam pemikirannya sangat kebingungan, yang paling jelas tetap tiga kata itu, terus-menerus muncul di depan matanya.

Anastasia membayangkannya juga tidak berani, tak sangka dia akan mendengar kata "cinta" ini dari mulut Kevin Yan.

Itu pasti bukan benaran, Kevin Yan pasti tidak tau apa yang dia katakan.

Dia berbohong padanya, atau bahkan dirinya sendiri juga tidak tau jelas. Dia hanya ingin melunasi utangnya, dengan begini dia baru tidak merasa bersalah, baru bisa hidup dengan sedikit lebih nyaman.

Dia tidak dapat percaya, juga tidak ingin mempercayainya sama sekali.

Bagi Kevin Yan, Anastasia merasa dirinya telah membentuk semacam mekanisme refleks dalam perlindungan dirinya, seolah-olah setelah sakit parah, telah muncul antibodi di dalam tubuhnya. Begitu dia mendekat, dia secara naluriah ingin melarikan diri.

Telat selangkah, akan diseret ke dalam pusaran air yang dalam oleh pria itu, akan dikutuk selamanya.

Namun pemikirannya selalu dipenuhi dengan suara Kevin Yan, rasa sakit di wajahnya yang tegas, ketika dia mengucapkan tiga kata itu, emosi yang kuat muncul di mata hitamnya, membuat dia bahkan menatap langsung juga tidak dapat melakukan.

Di dalam celah pemikiran yang berantakan, dia mendengar batuk yang menyebar dari pintu luar.

Suara batuknya pengap, seperti ditekan orang dengan kuat, takut mengganggunya.

Namun pria itu tidak tau, Anastasia sedang duduk di sisi pintu ini, suara yang betapa tipis melalui panel pintu menyebar, setiap jejak fluktuasi semua dapat didengar dengan sangat jelas.

Jari-jari Anastasia yang di sisi tubuh tak tahan bergemetar.

Dia...... masih belum pergi kah?

Tersedak terus, tidak ada kondisi sedikitpun untuk berhenti, seolah-olah perlawanan yang ceroboh terhadap penindasan laki-laki, berteriak yang tidak bisa berhenti.

Itu sepertinya mengisap rokok terlalu keras. Kevin Yan memiliki kebiasaan yang tidak bagus, saat dia resah atau depresi, selalu menghisap rokok dengan sangat cepat, terkadang hisap sekali langsung setengah batang.

Bulu matanya bergetar, Anastasia tiba-tiba menyadari, dirinya terhadap pria itu mengenal sekali, seperti sudah terpatri dalam tulangnya, tidak perlu sengaja mengingat kembali, juga dapat mendeskripsikannya keluar dengan sepenuhnya.

Ini benar-benar...... terlalu mengerikan.

......

Ketika Anastasia bangun kembali lagi, pendaratan langit di luar jendela yang sedikit cerah, warna fajar kelabu muncul di arah Timur, sedangkan bulan di arah Barat masih belum terbenam, memancarkan cahaya pijar yang pudar.

Perasaan pertama dia rasakan adalah dingin. Kemudian adalah kaku.

Anastasia tidak tau kapan dirinya tertidur, dia dengan begitu mengunakan sepasang lengan tangan memeluk dirinya sendiri, menempel di pintu kamar duduk di lantai sampai tengah malam.

Matanya kering dan masam, seperti telah menangis saja. Tapi dia tau itu adalah ilusi, dia selalu mempertahankan kedinginanya, untuk tidak menunjukkan kelemahan dirinya di depan Kevin Yan.

Kevin Yan......

Nama ini seperti duri di dalam otaknya, begitu terpikir langsung menyakitinya dan membuat sarafnya sangatlah lelah.

Anastasia samar-samar ingat, dia diantara setengah tidur dan setengah sadar, suara batuk di luar pintu sepertinya putus-putus......

Apakah dia berada di luar pintu terus?

Dia menopang naik tubuhnya, menahan rasa kebas dari kakinya, berbalik badan menghadap ke pintu, pernapasannya naik turun beberapa kali dengan lembut.

Kemudian dia menjulurkan tangan memegang pegangan pintu, berhenti beberapa detik, memutar, membuka.

Novel Terkait

Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
3 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu