Demanding Husband - Bab 78 Cepat Selamatkan Kak Tasia!

Robby Gu gerakannya terhenti sambil tangannya memegang kunci pintu.

“Kak, kamu jangan lupa, dia adalah orangnya keluarga Du!”

Marvella Gu berseru lantang, dia maju menghalangi Robby Gu: “Kita tidak berhasil menghentikan keluarga Yan, tapi masalahnya sudah menjadi seperti ini! Kalau wanita ini kita bebaskan, keluarga Du pun akan membuat perhitungan dengan kita!”

Meski Marvella Gu berkata demikian, sebetulnya dalam hatinya yang paling dia pedulikan bukanlah bagaimana reaksi keluarga Du nantinya, melainkan bagaimanapun juga dia harus menghancurkan Anastasia Du!

Si sialan ini yang menyebabkan dirinya terpuruk sampai seperti ini, bahkan jika pun dia hanya mendapat kasih sayang sementara saja dari tuan muda Yan, bagaimana bisa membiarkannya melaluinya dengan baik-baik saja? Sama sekali tidak boleh dengan mudahnya membebaskan dia!

Pikiran Robby Gu yang agak kosong itu, setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Marvella Gu, perlahan mulai fokus kembali.

Apa yang dikatakan Marvella Gu itu benar. Tidak peduli apakah wanita ini ada atau tidak ada hubungan dengan Kevin Yan, hubungannya dengan keluarga Du sudah pasti.

Keluarga Du sama juga pengaruhnya di China tidak bisa dipandang rendah, keluarga Du sejak dulu adalah cikal bakal kelompok gangster, dikhawatirkan setelah wanita ini pulang akan ada pembalasan dendam…

Ekspresi galau dan panik karena rencana gagal di wajahnya berangsur sirna, digantikan dengan senyum kotor dan tak normal.

“Kita tetap saja jalankan berdasarkan rencana awal kita.” Dia berjalan ke hadapan Anastasia, jemarinya yang dingin mengangkat dagu Anastasi yang berlumur darah.

“Kalau saja ada sebilah tongkat di tanganku, tentunya kamu akan berlakuan baik-baik, iya kan?”

Dari mata sipitnya Robby Gu terpancar gejolak birahinya, dengan gerakan cepat ditanggalkannya pakaiannya, dengan bebasnya ditepuk-tepuknya wajah Anastasia.

“Tenanglah cantik, nanti asalkan kamu baik-baik memuaskanku, video-video ini tidak akan tersebar ke luar.”

…..

Tianhe, villa keluarga Gu.

Gaya dekorasi keluarga Gu seperti yang tampak pada model khas rumahnya, gemerlap, beragam perabot rumah tangga yang sangat mahal, takut orang lain tidak tahu dirinya itu kaya.

Namun sekarang, bos keluarga Gu yang sedang duduk di sofa ruang keluarga seperti sedang menduduki bantalan jarum, gemetar bahkan air pun tak sanggup dituangnya.

Dia menggerakkan tubuhnya condong ke depan, dengan gugup menelan ludah, berkata kepada pria yang duduk di hadapannya: “Anda, silakan Anda minum tehnya.”

Pria muda itu memiliki sepasang mata bunga persik yang mempesona, tapi dia matanya saat ini dipenuhi kemarahan, sepasang kaki rampingnya langsung menginjak area minum teh di rumah orang lain.

“Aku minum teh kentut!”

Dengan pandangan galak ditatapnya lawan bicaranya: “Bos Gu, waktu terakhir kali di Happy Monk tuan muda kami belum melihatnya, kamu nyalinya besar juga ya, orangnya tuan muda Yan pun kamu berani ganggu ya?”

Begitu bos Gu mendengarnya, tubuh gemuknya sekali lagi gemetar.

“Tuan Chi, ini, ini pasti salah paham, salah paham.”

William Chi menggunakan jarinya memutar-mutar memainkan poni elegannya, berdehem.

Waktu itu di Happy Monk ketika Robby Gu mencari masalah, Kevin Yan hanya berbalik dan pergi begitu saja, cuci tangan dan menyerahkan semua urusan yang berantakan ini padanya, menyebabkan dia harus berurusan panjang dengan keluarga Gu tua dan muda.

Dia tidak bisa tahu dengan jelas sikap Kevin Yan, tidak berani sembarangan melibatkan keluarga Yan, Happy Monk lagipula adalah tempatnya keluarga Du, juga tidak bisa bikin kekacauan di sana, mau melakukan sesuatu harus sangat dipertimbangkan dulu baik-baik, tidak perlu diungkit lagi bagaimana perasaan tertekannya tuan besar Chi.

Tapi sekarang melihat kepura-puraan bos Gu waktu itu, ingin rasanya mengecilkan kepala dan bersembunyi, menyegarkan hati.

Suasana hatinya yang tenang untuk waktu yang lama ini, begitu pikirannya terpicu, terpikirn kembali masalah yang sebenarnya, dengan cepat diaturnya kembali ekspresi wajahnya.

“Salah paham? Jangan kamu katakan padaku, pemandian air panas Tianhe bukan milik keluarga Gu? Atau bilang bahwa Robby Gu bukanlah anak lelakimu?”

Dia menurunkan kakinya, melengkungkan pinggangnya dan dengan keras mengetuk-ngetuk kaca meja the.

“Cepat lepaskan dia! Kalau gerak cepat, siapa tahu masih bisa membuat jasad anakmu utuh!”

Selesai William Chi berbicara, otaknya berputar, lalu dirasa ada yang kurang tepat.

Oh, bagaimana kalau tuan muda Yan tidak ingin membiarkan jasad Robby Gu utuh? Dia dengan sembarangannya berjanji sepertinya kurang baik juga………

Bos Gu begitu mendengar perkataan ini, kakinya menjadi lemas, hampir saja dia terjatuh dari sofa.

“Tuan Chi, tuan besar Chi! Bukan aku tidak mau membebaskan orang, tapi anak bandel itu…aku, aku tidak bisa mengaturnya lagi!”

William Chi memicingkan sepasang mata bunga persiknya: “Kamu orang tua lagi memainkan trik apa? Bukankah keluarga Gu masih adalah dalam genggaman tanganmu, cepat cepat cepat, telepon ke pemandian air panas, masih juga berlambat-lambat lebih baik kamu minggat dari China ini!”

Keringat dingin mengucur keluar di dahi kepala keluarga berusia lima puluh tahun lebih ini: “Tuan muda Chi kamu tidak tahu, sekarang beberapa pemegang saham yang besar mau menarik investasinya, aku mau menjaga suasana hati mereka, minggu depan siap-siap rapat umum pemegang saham dan posisi anak bandel itu akan dicabut, hasilnya dia akan kembali membalikkan wajahnya padaku….”

“Pemandian air panas itu adalah atas namanya, para pekerjanya juga semua adalah teman-temannya sendiri, aku juga tidak punya cara lain…”

Mendengar perkataan ini, ekspresi wajah William Chi berubah.

Robby Gu ini terlalu gegabah, tidak bisa menjamin melakukan semua ini, bukankah bunga mawar hutan itu berbahaya?

Dia tiba-tiba berdiri, menelepon Kevin Yan.

“Tuan muda Chi, Anda harus menjelaskannya pada CEO Yan, masalah ini sungguh bukan aku yang mengajarkannya!” Saking paniknya wajah bos Gu menjadi pucat, tidak berani membayangkan akibat dari mencari gara-gara dengan keluarga Yan.

“Huh, sudahlah Anda orang tua memohon banyak berkat saja!”

Selesai berkata demikian, William Chi pun malas untuk banyak berbasa basi lagi dengannya, sambil berjalan menuju keluar sambil tergesa-gesa berbicara di telepon: “Halo? Tuan muda Yan, aku katakana padamu ya, tidak ada yang bisa diharapkan dari si tua Gu, kusarankan, kamu harus bawa orang-orang pergi…”

“Aku sudah tahu.”

Kevin Yan dengan dinginnya mengatakan itu, tidak terlalu jauh papan nama pemandian air panas Tianhe sudah terlihat.

Begitu dia menginjak pedal gas, mesin yang dipacu dengan kencang mengeluarkan bunyi yang kencang!

Di dalam pemandian air panas sudah sangat berantakan keadaannya, pasukan kedua belah pihak Hansen Ren dan keluarga Gu sedang tegang berdiri berhadapan, saling tidak sabaran.

“Bang!”

Terdengar bunyi yang sangat keras, Buggati Veyron hitam tanpa mengurangi kecepatan sedikitpun menerjang masuk, menabrak pagar sampai terbang cukup jauh, mengejutkan para tamu yang langsung berteriak-teriak panik!

Suara decit rem yang menyakitkan telinga terdengar, berhentilah di tempat yang berjara beberapa puluh sentimeter dari mata air panas, rodanya membuat tapak putih di lantai.

Ekspresi Hansen Ren tampak gugup, ketika dilihat orang-orang yang keluar dari mobil, mau tidak mau terkejut, keceplosan: “CEO Yan?”

Kevin Yan mengayunkan tangannya menutup pintu mobil, dengan langkah lebar menghampiri menuju pusat konflik.

Di dalam sini tiga lapisan dijaga keliling oleh tiga kelompok bodyguard berpakaian hitam, di samping Kevin Yan bila tidak ada orang mendekati, tidak ada seorang pun yang berani mengcegatnya, semuanya masih terhenti pada kondisi syok beberapa menit sebelumnya, belum benar-benar tersadar akan apa yang terjadi.

Dia menyapukan pandangannya ke arah orang-orang. Jumlah orang yang dibawa oleh Hansen Ren tidak sedikit, tapi tidak bisa menandingi keluarga Gu yang sudah lebih dahulu mempersiapkan diri, begitu berhasil ditahan, kedua belah pihak tidak berkutik.

Namun anak perempuan yang berdiri di samping Hansen Ren, melihatnya sepertinya dia mengenalinya, dia mengeryitkan alisnya.

“Di mana Anastasia Du?”

Dia berkata dengan suara rendah kepada Hansen Ren, beberapa kata yang singkat ini di tengah terhentinya konfrontasi ini telah menghempas dengan kerasnya, membuat hati orang bergetar.

Hansen Ren baru saja tergesa ingin menjawab, sesosok tubuh kecil dari samping sudah dengan cepatnya maju mendekati Kevin Yan.

Angel yang saat itu di setengah wajahnya masih ada noda darah yang masih menetes, luka yang semula sudah mulai kering, karena dia bergerak terus dan dipengaruhi emosinya yang terlalu kuat membuatnya kembali terbuka.

“Cepat, cepat selamatkan kak Tasia!”

Novel Terkait

King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu