Demanding Husband - Bab 123 Apa Yang Kamu Lakukan Diam-diam?

Jadwal pagi Kevin Yan adalah untuk berdiskusi dengan Central Hospital tentang jumlah suntikan modal dan alokasi saham untuk tahun yang akan datang. Dalam beberapa tahun terakhir, kerja sama Kevin Yan dan Keluarga Chi menjadi semakin dekat, dan kedua belah pihak telah memperoleh banyak keuntungan.

Berbeda dengan William Chi, gaya kerja Presiden Tua Chi selalu stabil dan sempurna, dan kesepakatan antara kedua belah pihak berhasil dicapai lebih cepat satu jam lebih awal dari yang direncanakan.

Kevin Yan berjalan keluar dari dalam lift di lantai 88 dan langsung melihat Jason Lin yang berdiri di depan kantornya.

“Ada yang ingin kamu laporkan?”

Ketika mendengar suara boss-nya, Jason Lin menengadah dengan hormat dan tertegun sejenak.

Namun dia menormalkan ekspresinya dengan cepat, dan berkata dengan hormat: “Laporan mingguan belum selesai, saya akan memberikannya hari senin.”

Kevin Yan mengangguk tanpa menghentikan langkahnya dan langsung masuk ke kantornya.

Wajah Jason Lin sedikit ragu, setelah menimbangnya, dia akhirnya berkata: “Presdir Yan, Nona Du datang ketika anda baru saja pergi.”

“Kevin Yan mengangguk mendengarnya: “Anabelle? Apa sekarang dia masih di dalam kantorku?”

“……bukan.”

Jason Lin berhenti sejenak dan melanjutkan, " Nona Anastasia Du."

Kevin Yan menghentikan langkahnya dan menaikkan alisnya.

Sejak malam itu, setelah makan malam di villa No. 9, Kevin Yan tidak pernah kembali.

Reaksi Anastasia Du hari itu sangat kuat, dan dia juga sangat jahat pada Anabelle. Dia adalah wanita yang selalu acuh tak acuh terhadap apa pun, hanya ketika dia dipaksa untuk menjadi kejam, dia akan berdiri di seluruh duri dan berjuang.

Pagi itu ketika Kevin Yan tersadar dan kembali memikirkannya, dia seperti sedikit lebih mengerti Anastasia Du.

Walaupun pernikahan mereka hanyalah karena bisnis, tetapi Anastasia Du sudah tinggal di mansion itu selama setahun dan seperti yang ia bilang, rumah itu memang miliknya.

Tapi perilakunya sangat jelas tidak menyambut Anabelle Du.

Bukankah wanita ini sudah mati hati pada keluarga Du? Hendy Du menganggapnya sebagai sebuah alat, dan dia tidak mengeluh sama sekali, tapi kenapa dia begitu memusuhi Belle yang lembut dan bijaksana?

Pikiran-pikiran ini hanya tinggal dalam pikiran Kevin Yan selama beberapa detik, lalu menghilang.

Dia tidak ingin membiarkan pikirannya terlalu banyak memikirkan Anastasia Du, dia seharusnya lebih memikirkan Anabelle.

Karena itu, sejak saat itu setiap Anabelle ingin mengunjungi adiknya di Bailly Street, Kevin Yan tidak pernah setuju lagi.

Dia tidak ingin melihat Anastasia Du yang defensif dengan duri di sekujur tubuhnya, tampak tajam dan dingin, tetapi pada kenyataannya, itu hanya luarnya saja...

Mata tajamnya hilang, Kevin Yan memberi Jason Lin jawaban sederhana: "Aku tahu."

Jason Lin mengangguk lalu pergi dengan cepat.

Kevin Yan merenung sejenak dan kemudian mendorong pintu kantor membuka.

Penampakan di hadapannya membuatnya mengerutkan kening.

Anastasia Du sedang duduk di mejanya, tampak terkejut atas kehadirannya, dan wajahnya menunjukkan sedikit kepanikan.

“Apa yang sedang kamu lakukan?”

Dia berkata dengan suara berat dan langsung berjalan ke arahnya.

Anastasia bangkit berdiri dan menunduk tidak menatapnya, dia meraih berkas yang ada di atas meja: “Aku datang mengantarkan berkas.”

Kevin Yan mengambil berkas dari tangannya dan melihat judulnya dan melemparkannya ke atas meja.

“Bukankah kamu selalu menyuruh Jason untuk mengantarkan hal seperti ini?”

Beberapa waktu lalu, proyek di Pulau XX memasuki tahap yang menegangkan, Keluarga Du dan IFC International Group sangat sibuk, bahkan dalam kasus ini sekalipun, Anastasia Du selalu dapat menemukan berbagai alasan untuk tidak bertemu dengannya.

Dan sekarang persiapan proyek akan segera berakhir, dia malah datang untuk mengantarkan berkas?

Kevin Yan menyipitkan matanya dalam, dan ada kilatan cahaya di bawah matanya, kedua lengannya menopang sisi ujung meja, dia sedikit membungkuk dan menatapnya.

“Anastasia, apa yang kamu lakukan diam-diam?”

Mungkin karena tatapannya yang begitu mengintimidasi sehingga Anastasia tidak bisa menatapnya sejenak. Setelah hening sejenak, dia berkata dengan pelan, "Aku…… aku ke sini bukan untuk mengantar berkas."

Kevin Yan tidak bergerak, menatapnya dengan aura yang kuat, dan menunggu kata-kata selanjutnya.

Suasana diantara mereka beku dan hening, bahkan bisa terdengar suara nafas Anastasia yang tidak beraturan.

Kemudian, dia sedikit mengangkat kepalanya, dengan suara serak yang pelan: "Aku datang ke sini untuk mengucapkan selamat tinggal kepada kamu."

Mendengar ini, Kevin Yan mengerutkan kening dalam, “……apa? "

“Lusa adalah konferensi pers Pulau XX.”

Nada Anastasia sangat tenang, dia menjelaskan dengan pelan: "Setelah konferensi pers, aku akan menandatangani surat perceraian. Aku harap…… kita bisa bertemu dan berpisah baik-baik.

Pandangan Anastasia sedikit turun dan tatapan matanya jatuh pada tangan kanan Kevin Yan yang memegang meja.

Terlihat bekas luka pucat memanjang dari sendi jari, meskipun dia tidak bisa melihat lebih banyak lagi, tapi dia tahu bahwa ada bekas luka di telapak tangan, yang tertanam dalam di telapak tangan pria itu.

Hal itu terjadi di saat genting, ketika dia menggenggam pedang Robby Gu dengan tangan kosong. Darah segar menetes di wajahnya, kepedihan itu masih segar dalam ingatannya.

Beberapa saat kemudian, dia sedikit mengangkat wajahnya dan menatap Kevin Yan.

Jarak di antara mereka begitu dekat, sehingga Kevin Yan harus menunduk menatapnya dan bisa dengan jelas melihat bulu matanya yang panjang dan lembut dan sedikit gemetar. Di bawah bulu mata tersembunyi cahaya yang jernih dan sejuk.

Hatinya tiba-tiba tergerak, mendengar suara serak wanita itu di sisi telinga——

“Kevin Yan, semoga kamu bahagia.”

“……”

Anastasia sudah meninggalkan kantor ketika Kevin Yan sadar dari lamunannya.

Dia berbalik dan mengejar sosok kurus itu sampai dia menghilang di ujung koridor.

Pada saat ini, hati Kevin Yan sedikit bergetar, dan tiba-tiba merasakan kehilangan

Anastasia Du datang untuk mengucapkan selamat tinggal padanya.

Suaranya berbeda dari biasanya yang tenang dan jelas, dengan suara yang bergetar, Kevin Yan hampir bisa merasakan suasana hatinya yang kacau.

Kevin Yan berjalan mondar-mandir dan duduk di kursinya. Dia terlalu malas untuk melihat berkas tebal di meja dan memasukkannya ke dalam laci.

Memikirkan kepergian Anastasia Du, dia merasa sedikit gelisah, dia mengeluarkan kotak cerutunya dan mengeluarkan satu untuk menyalakannya, di ruangan yang dipenuhi asap perasaan bersalah yang diakibatkan oleh wanita itu perlahan menjadi tenang, dan perlahan-lahan kembali seperti biasa biasa.

Kevin Yan menyalakan komputer, siap untuk memeriksa jadwal penting minggu ini.

Namun, setelah menunggu beberapa detik, komputer tidak merespons dan layarnya masih tetap hitam.

Kevin Yan mengerutkan kening dalam dan bersandar ke kursi lebar, dia tidak sengaja melihat soket di bawah meja.

Lampu soket itu tidak menyala, dan tombolnya dimatikan secara langsung.

Di mata elang Kevin Yan yang dalam, terdapat kilasan cahaya berpikir keras yang tajam.

Dia menyalakan soket tersebut dan kembali membuka komputer lalu menatap layarnya dengan cermat.

Ketika dia melihat dengan jelas bar loading pemulihan data di layar, wajah Kevin Yan tiba-tiba menjadi suram.

Tampaknya komputer ini ditutup paksa sebelum dia memasuki ruangan ini.

Novel Terkait

Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu