Demanding Husband - Bab 103 Tetaplah di sini malam ini

Anastasia tidak tahu mengapa dirinya mengeluarkan isi hatinya ke Marison.

Marison selalu memberi kesan dia itu orang yang malas, acuh tak acuh, seolah tidak peduli terhadap apa pun.

Tapi perasaannya sangat peka, sejak Anastasia pertama kali bertemu dengannya di Universal Studio, dari perkataan-perkataan Anastasia yang sepintas lalu, dia sudah bisa menyadari Anastasia sangat tidak suka menjadi peran pengganti.

Misalnya, tadi ketika Anastasia masuk ke mobil, tanpa bertanya sedikit pun, dia hanya membuka musik, agar Anastasia menata suasana hatinya.

Dia selalu bisa menyadari letak persoalan, namun juga tidak membuat orang merasa tidak nyaman. Mungkin karena inilah, yang membuat Anastasia tanpa sadar mencurahkan begitu banyak isi hati ke dia.

Dan kali ini Marison tidak menjawab, hanya menatapnya, wajah yang tampan tampak samar-samar di bawah bayangan cahaya lampu, terasa tidak nyata.

Tentu saja perkataan Anastasia tadi bukanlah pertanyaan, juga tidak perlu dijawab oleh Marison. Hanya saja suka terlalu lama dia menahan di dalam hati, hingga sekarang mendadak sudah tidak tahan lagi.

Ia menghela nafas lagi, untuk mengakiri perbincangan ini.

“Tuan Xiao, terima kasih sudah mengantar aku pulang.”

Anastasia mengangguk kecil, lalu mengambil kunci dan hendak masuk ke rumah.

Di saat ini pula, Marison yang lama tidak bersuara tiba-tiba berkata.

“Sebenarnya kamu boleh……mempertimbangkan aku.”

Tangan Anastasia yang memegang kunci terjeda, dalam sekejap dia tidak mengerti maksud Marison.

“Hm……Tuan Xiao, apa yang anda katakan?”

“Sebentar lagi Kevin sudah akan menikah.”

Suara Marison terdengar di pelan dan lembut bagaikan angin di suramnya malam : ”Lebih baik, biar aku saja memelihara kamu.”

……

Andreas berbicara dengan orang dibelakang kemudi sambil menekan klakson mobil.

“Tuan besar Xiao, Bos besar Xiao, anggap saja aku yang bawahan ini memohon sama anda, lain kali kalau anda mau main hilang-hilang, bolehkah beritahu dulu? Apakah anda tidak bisa berwelas asih mengirim pesan dulu ke aku? Sekarang jadinya Produser Liu pun tersinggung oleh kamu.”

Marison bersandar ke sandaran kursi dengan santai dan menguap : “Bukankah aku sudah bilang ke kamu? Kakak aku malam ini sudah pergi, tidak di dalam negeri sini, jadi tidak bisa hadir ke undangan perjamuan keluarga Du, aku mewakilinya ke sana.”

“Ini aku tahu, urusan penting seperti ini aku juga tidak berani menghadang kamu.”

Andreas menancap gas, sekali lagi ia hampir salah jalur dan melampaui mobil lain : “Tapi bos besar Xiao, aku sudah menunggu sampai berjamur di depan pintu kediaman keluarga Du juga tidak melihat anda datang kepada saya!”

Marison mengambil skenario yang belum selesai ia hafal, lalu menjawab dengan santai: “Oh,aku mengantar Anastasia pulang tadi.”

Andreas termangu beberapa detik baru merespon : “Oh, nona Du, dia juga menghadiri acara perjamuan itu?”

“Iya.”

“Itu juga……seharusnya, seharusnya.” Andreas memutar bola mata, dalam benaknya juga mulai berpikir.

Dia masih tidak mengerti sikap Marison terhadap nona Du itu, ketika tahu nona Du adalah selingkuhan yang dipelihara orang, dia lumayan terkejut, namun respon Marison sangat datar.

Tapi seiring dengan kerja sama antara mereka berdua, sikap Marison sepertinya berubah lagi, bahkan secara khusus membiarkan nona Du datang ke lokasi pemotretan iklan untuk menemaninya syuting film.

Ckck, sebenarnya apa yang sedang dipikirkan oleh bos besar Xiao?

Sambil berpikir, Andreas bertanya dengan tersenyum : “Raja akting, apakah kamu jatuh hati sama nona Du?”

Andreas sudah mengikuti Marison sejak bekerja, jadi tidak begitu segan dalam berbicara, saat ini dia juga hanya ingin mencandai Marison.

Namun yang tidak ia sangka adalah, Marison yang dibelakang dengan singkat, padat, jelas menjawab satu kata : “Benar.”

Benar?

Apanya yang benar?

Andreas terbengong sejenak, baru kemudian tersentak sadar : Bos besar Xiao-nya mengaku jatuh hati dengan nona Du!

“Uhukk uhukk uhukkk!”

Andreas tersentak sampai terbatuk-batuk, ia berusaha menyelesaikan pertanyaannya : “Ka, uhukk uhukk, kalian sudah sampai tahap apa?”

Marison menyilangkan kaki dengan santai, sambil membolak-balikkan buku skenario.

“Aku bilang aku mau memeliharanya.”

“Kittttt!”

Suara gesekan yang menusuk telinga, Andreas menginjak rem mobil, kemudian memandang ke belakang, hampir sampai mematahkan lehernya.

“A……apa?”

Dia salah dengar bukan?

Kalau orang lain dia tidak tahu, tapi……Marison bagaimana mungkin……

Mobil di belakang mulai mendesak dengan membunyikan klakson, Andreas pun segera lanjut menancap gas.

“Tidak perlu kaget.” Marison menghela nafas, ekspresi di matanya berubah-rubah : “Dia tolak.”

Saat melontarkan pertanyaan ini, Marison sudah bisa menebak jawaban Anastasia.

Kevin sudah akan menikah, calon istrinya adalah nona besar keluarga Du yang terkenal, dia yang hanya selingkuhan bagaimana pun juga tidak akan bahagia.

Kalau Anastasia hanya menganggap Kevin sebagai majikan untuk mendapatkan uang, kalau antara dia dan Kevin hanya bisnis yang sederhana, maka masih mungkin Anastasia akan menyanggupi sarannya.

Sayangnya bagi Anastasia, Kevin sangat spesial.

Wanita itu, mungkin masih mengira dirinya menutupi dengan baik. Cahaya di matanya hanya untuk pria lain.

Ekspresi Marison berubah, di benaknya tidak henti terngiang-ngiang dengan ingatan yang tidak bisa dihapus itu.

Dia disiksa oleh Marvella, tubuhnya yang gemetaran karena berendam di dalam air danau yang dingin, wajah memucat, seolah di detik berikutnya sudah akan pingsan.

Tapi dia hanya menatap dirinya, bara api di balik mata yang cerah itu sangat kecil, tapi tidak padam, dengan suara kecil mengingatkan dirinya akan perjanjian mereka.

Hatinya tergerak, mungkin berawal dari detik itu.

Atau mungkin, lebih awal lagi dari sebelum ini.

……

Malam yang sunyi, kediaman keluarga Du yang tamunya sudah bubar tidak lagi ramai, sudah menjadi hening.

Di perjamuan ini, Anabelle mendapatkan kebahagian yang penuh, sampai sekarang masih berseri-seri.

“Kak Kevin, tadi aku punya inspirasi untuk lagu baru, nanti aku mainkan untuk kamu dengar, boleh?”

Dia gandeng tangan Kevin menuju ke lantai atas, langkah kakinya pelan.

Agak lama kemudian, orang disebelahnya masih tidak bersuara.

Anabelle pun menoleh : “Kak Kevin, apakah kamu mendengar yang aku katakan?”

Lamunan Kevin buyar oleh panggilannya, ia kendalikan wajah suramnya, dan mengusap punggungnya dengan lembut : “Kamu sudah lelah satu malaman, tidurlah yang awal.”

Anabelle mencibir, tanpa berkata apa-apa lagi.

Sejak Anastasia dan Marison pergi, Kevin tampak tidak fokus, serta air mukanya sangat tidak enak dipandang.

Dari dulu dia sangat peka, tapi tidak menanyakan apa-apa, hanya samar-samar merasa……sangat tidak aman.

Apakah dalam satu tahun dia tidak di sini, telah terjadi suatu perubahan?

Tidak mungkin. Anabelle segera menghapus dugaannya.

Sudah bukan pertama kali dia pergi. Pertama kali dia pergi hampir tiga tahun, walaupun terkadang hanya saling berkirim email, Kevin juga masih mencintainya.

Tapi……

Kevin mengantar Anabelle ke kamar, mencium pipinya dan berkata dengan lembut : “Semoga mimpi indah.”

Saat membalikkan badan hendak pergi, lengan bajunya ditarik oleh seseorang.

Kevin menoleh dan bertanya : “Belle, kenapa?”

Anabelle menggigit bibir, wajahnya tampak ragu-ragu sebentar, kemudian memerah.

“Malam ini……tetaplah di sini, bolehkah?”

Novel Terkait

My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu