Demanding Husband - Bab 137 Aku sudah mendapatkan pengkhianatnya!

Cooper lelap dalam tidurnya dan terbangun oleh aroma masakan yang menggoda hidung, dia merayap bangun dengan rambut yang berantakan dan keluar dari kamarnya.

Dia berputar dan mencari dalam kediaman keluarga Du yang begitu luas, dan bertanya pada beberapa pembantu, baru terakhir di belakang halaman di bawah pohon parasol Cina dia melihat sebuah bayangan.

“Tasia, sedang apa? Makanan sudah siap, ayo makan!”

Sambil bicara Cooper menggandeng tangan Anastasia, tangan yang dingin, membuat dia mengernyitkan dahinya.

Tanpa pikir panjang dia ingin melepaskan bajunya dan mengenakannya pada Anastasia, hasilnya sekali menunduk dia baru menyadari, dirinya hanya memakai sehelai kaus dalam keluar dari kamar.

“Astaga, dingin sekali!”

Macan kecil Du ini sudah lompat-lompat agak lama, dan menyadari tidak ada reaksi dari Anastasia, tatapan mata yang kosong, garis pandangan yang seperti telah menembus suasana musim dingin yang suram ini, dan terjatuh pada kenangan tertentu.

“Tasia, tasia?”

“Iya?” Mendadak Anastasia sadar kembali, melihat Cooper yang lompat naik turun, muncul senyum datar di wajahnya.

“Aku lupa tanya masalah kemarin, kamu tidak melakukan sesuatu pada Kenzo kan?”

Setelah dia meninggalkan acara perjamuan itu, sakit pada lambung sudah membuat kesadarannya kurang jelas, juga tidak tahu bagaimana hasil akhir dari acara makan yang memalukan itu. Berdasarkan perangai Cooper, begitu dia marah kemungkinan bisa memukul mati orang.

“Tidak, tidak.”

Teringat akan sikap Kenzo yang menjijikkan itu, Cooper menjadi emosi : “Tenang saja, pokoknya tidak membuat dia kehilangan kaki dan tangannya.”

“……”

Mendengar nada bicara Cooper ini, barangkali selain kaki tangan Kenzo yang masih lengkap, tidak ada bagian lain yang lebih berguna.

Anastasia tidak bicara apa-apa, hanya tersenyum kecil sambil menggeleng.

Cooper mewakili dirinya untuk melampiaskan amarah ini, meskipun karena ini Kenzo tidak bekerja sama dengan keluarga Du, juga apa boleh buat……

Anastasia ditarik masuk oleh Cooper, dengan pikiran penuh di benaknya, lalu tiba-tiba mendengar ada yang panggil mereka.

“Tasia, Cooper.”

Hendy dengan langkah panjang menuju ke arah mereka, raut wajah yang terlihat sedikit tua, saat ini penuh dengan senyum berseri, dan semangat yang menyala-nyala.

“Tuan Du___”

Anastasia masih belum sempat membuka mulut, Cooper sudah menyapa dulu.

“Hai, paman Hendy, ada hal gembira apa, lihat sampai membuat kamu senang begitu!”

“Dasar tidak sopan!”

Dengan wajah dingin Hendy memarahi Cooper, tapi rasa ingin tertawanya tidak bisa ditutupi, sama sekali tidak peduli dengan cara bicara Cooper yang seenaknya.

“Tasia, berkat kamu, masalah sudah diselesaikan!”

Anastasia termangu, mendadak dia jadi mengerti : “Maksud Tuan Du proyek kerja sama Pulau XX?”

“Tentu saja!” Hendy terkekeh sambil menepuk pundak Anastasia : “Barusan CEO Yuan telepon aku, setuju dengan perjanjian kerja sama kita, tim profesional dari perusahaan akan segera hadir!”

“……”

Untuk sesaat Anastasia terperanjat, setelah sadar kembali dia berkata : “Baguslah.”

Mendengar itu alis Cooper terangkat, mulutnya menyeringai memperlihatkan barisan gigi putihnya, tertawa dengan senang.

“Coba lihat, ternyata benar satu pukulan aku yang hebat! Menurutku orang ini memang kurang di hajar! Hajar dia hingga mencari giginya, maka menjadi lebih kalem!”

Mendengar itu Hendy terlihat bingung, Anastasia tidak bicara apa-apa dan memberikan satu tonjokan siku padanya.

Cooper juga tidak menghindar, terkekeh dan merasa sangat senang.

Tentu saja Anastasia tidak percaya dengan ucapan Cooper, di matanya terlintas pemikiran.

Kenzo seorang pengusaha, mengejar keuntungan, dia setuju untuk kerja sama dengan keluarga Du dan itu tidak aneh.

Sekalipun begitu masalah ini tidak begitu sederhana. Dari luar Pulau XX adalah proyek keluarga Du, tapi kenyataannya sudah digenggam erat oleh IFC International Group.

Kevin ingin menghancurkan keluarga Du, dan mengambil langkah untuk menghadapinya, bagi Kevin itu adalah masalah yang sangat gampang sekali. Jika bukan karena terakhir dia yang mengalah, Kenzo pasti tidak akan berani dengan mudah untuk menerima ubi yang panas ini.

Pria itu, apakah terakhir akan melepaskan dirinya?

Bibir Anastasia terbersit senyum pahit.

Bersama Cooper masuk ke dalam ruangan, di telinganya tidak berhenti mendengar pujian dan rasa gembira dari Hendy, Anastasia tidak mendengar dengan teliti, saat melihat Anabelle ada di meja makan, dia menghentikan langkahnya.

Saat Anabelle melihat dirinya, sepertinya teringat akan percakapan mereka berdua yang belum lama ini, dengan mata muram dia menundukkan kepalanya.

Anastasia mengikuti garis pandangannya, mendapati dia melihat perutnya yang rata, tenggorokannya terasa tersedak sesuatu, dan terasa luar biasa sakitnya.

“Tuan Du, tiba-tiba saja aku teringat masih ada urusan yang harus dikerjakan, aku pergi dulu.”

Kata Anastasia setelah terdiam agak lama.

Raut wajah Hendy terlihat sedikit marah : “Kamu ini benar-benar, mumpung ada Cooper hari ini, apakah tidak bisa kita satu keluarga makan bersama?”

Anastasia terdiam.

Hendy menggeleng tak berdaya : “Pergilah, hati-hati di jalan.”

Hari ini suasana hatinya sangat senang, Anastasia telah menyelesaikan masalah yang selama ini membuatnya tertekan, membuatnya sangat puas, jadi tidak bicara lebih banyak lagi.

“Tasia kamu ingin ke mana? Akan kuantar!”

Sambil berkata Cooper ingin pergi mengganti baju, tapi segera dihentikan oleh Anastasia : “Tidak perlu, aku ingin pergi ke tempat teman, kamu tidak kenal.”

……

China Central Hospital

Anastasia membawa sekotak kue, mengetuk pintu kamar rumah sakit yang sudah tidak asing baginya.

Pintu terbuka, Juliana tersenyum melihatnya : “Nona Du, anda datang lagi untuk menengok nenek Yan?”

“Bagaimana kabar nenek?”

Anastasia melirik ke dalam, lalu mendengar suara nenek Yan yang memanggilnya : “Apakah Belle yang datang?”

Juliana mempersilakan dia masuk dengan penuh senyum berkata : “Lumayan, tiap hari selalu membicarakan dirimu.”

Anastasia tersenyum, hanya saja senyum itu perlahan menjadi tawar.

Sejenak kemudian, dengan suara rendah berkata : “Dokter Gu, aku ingin membawa nenek untuk jalan-jalan di taman.”

Juliana mengangkat kacamatanya : “Baiklah, akan kuambilkan kursi rodanya.”

Cahaya matahari musim dingin yang hangat juga segar, menyinari rambut putih nenek Yan, berkelip-kelip dan berkilauan.

“Belle, kamu bawa banyak sekali kue hari ini.”

Nenek Yan tersenyum bagaikan anak kecil, dan menaruh jari telunjuknya di mulut : “Ssh, jangan sampai ketahuan oleh dokter, dia tidak mengizinkan aku makan.”

“Kalau begitu makan pelan-pelan.” Anastasia berjalan pelan sambil mendorong kursi roda, berkata : “Bisa untuk waktu yang lama.”

“Tidak bisa, aku makan dengan pelan, maka Belle tidak akan datang untuk mengantarkan kue untukku, maka aku tidak bisa melihatmu.”

Tubuh Anastasia menjadi kaku, dengan mata dia menutupi perasaannya.

Dia menghentikan kursi roda tersebut, lalu berjalan dan jongkok di depan nenek Yan, memegang telapak tangannya yang penuh dengan keriput dan rasa hangat yang luar biasa.

“Nenek, mungkin aku……dalam waktu ini tidak bisa datang untuk melihat anda.”

Tangannya menjadi erat, dengan panik nenek Yan berkata : “Ada apa? Apakah bajingan kecil itu menyakitimu? Kasih tahu nenek, aku bantu kamu memarahinya!”

Hati Anastasia terasa sedih, dan menghiburnya : “Bukan begitu, tapi karena sibuk pekerjaan.”

Nenek Yan menjadi tenang : “Masih mending!”

Anastasia menatap wajahnya yang penuh kasih dan tenang, dengan sekuat tenaga dia menekan rasa pedih dalam senyumnya.

Nenek, Belle akan kembali, hanya saja, bukan aku.

Belle yang sesungguhnya, Anabelle Du. Dia lebih cantik dariku, lebih perhatian dariku, lebih……mencintai Kevin dariku.

Anda akan sangat menyayanginya, akan sayang padanya seperti sayang padaku.

Hanya saja nenek, mohon anda jangan melupakan aku ya?

Anastasia mendorong pelan nenek Yan, sinar matahari sore begitu hangat, membuat tubuh mereka terasa hangat dan harmonis.

Segera nenek Yan sudah mengantuk, dengan mata terpejam perlahan terlelap. Anastasia mengambil selimut dan pelan-pelan menyelimuti tubuh orang tua itu.

Tiba-tiba ponsel dalam tasnya berdering, Anastasia menarik rasa tidak relanya untuk berpisah, lalu menerima telepon.

Suara Viony yang panik meraung dari ujung telepon sana : “Anastasia, aku sudah menemukan pengkhianat itu!”

Novel Terkait

Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu