Demanding Husband - Bab 105 Hina sampai sehina-hinanya

Awalnya Anasatasia mengira, dia sudah bicara dengan maksud yang begitu jelas, Kevin tidak akan lanjut lagi.

Pernikahan mereka berawal karena keuntungan. Di mata Kevin, dirinya sudah sangat tidak baik, tidak punya hak untuk meminta lebih banyak lagi.

Tapi sekarang, Anabelle sudah kembali.

Kesayangan Kevin sudah kembali, bagaimana mungkin Kevin menyia-nyiakan Anabelle dan datang ke dirinya?

Yang tidak disangka adalah Kevin malah tidak berhenti.

“Penyakit Anabelle belum sembuh.”

Kevin terus bertingkah sesuka hati di atas tubuhnya, serta sesekali menghembuskan nafas panas di telinganya, “Dan, aku lebih suka tubuh kamu.”

Anastasia memejamkan mata, bulu matanya yang panjang bergetar, hatinya terasa sakit sekali sampai seolah-olah sudah mau berdarah.

Kevin tidak mengatakan sesuatu yang merendahkan dirinya, malah dengan tidak gampangnya dia memberikan penjelasan untuknya, bahkan lebih tidak gampangnya lagi pertama kalinya dia mengutarakan “suka”nya terhadap Anastasia.

Tapi kalimat ini bagaikan mengapungkan dirinya dari dasar neraka, dengan terendam dalam minyak mendidih yang panas, es yang dingin, membuat tubuhnya hancur.

Ternyata demikian.

Dia berbelas kasihan terhadap Anabelle, tidak ingin merusaknya sedikit pun, tidak ingin memaksanya, menjaganya dengan hati-hati.

Sedangkan dia?

Kalau memang punya seorang “istri” yang sudah jadi, kenapa tidak dipakai? Bagaikan pelacur yang dipelihara dalam rumah.

Anastasia tersenyum pahit.

Apakah dia harus berterima kasih dengan rasa “suka” Kevin?

Setidaknya tubuhnya ini masih bisa memuaskan dia, membuat dia tetap disini selama beberapa detik lagi.

Hina sekali, Anastasia.

Bahkan dia sendiri meremehkan dirinya.

Dengan mencintai pria ini, rasanya seperti semua harga dirinya sudah terinjak-injak, hina sampai sehina-hinanya.

Anastasia memejamkan mata, diangkat kedua lengannya melingkar di lehernya, serta mendaratkan ciuman ke dadanya——

“……Ck.”

Tanpa di luar dugaan, Anastasia merasakan sentakan tubuh Kevin, kemudian tersenyum dingin.

Tapi dia sudah tidak peduli lagi.

Surat nikah yang tipis itu, tidak berdasarkan cinta, yang sewaktu-waktu akan hancur.

Dengan cepat mereka sudah akan tidak ada hubungan apa pun, menjadi dua orang asing.

Dengan cepat, mungkin besok, mungkin di detik berikutnya, dia tidak akan mendapatkan pelukan yang bahkan tidak berdasarkan perasaan sayang.

Malam itu, Anastasia bagaikan kupu-kupu yang megobarkan api, menerima semua rasa sakit yang Kevin berikan ke dirinya.

……

Pagi hari di musim dingin selalu lebih terlambat. Sampai jam tujuh,hari yang terang baru menerobos gelapnya langit, sedikit demi sedikit memancarkan cahaya.

Anastasia sudah bangun, dia dan Kevin terbaring di kedua sisi ranjang dengan saling membelakangi.

Keadaan seperti ini benar-benar penjelasan terbaik untuk idiom yang mengatakan dua orang yang hidup bersama namun masing-masing punya maksud hati yang lain.

Tidak lama kemudian, ranjang terasa sedikit bergetar, ada ponsel yang sedang berbunyi dan bergetar.

Kevin terbangun dari tidurnya, dengan sebal diambilnya ponsel dan melihat.

“Belle? Hm, aku juga sudah bangun, tidur kamu nyenyak?”

Kesebalan Kevin tidak ditampilkan di nada bicaranya, suara serak yang baru bangun tidur itu begitu lembut, membuat orang terbuai di dalamnya.

Anastasia yang di sebelah tersenyum kecil, lebih baik memejamkan mata pura-pura tidur.

Namun suara Kevin masih terdengar oleh telinganya.

“Iya, nanti mau ke kantor. Kamu mau datang? Aku suruh orang jemput kamu……”

Panggilan berakhir, Kevin bangkit berdiri dan memakai pakaian, lalu melirik sekilas ke ranjang, melihat dia masih tertidur pulas, tatapannya tampak rumit.

Kemudian ia keluar dari kamar.

Dengan diiringi bunyi “Brakkk” pintu ditutup, Anastasia membuka mata.

Perkataan Kevin kepada Anabelle yang dengan lemah lembut masih terngiang-ngiang jelas.

Heh, lucu sekali.

Jelas-jelas mereka berdualah suami istri yang sah, sekarang malah seperti berselingkuh, masih perlu ditelepon oleh Anabelle untuk memeriksa?

Dia bangun dan duduk, dengan menahan rasa pegal dan sakit di seluruh tubuh, dia turun dari ranjang untuk mandi.

Kevin masih tetap tidak terkontrol seperti biasanya. Mungkin kelembutan dan perhatiannya hanya akan diberikan kepadanya cinta sejatinya.

Tapi Kevin yang semalam agak aneh, tidak tahu mengapa dia terus memaksa Anastasia memanggil namanya.

Anastasia menganggapnya bermaksud ingin semakin menghina dirinya, dia menggigit bibir tidak ingin bersuara, akibatnya membuat Kevin semakin marah.

Tidak ingin banyak berpikir lagi, Anastasia merapikan diri, dia baru sadar sudah harus melapor dana proyek pulau kepada Hendy ketika melihat jadwal.

Awalnya dia ingin berbicara dengan Hendy di acara semalam, tapi kemudian terjadi masalah seperti kemarin, sehingga dia lupa.

Hari ini jangan sampai tertunda lagi.

……

Saat baru saja Anastasia masuk ke kantor, dia merasa suasana kerja semakin mengental lagi.Sebelumnya semua tampak semangat bergosip bergebu-gebu, sekarang malah menjadi mata panda.

“Kenapa tiba-tiba jadi begitu rajin?”

Tanya Anastasia, seorang anak muda paling dekat jaraknya dengan dia menjawab : “Direktur sudah pulang.”

Setelah sekian lama menemani wanita kesayangannya, akhirnya masih ingat dia masih punya perusahaan besar yang harus diurus?

Ekspresi Anastasia datar sekali : “Bukankah wajar saja dia pulang, kenapa kalian semua begitu suram.”

“Jangan diungkit lagi, direktur Yan sekali pulang langsung menyuruh semua divisi melaporkan prestasi kerja beberapa hari ini, dan akhirnya……”

Pepatah mengatakan, ketika harimau sedang tidak ada di hutan, monyet menjadi raja. Selama Kevin tidak di sini, meskipun kerjaan mereka tetap berjalan lancar, tapi suasana hati kebanyakan karyawan menjadi lebih santai, dalam soal mengerjakan tugas juga jadi lebih lamban, siapa yang mengira akan dikejar seperti ini ketika dia pulang.

Di tengah mengobrol, ponsel Anastasia berdering.

“Kepala tim Du, apakah laporan proyek tujuh sudah selesai?”

Yang menelepon adalah supervisor He, dengan singkat Anastasia menjawab : “Sudah, kapan mau diserahkan ke anda?”

“Tidak perlu serahkan ke aku.” Ujar supervisor He, “Proyek kalian bagian dari divisi perencanaan, proyek ini berhubungan dengan kerja sama dana dengan keluarga Du, diurus secara langsung oleh penanggung jawab eksekutif, kamu langsung serahkan ke direktur Yan saja.”

“……”

Anastasia merapikan setumpuk berkas yang tebal, lau naik ke lantai 88.

Dia mengetuk pintu, tanpa menunggu Kevin menjawab, dia langsung masuk.

Melihat dia, Kevin bertanya tanpa ekspresi : “Ada apa?”

Sikapnya yang dingin, benar-benar membedakan hal umum dan pribadi dengan jelas.

Anastasia juga tidak banyak bicara, dia meletakkan berkas tersebut ke meja dan berkata :

“Laporan proyek pulau saya taruh di sini, direktur Yan lihat apakah masih ada kekurangan apa.”

Kevin mengambil berkas itu, baru saja membuka halaman pertama, Anastasia sudah berkata lagi : “Kalau tidak ada masalah, aku pergi dulu.”

Usai bicara, tanpa menunggu responnya, Anastasia langsung membalikkan badan pergi, Kevin juga tidak mencegahnya.

Keluar dari ruang direktur, baru saja jalan beberapa langkah, dia bertemu sosok yang familiar.

“Anastasia?”

Mendengar suara itu, Anastasia mengangkat kepala : “Kakak.”

Tadi dia masih heran, berdasarkan sifat Kevin, pasti tidak akan seacuh tak acuh itu, pasti akan menyindir sedikit.

Ternyata karena sudah janji bertemu dengan Anabelle.

Setelah Anastasia menyapa, tanpa berlama-lama dia langsung pergi.

“Kamu tunggu sebentar.”

Ujar Anabelle, tampak sosok belakang Anastasia yang berhenti, air mukanya menjadi agak suram.

“Anastasia, aku mau bicara.”

Novel Terkait

Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu