Demanding Husband - Bab 136 Sakit hati

Pada saat cermin senja menyala, seorang wanita dengan tubuh kurus dan lemah perlahan menyusuri lantai keramik yang dingin, terakhir tenaga yang tidak kuat dia lumpuh dan terjatuh ke lantai.

Rambutnya berantakan, menutupi wajahnya yang pucat, tidak terlihat ekspresinya, mampu membuat orang kaget luar biasa.

Kevin melangkah cepat, seketika setelah beberapa langkah dia sudah tiba di samping Anastasia, dan mengangkatnya dari lantai keramik yang lembab.

“Apa yang kamu lakukan?”

Nada bicara tidak sabar yang menjadi kebiasaannya, tapi bagi orang yang sedang gemetaran sekarang menjadi panik dalam hatinya.

Anastasia bagaikan baru diangkat keluar dari air, anak rambut menempel di dahi oleh basah keringat, sekujur tubuhnya tidak berhenti menggigil, raut wajah yang pucat pasi, seolah-olah telah mengalami penderitaan yang sangat besar, menggigit bibirnya dengan erat, dan meninggalkan bekas darah gigitan gigi.

Tatapan mata Kevin terlintas rasa panik, setelah dia melihat kepalan tangannya yang erat ada di bagian lambung, Kevin segera mengerti.

Kondisi yang sama seperti ini sudah pernah dia temui sekali, anggur yang terlalu keras akan mengakibatkan kejang lambung dirinya.

“Kamu tidak bisa minum, buat apa berlagak mampu!

Kesadaran Anastasia yang hampir hilang menjadi sedikit sadar oleh suara tegurannya yang memekakkan telinga, dengan sekuat tenaga dia membuka kelopak matanya yang basah.

Tanpa daya dia menarik sudut bibirnya, dengan lemah berkata : “……Bukankah kamu yang paksa aku minum?”

“……”

Kevin menjadi kaku, sesaat menjadi bungkam.

Dia yang tiba-tiba hari ini, memang membuat kekacauan. Bahkan jari tangan Hendy pun masih belum bergerak, sudah menghilangkan proyek besar ini di depan matanya, tidak memberikan pelajaran bagi rubah licik itu, dan anggap IFC International Group gampang diusik?

Semula dia tidak bermaksud untuk menekan Anastasia, namun ketika melihat sikap Cooper yang sangat melindunginya, nampak jelas punya keinginan, seolah-olah Anastasia adalah miliknya sendiri!

Ini membuat emosinya melonjak tinggi, terpikir akan wanita ini yang satu hati dengan Hendy dan Cooper mereka berdua, membuatnya tidak bisa menahan untuk menyindirnya.

Namun, wanita yang pantas mati ini, biasanya sekali menekan dia, akan seperti landak yang berduri tajam, mengapa di saat seperti ini dia menyerah dengan patuh?

Dia merasa orang yang dalam rangkulannya ini sesekali kejang, sikap yang menahan kesakitan tanpa mengeluarkan suara dan bibir yang tergigit rapat, melihat ini tiba-tiba perasaan Kevin mengalir rasa yang rumit dan kusut.

Rongga dadanya terasa lemah, hati yang dingin beku perlahan mencair, seolah-olah tanpa disadari telah mencair menjadi bongkahan yang sangat kecil, dan samar-samar tertulis nama wanita ini.

Sebagian perasaan yang tidak bisa dijelaskan ini mengenyahkan pandangan mata Kevin yang dingin, dia menggendong Anastasia keluar dari kamar kecil.

Saat dirinya merasa dibawa pergi oleh Kevin, tiba-tiba Anastasia meronta dengan lemah.

“Kamu……lepaskan!”

Tetapi tangan Kevin malah lebih erat, menggendongnya dengan erat : “Ingin mati juga jangan mati di restoran orang!”

Ketika baru saja berjalan di depan pintu, disambut oleh sebuah perawakan tinggi yang sama dengannya.

“Tasia, ada apa denganmu!”

Setelah Cooper membereskan Kenzo, sekali berpaling dia tidak melihat Anastasia, seketika menjadi panik, dan segera menyusul keluar dari ruangan.

Dan sekarang melihat wajah Anastasia yang pucat, lalu melihat Kevin yang menggendongnya, seketika menjadi emosi.

“Kevin apa yang kamu lakukan padanya! Dasar brengsek, kamu pria bukan, menyerang seorang wanita?”

Wajah Kevin menjadi merah, lalu berkata : “Minggir!”

“Brengsek, aku masih belum beri pelajaran telah menggendong wanita aku, siapa yang harusnya minggir?”

Mata Cooper menyipit, dengan kerutan alis menunjukkan sikap sombong yang hebat dengan nada mengancam, dan mengambil sikap ingin merebut orang.

Wanita dia?

Segera tatapan Kevin menjadi dingin dan ekspresi yang kejam.

Berdua saling berhadapan dan tidak ingin mengalah, amarah yang kuat di antara kedua pihak bagaikan angin dan awan yang bergerak cepat sekali dan menderu-deru, hawa yang kejam dan kuat.

“Cooper……”

Sebuah panggilan menghancurkan suasana yang kaku ini, Anastasia yang mendengar suara Cooper, membuat dia semakin meronta hebat, dengan menahan sakit dia mendorong Kevin.

Tiba-tiba dadanya terasa kosong, Kevin tertegun, segera melihat tubuh Anastasia yang sempoyongan ditangkap erat oleh Cooper.

“Tasia, Tasia bagaimana denganmu?”

Setelah menyentuh Anastasia dan merasakan gemetarnya, dia sendiri malah lebih gemetar hebat dibanding Anastasia.

“Aku baik-baik saja, hanya saja…..barusan minum anggur……”

Anastasia bicara terbata-bata, seketika Cooper mengerti : “Sakit lambung lagi? Sekarang juga aku bawa kamu ke rumah sakit___”

Anastasia mengernyitkan dahinya, baru saja ingin bicara, Cooper sudah bicara dulu : “Aku tahu aku tahu, tidak ke rumah sakit, tenang saja, kita pulang ke rumah, cari Paman Nie……”

“Dokter Nie ada di rumah?”

“Beberapa hari ini paman Hendy diperiksa ulang, pas untuk memintanya datang……apa kamu masih bisa tahan?”

“Um……”

“……”

Percakapan antara mereka berdua, seiring dengan bayangan mereka yang perlahan menjauh, masih berdengung di telinga Kevin.

Hubungan Anastasia dan Cooper selama beberapa tahun ini membuat mereka menjadi akrab dan saling pengertian, dan sepertinya tidak mengizinkan adanya orang ketiga untuk masuk ke antara mereka.

Tiba-tiba Kevin menyadari, sedetik sebelumnya, di dadanya terasa begitu hangat.

Dan saat ini, malah menjadi dingin.

……

Kembali pada tempat yang sangat dikenal, juga bertemu dengan dokter yang dia kenal sejak kecil hingga sekarang, Anastasia merasa sangat aman, dan tidurnya lelap sekali.

Ketika bangun, langit sudah terang.

Di pinggir ranjang, telungkup sebuah kepala dengan rambut halus, sekali Anastasia bergerak, dia merasakannya dan segera mengangkat kepala dengan mata yang sayu.

“Tasia, sudah lebih baik?”

Anastasia melihat lingkar hitam di mata Cooper, dan merasa bersalah : “Ini juga bukan pertama kali, masih saja panik, cepat kembali ke kamar dan tidurlah.”

Cooper menguap, mengucek-ucek matanya : “Iya, aku benar-benar ngantuk……Aku pergi!”

Dia melihat Cooper yang melemaskan otot badan sambil berjalan keluar dari kamarnya, Anastasia membuka selimut dan duduk, mendadak terasa sangat pusing.

Pelipisnya berdenyut sakit, perasaan sehabis mabuk memang sungguh tidak nyaman.

Terdengar pintu kamar sekali lagi dibuka, dengan senyum Anastasia menoleh : “Copeer, bukannya kamu ngantuk___”

Kata-katanya tersangkut di tenggorokan, melihat orang yang datang membuatnya termangu, kemudian memanggil : “Kakak.”

Dengan pelan Anabelle menutup pintu, berjalan hingga ke ujung ranjangnya : “Dengar dari Cooper kamu sakit, aku datang untuk melihatmu.”

“Aku tidak apa-apa, Cooper selalu saja panik dan ribut seperti itu.”

Jawab Anastasia sepintas lalu, dia tidak bersedia untuk bicara banyak.

“Bagus kalau begitu.”

Selesai bicara, Anabelle tetap berdiri di situ, di wajahnya terlihat sedikit kusut, sepertinya masih ingin berbicara.

“Ada yang ingin kakak katakan, bicara saja.”

Kata Anastasia datar, dalam hatinya sudah bisa menebak.

“Aku tahu kamu dan kak Kevin karena masalah pekerjaan jadi tidak bisa bercerai……”

Ternyata benar topik pembicaraan ini?

Anastasia tidak bicara, menunggu kelanjutan kata-kata dari Anabelle.

Anabelle merasa rumit sambil menggigit bibirnya, di matanya yang indah mendadak penuh oleh lapisan air.

“Papa marah aku tidak mengerti.” Bicaranya tersendat-sendat, air mata yang bening langsung menetes : “Tetapi, Tasia, apa kamu bisa bantu aku?”

Kedua kaki Anabelle gemetaran, perlahan terduduk lemas di pinggir ranjang Anastasia. Sikapnya yang lemah ini, membuat Anastasia sedikit merasa tidak tega.

“Kakak, yang aku bisa kerjakan sangat sedikit……”

“Tidak, kamu pasti bisa, papa sangat sayang padamu, kamu antar aku untuk bicara sama papa, bisakah? Apakah urusan pekerjaan ini memang sangat penting? Aku, aku tidak ingin menunggu lagi…....”

Dia masih tidak tahu, apa yang di sebut dengan “pekerjaan” ini sudah selesai, seiring dengan mendapatkan gambar desain IFC International Group, boleh disebut jasa yang sempurna.

Tenggorokan Anastasia menjadi kering, dengan mata tertunduk : “Sebenarnya, aku dan Kevin___sudah berakhir sejak awal.”

“Tasia, aku hamil.”

Anabelle meraih tangan Anastasia, dengan mata yang sembab merah : “Aku tahu aku egois, aku juga tidak ingin, tapi aku tidak ada cara lagi……mohon sama kamu, agar bercerai dengan kak Kevin, bolehkah?”

Sesaat kemudian wajah Anastasia yang pucat pasi menjadi kosong.

Agak lama kemudian, dengan suara rendah berkata : “Baik.”

Novel Terkait

My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu