Demanding Husband - Bab 140 Aku pasti tidak akan melepaskan kamu!

Jantung Kevin berdebar kencang, rasa panik dan gelisah yang kuat masih terendam di dalam hatinya sejak dia mendapat telepon dari rumah sakit.

Saat itu dengan cemas dia datang menyusul ke pusat perawatan tempat neneknya di rawat, neneknya sudah dipindahkan oleh paramedis ke brankar dorong, dengan cepat dipindahkan ke Central Hospital dan masuk ruang operasi besar.

Pada saat nenek melihatnya, bibir nenek sudah membiru dan gemetar, dengan erat mencengkram tangannya.

“Belle, itu bukan Belle……siapa dia?”

Kesadarannya kacau, wajah yang panik, dengan terbata-bata bertanya : “Belle sakit……itu bohong, kamu bohong aku, kalian bohong padaku……”

Kalimatnya tidak beraturan, kemudian seperti tercekat dia tidak bisa berbicara, dan terkulai di atas ranjang pasien.

Pemandangan sebelum nenek Yan tidak sadarkan diri tidak berhenti terlintas di kepala Kevin, dan menusuk hatinya hingga terasa nyeri yang hebat.

Sejak lima tahun yang lalu mengalami kesedihan mengantar kepergian anaknya yang lebih muda, nenek sakit dan tidak kunjung sembuh, ingatan menurun, saraf yang lemah dan tidak bisa menerima sedikitpun guncangan.

Kevin sudah memberikan perawatan yang paling bagus, mengeluarkan uang yang banyak mengundang Juliana dari yayasan perawatan luar negeri untuk merawat neneknya, meskipun seperti itu, sekalipun kalau sakit karena perubahan musim, dia juga akan panik setengah mati.

Saat itu dia menyetujui saran dari Hendy, bersedia menikahi Anastasia di saat Anabelle ke luar negeri untuk pengobatan, juga hasil pertimbangan akan kondisi nenek yang sakit.

Apalagi di seumur hidup orang tua ini, harapan terbesarnya adalah bisa melihat cucu kesayangannya mempunyai keluarga yang bahagia dan sempurna. Waktu tiga tahun sangat panjang, dia tidak berani pasti apakah nenek bisa menunggu hingga saat itu……

Dan yang tidak pernah dia sangka, keputusan ini mengantar nenek yang paling menyayanginya ke gerbang neraka!

Pupil mata Kevin mengecil, dengan kuat jari tangannya mencekak dagu Anastasia, di matanya terlintas tatapan dingin yang sangat kejam.

Anastasia dipaksa untuk mengangkat wajahnya, terasa sakit tertarik pada sudut bibirnya, dan darah mengalir keluar, terendam aroma amis darah.

“Aku tidak tahu, tidak tahu apa yang kamu bicarakan……”

Dia tidak peduli dengan rasa sakitnya, dia berusaha mengeluarkan suaranya yang serak : “Aku tidak___”

“Anastasia, kamu begitu ingin menjadi nyonya muda keluarga Yan? Demi posisi dan kekuasaan, kamu sampai memanfaatkan nenek, dan juga ingin mencelakainya?”

Suara Kevin sudah nyaris meraung, nada bicara yang membuat orang terkejut.

“Dia begitu menyukaimu! Dia lebih baik memelihara seekor anjing yang punya naluri daripada kamu!”

Saat ini Kevin sepertinya sangat benci sekali pada wanita kurus lemah dengan wajah pucat yang ada di depannya.

Dia selalu dengan wajah yang penuh simpati, nada bicara yang datar, tenang, juga selalu tidak sengaja menarik perasaan dan pikirannya, hingga menggetarkan hatinya.

Dia sudah hampir percaya, apa yang dilakukan oleh Anastasia adalah terpaksa dan tak berdaya, dimanfaatkan oleh Hendy. Bahkan dia bisa menerima kenyataan kalau masalah itu demi Cooper sahabat kecilnya!

Tapi kenyataan telah menyadarkan dirinya.

Semua perbuatan Anastasia, buka karena dipaksa. Dari awal sampai akhir, dia selalu satu hati dengan keluarga Du, dia dan Hendy dari kelompok orang yang sama, tidak berperasaan dan licik!

Sekalipun dia mencuri gambar desain, membawa kerugian yang besar pada keluarga Yan, dia juga tidak benar-benar bertindak kejam untuk menekan dirinya, terakhir malah membuat Kenzo membantu keluarga Du.

Dan saat ini, dia merasa dirinya salah, salah hingga sangat memalukan.

Tidak terpikir olehnya Anastasia akan menemui nenek dan mengatakan masalah itu, dia jelas tahu kondisi kesehatan nenek yang tidak stabil!

Dia tidak rela menjadi pengganti Anabelle, ingin memberi status dirinya, barangkali dia tahu hal ini akan membuat nenek terguncang dan membahayakan nyawanya, dia Anastasia juga tidak akan peduli kan!

Aura di tubuh Kevin terasa menakutkan, denyutan urat di pelipisnya terlihat jelas.

“Jika terjadi sesuatu pada nenek, aku pasti tidak akan melepaskan kamu!”

Sambil menggertakkan gigi dia mengucapkan kata-kata ini, lalu menghempaskan tangannya, seperti melemparkan barang yang kotor, berdiri lalu pergi, tanpa melihat Anastasia lagi.

Anastasia termangu sambil menatap lantai yang putih itu, masih dengan posisi terjatuh tadi, tidak bergerak dalam waktu yang lama.

Tidak lama kemudian, ada orang yang menyentuhnya, dia kaget, dan dari samping terlihat wajah Juliana.

“Nona Du, berdirilah.”

Dengan bantuan Juliana, Anastasia berdiri, pikirannya masih kosong.

Dia melihat dengan sangat jelas rasa benci dan sedih dari mata Kevin, dan membuatnya sangat terkejut.

Sejak itu dia mulai sangsi akan dirinya sendiri, apakah tanpa sengaja dia telah mengatakan sesuatu yang tidak boleh dikatakan dan terdengar oleh nenek Yan?

Anastasia bersandar pada dinding, ingatannya kacau, mendadak dia teringat barusan tadi dia mendengar Cecilia ingin mendekat untuk menolongnya.

Dia melihat ke arah Cecilia, tidak disangka Cecilia juga melihatnya.

Raut wajah Cecilia juga pucat, dengan rasa tak percaya melihat dirinya, sepertinya dia tidak bisa mempercayai kebenaran yang barusan dikatakan oleh Kevin.

Berhadapan dengan tatapan Anastasia, Cecilia segera melayangkan matanya ke arah lain.

Hati Anastasia tersentak, kelopak matanya bergetar.

Dalam waktu singkat, keadaan berubah begitu drastis yang membuat dia kehilangan kesadaran dan ketenangan, tidak bisa seperti biasanya yang masih bisa berpikir panjang, semakin membuatnya tidak bisa membedakan apa pun.

Dia hanya berharap, hanya berharap nenek Yan aman dan selamat, masalah lain tidak penting……

Pintu ruang operasi terbuka.

Kepala dokter Chi melepaskan sarung tangan, melihat orang yang ramai di depan, setiap wajah menunjukkan penantian dan ketakutan yang bercampur rasa panik.

Pemandangan seperti ini, dia sebagai kepala dokter selama belasan tahun, nyaris dia temukan setiap hari, sudah terbiasa.

Tapi kali ini, dia tidak bisa tidak mengeluh dalam hati.

“Dia masih……Kevin, kamu dan Cecilia masuklah untuk melihatnya.”

Cecilia masih bingung, Kevin yang lebih cepat bereaksi.

Pupil matanya menyipit dan terasa sakit yang hebat.

Pintu dibuka, Kevin melihat orang yang terbaring di ranjang pasien. Ruang operasi sudah dirapikan, nenek Yan mendengar suara dan melihat ke arahnya.

“Nenek……”

Tanpa di duga ekspresi nenek Yan sangat tenang, dengan penuh kasih dan tenang tangannya yang gemetar memegang erat tangan Kevin.

“Kevin, kamu sudah dewasa.”

Dia membuka mulutnya, suara yang lemah terucap dari bibirnya, membuat seluruh hati Kevin bergetar.

Dia melihat mata orang tua itu, kadang kabur kadang jelas, dengan wajah penuh senyum menatap cucu kesayangannya.

“Nenek, nenek……sudah sadar?”

Kevin tidak tahu bagaimana melukiskannya, orang tua yang kehilangan kesadaran selama lima tahun ini, mungkin bagaikan sebuah mimpi yang tidak jelas.

Nenek Yan tidak menjawab, malah mengatakan hal lain : “Apakah boleh berjanji satu hal pada nenek?”

“……katakan saja nenek.”

Dia memegang erat tangan Kevin, bibir yang membiru dan bergetar.

“Kevin, biarkan Windy kembali.”

Seketika tubuh Kevin tersontak, dengan tercengang dia melihat mata orang tua itu.

“Berjanjilah padaku?”

Wajah yang penuh keriput itu menunjukkan harapan dan kesedihan, dia menatap lurus pada Kevin, mempertahankan janjinya yang terakhir.

Kevin mengalihkan tatapannya, sejenak kemudian, dengan berat berkata : “Aku janji.”

Setelah mendapat kepastian, nenek menjadi rileks, dan tersenyum : “Anak baik, kalian semua adalah anakku yang baik……”

Suaranya perlahan menjadi lemah, Kevin hanya merasakan tangan hangat yang menggenggam tangannya itu perlahan menjadi berat ke bawah.

Dia mengepalkan erat tangannya, dan memejamkan mata.

Anastasia merasa sangat tegang, memperhatikan suara sekecil apapun yang keluar dari ruang operasi.

Hingga, dia mendengar suara tangisan Cecilia yang meratap sedih, putus asa dan menyedihkan.

Seluruh tubuh Anastasia menjadi dingin, dan wajahnya pucat ketakutan.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu