Demanding Husband - Bab 104 Kevin kamu sudah mabuk!

Sikapnya seperti gadis kecil yang sedang malu.

Kevin tercengang.

Sejak dia mengenal Anabelle, ini pertama kalinya dia inisiatif memberi kode seperti ini. Mereka berdua lebih banyak pisah daripada bersama, ditambah lagi kesehatan Anabelle kurang baik, jadi terhadap hal ini agak menolak dan takut, Kevin juga tidak ingin memaksanya.

Melihat Kevin tidak menjawab, Anabelle merasa mungkin dia sangat kaget dengan perubahannya yang tiba-tiba, ia pun dengan wajah memerah berkata:”Hari ini aku sangat senang, sangat suka dengan hadiah yang kamu beri……aku juga ingin……”

Kevin menangkap maksudnya, dipeluknya Annabelle dengan tatapan lembut.

“Belle ingin memberikan balasan untuk aku?”

Anabelle menyandarkan kepalanya ke dalam pelukan Kevin, mengangguk dengan malu.

Kevin mengangkat dagunya, mengamati wajahnya, kemudian langsung membopongnya ke ranjang besar yang empuk.

“Uh, kak Kevin……”

Anabelle mengulurkan tangan memeluknya, serta memberikan ciuman bibirnya, jantungnya berdegup semakin kencang.

Tubuh Kevin menegang, dengan lembut ia berkata : “Belle, ganti panggilan lain.”

Mata indah Anabelle tampak kebingungan : “……Kevin?”

Kevin mencibir, dalam hatinya malah merasa agak risau.

Ada wanita cantik di pelukannya, juga merupakan orang yang dia rindu dan sayang, tapi dia malah ragu-ragu karena soal panggilan yang sepele itu.

Sekilas muncul sebuah wajah di benaknya, cantik dan manis, bercampur dengan watak kerasnya.

Secara refleks, Kevin tidak bisa menahan emosi dalam hatinya saat teringat wanita ini!

Sialan, apakah dia sudah gila, malah memikirkan Anastasia di saat seperti ini?

Tubuhnya yang lemah tidak tahan untuk merintih, Anabelle memanggilnya dengan suara lirih “Kevin”……

“Aaa!”

Tiba-tiba Anabelle menjerit kesakitan, tangan Kevin yang mencengkram lengannya tiba-tiba menjadi kuat, dipelototinya pria di atas tubuhnya dengan kesakitan.

Kevin segera melepaskan tangannya : “Maaf Belle, sudah membuat kamu sakit.”

Anabelle menggeleng dan tersenyum, lalu kembali memeluk Kevin.

Tadi tiba-tiba dia mengerti kenapa Kevin ingin dia mengganti panggilan. Kevin pernah bilang ke dirinya, tunggu dia pulang dari luar negeri, mereka akan segera menikah. Jadi Kevin pasti ingin dia memanggilnya……

Pipi Anabelle semakin memerah, dengan suara kecil ia membuka mulut : “Sua——”

Belum selesai dia memanggil, Kevin mendadak bangkit berdiri.

Anabelle tertegun melihat Kevin memakai kembali mantel yang dia buang tadi.

“Kak kevin, kenapa?”

Kevin membungkukkan badan mengecup bibirnya, dengan nada bicara memanjakan dia berkata, “Kita sudah lama tidak melakukannya, dan hari ini aku juga habis minum bir, nanti akan melukai kamu, tidurlah.”

Anabelle tercengang, dia menangkap maksud dari perkataan Kevin, segera dia tarik lengan bajunya, “Tidak masalah, aku……”

“Sayang.”

Kevin mengusap kepalanya : “Tunggu beberapa waktu lagi setelah memeriksa kesehatan kamu, baru kita bicarakan lagi, boleh?”

Anabelle masih ingin mengatakan sesuatu, tapi Kevin sudah menutup pintu kamar dan pergi.

Kenapa……

Dia bisa merasakan, jelas-jelas tubuh Kevin sudah mulai bereaksi, tapi malah tidak menyentuh dirinya……

Dari tatapan Kevin terdapat kelembutan dan belas kasihan, dia melihat dengan jelas.

Tapi, bagaimana pun juga hatinya tidak bisa tenang……

……

Sesampainya di rumah, Anastasia hanya makan secara sederhana, karena tidak nafsu makan.

Perjamuan malam ini terlalu mengesalkan, suasana hati Anastasia menjadi tidak bagus, jadi selama di sana dia tidak menyentuh makanan apa pun. Tapi penyakit maagnya tidak mengizinkannya sesuka hati, Juliana juga mengingatkannya tadi.

Dia menghabiskan makan malamnya dengan tidak bersemangat, kemudian membereskan rumah, mandi, dan langsung menenggelamkan diri dalam selimut.

Dalam rumah terasa kosong, tidak ada suara apa pun, tidak ada kehangatan.

Hampir satu tahun dia lewati dengan demikian, dia sudah sangat terbiasa.

Tapi mengapa malam ini dia merasa hampa sekali?

Merasa kesepian yang tidak tertahankan.

Pikirannya kacau, Anastasia berusaha menghapus semua yang berkecamuk dalam pikirannya, dengan tidak gampangnya ia tertidur, namun tidurnya tidak tenang.

Tidak tahu berapa lama kemudian, antara sadar dan tidak, dia seperti mendengar suara pintu.

Huh……pasti dia salah dengar.

Ibu Wu sudah pergi, tidak ada orang lain yang punya kunci rumah……

Anastasia masih setengah sadar, sampai tiba-tiba tubuhnya terasa berat, ditindih oleh suatu badan yang panas, barulah dia benar-benar terbangun.

Dia hanya menyalakan satu lampu tidur, di pencahayaan kamar yang remang-remang, dia masih bisa langsung mengenali orang itu.

“Kev——Umm!”

Tanpa sempat dia terkejut, sudah diliputi oleh hawa panas pria tersebut, yang sedang menyerang bibir dan lidahnya, sangat buas dan sesuka hati.

Anastasia yang terbangun dari tidur dengan tiba-tiba masih agak linglung, dirinya semakin dibuat pusing oleh ciuman panas Kevin yang mendadak saat ini.

Ciuman ini sangat agresif, suara ciuman antar lidah terkesan sangat vulgar di bawah cahaya lampu yang samar-samar.

Dengan tidak gampangnya ciuman tersebut berakhir, Anastasia yang sudah hampir sesak nafas langsung terengah-engah.

Kedua lengan Kevin menahan tubuhnya terbelenggu dalam ruangan yang sempit ini, tatapan mendalamnya menuju ke dada dia, tanpa menunggu sedetik pun, dia menyerang lagi.

Saat ini Anastasian sudah tersadar penuh, dia mencium bau alkohol dari badan pria ini.

Anastasia teringat semalaman ini Kevin mewakili Anabelle minum bir, untuk melindungi wanitanya yang lembut dan cantik itu.

Didorongnya Kevin, serta menyampingkan badan untuk menciptakan jarak antar mereka.

“Kevin, kamu sudah mabuk!”

Mata Anastasia melototi pria yang berbahaya ini : “Apakah kamu tahu apa yang kamu lakukan?”

Malam pertama mereka setelah menikah juga dalam kondisi yang demikian, kali itu, dia memanggil nama Anabelle semalaman.

Mendengar itu, Kevin menyunggingkan bibir, dingin dan sewenang-wenang : “Tidak perlu demikian, aku sangat sadar!”

Anastasia termangu, tatapannya bertemu dengan mata pria tersebut, meskipun agak mabuk, tapi matanya kelihatan segar, serta nafsu yang berapi-api.

Mumpung Anastasia termangu, Kevin langsung menindihnya, tenaganya kuat sekali tanpa mempedulikan wanita yang di sisinya ini.

Anastasia meringis kesakitan, yang kemudian dia dapatkan adalah tindakan yang lebih buas lagi.

Terbuai dalam kehangatan yang ia familiar, rasa panas pun dengan cepat meliputi dirinya, dengan api amarah yang berkecamuk di dalamnya!

“Anastasia, apakah kamu begitu kekurangan pria?”

Suaranya kejam, teringat bagaimana tadi Marison menggodanya, merangkulnya, wanita yang pantas mati ini malah sama sekali tidak merespon, malah sangat menikmati!

“Aku baru meninggalkan kamu beberapa hati, kamu malah sudah tidak sabaran pergi mencari Marison? Apakah anak itu bisa memuaskan kamu?

Rontaan Anastasia berhenti beberapa detik, lalu ia memejamkan mata.

Kalau dulu, dia mungkin masih ingin membela diri. Tapi saat ini, dia sama sekali tidak ingin menjelaskan.

Dia hanya menjawab tanpa ekspresi : “Kevin, kalau kamu ada keperluan, kenapa tidak mencari Anabelle?”

Novel Terkait

Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu