Demanding Husband - Bab 69 Ia yang dihina

Kevin Yan dengan satu tangan berada didalam kantung celana, dan satu lagi membawa cerutu yang belum di hidupkan, auranya sangat terasa didalam ruangan.

Johanna Bai matanya bercahaya melihat pria yang ia sukai, suara perempuan itu pun berubah seperti burung kepudang yang halus.

"Kak Kevin, semua sudah menunggumu, kemana saja kamu?"

Kevin Yan melihatnya corak wajahnya berubah hangat: "Kamu juga datang?"

"Aku sudah tidak kecil lagi, tahun depan aku sudah 20 tahun!"

Johanna Bai berteriak didalam hati, tetapi matanya sama sekali tidak ingin berkedip. Hari ini Kevin Yan menggunakan pakaian formal, dia menggunakan jas yang sangat mahal membuatnya benar - benar ganteng, melihat hal itu mata Johanna Bai penuh dengan gelembung - gelembung pink.

Ia menarik lengan baju Kevin Yan masih ingin bergenit denganya, tetapi menemukan bahwa pria yang dia suka sudah tidak memperhatikanya.

Dia mengerutkan alis mata dan berjalan kearah Anastasia, matanya sekarang penuh dengan Anastasia dan tubuhnya yang terlihat lebam.

"Kau sedang apa?"

Dengan nada cemberut dia tidak dapat menahan kekesalanya.

Wanita ini mengenakan pakaian seperi ini untuk datang kemari? Sekujur tubuh dipenuhi dengan jejak yang tidak pantas untuk di lihat, ingin menggoda orang tetapi seperti ini?

Anastasia mendengar suara yang ia kenali, mengetahui siapa itu tapi tidak mengangkat kepalanya untuk melihat siapa itu.

Orang ini juga pernah mengucapkan hal yang sama.

Dia juga pernah menghinanya kotor, ia sangat mengingat akan hal itu.

Apakah hanya karena dirinya itu orang rendahan, orang - orang ini dapat menghinanya begitu saja?

Anastasia ingin kabur dari pria ini yang seperti obor, di matanya tertuju pada selendang yang di tendang tadi, ia bermasud untuk pergi mengambilnya.

Ia bergerak untuk mengambilnya, Kevin Yan membalas dengan menangkapnya.

"Mau kemana?"

Dia dengan kekuatan yang keras mengekangnya: "Kau belum membalas pertanyaanku."

Anastasia terasa kaku, pandangannya berhadapan langsung dengan pria ini, setelah beberapa saat ia langsung memutuskan kontak mata itu.

"Tanyakan adikmu."

Suaranya terdengar sedikit serak. Meskipun hanya sesaat Kevin Yan melihat jelas pupil matanya yang bergetar disaat mengucapkan hal itu.

Mata itu tidak terlihat kesedihan ataupun kemarahan yang luar biasa, tetapi terlihat sedikit kesedihan yang samar, dengan keras kepala tidak ingin orang untuk melihatnya.

Kevin Yan merasa bersimpati setelah melihat matanya, emosi yang tidak dapat diutarakan dengan kata - kata mulai keluar.

"Kenapa."

Dia tanyakan sekali lagi, kali ini dia bertanya dengan pernyataan kepada Johanna Bai dan ibunya.

Johanna Bai dengan sombong memegangi Kevin Yan penuh cinta, ia berkata tanpa diganggu: "Kak Kevin, wanita ini siapa, kata ibu ia sangat kotor!"

Mendengar hal itu wajah Kevin Yan mulai masam, memalingkan pandangan kearah wanita yang berdiri disebelah Johanna Bai, pandanganya berubah menjadi pandangan yang lebih menekan.

Yolanda Bai menyalahkan wanita ini dengan pandanganya, merapikan bajunya dan berjalan menghadap Kevin Yan

"Kevin, Johanna masih kecil, belum pandai berkata - kata, kau tidak usah menyalahkannya."

Kevin Yan tidak berbicara auranya terlihat sangat tidak sabar tidak ingin berbicara dengannya.

Johanna Bai tidak mengerti mengangkat - ngangkat bahu: "Ma aku tidak salah kok, wanita ini bukanlah bagian dari keluarga Yan, dia ada hubungan apa bisa datang ke perjamuan keluarga Yan!"

Cecilia Yan menyuruhnya untuk mengusir Anastasia, ada apa yang perlu di khawatirkan!

Apa yang dia pikirkan tertulis jelas di wajahnya, Yolanda Bai menariknya ke sampingnya: "Kau diam!"

Yolanda Bai sering berseteru dengan beberapa orang dari keluarg Yan, bukanlah segampang yang Johanna Yan pikirkan.

Ia melihat dengan sepasang mata yang tajam bahwa Kevin Yan memegangi wanita itu dengan sangat erat tak ingin melepasnya, ia berspekulasi bahwa hubungan keduanya tidak lah biasa, makanya ia membuat sebuah gerakan pencegahan.

"Kevin jadi begini, Johanna melihat kau membawa pacarmu pulang sangat penasaran, jadi ingin berkenalan sebentar, tetapi ia tidak pandai berbicara dengan wanita yang lainya, tidak perlu di urusin Johanna ini. Anak ini memiliki sifat pemara, tinggal kita tarik dan hentikan ia, juga bukan masalah yang sangat besar."

Yolanda Bai pelan - pelan bercerita sambil melirik Johanna Bai.

Cecilia Yan juga berkata, wanita ini dibawa oleh Kevin yan, lebih baik tidak mencari gara - gara, mari kita bereskan dulu pertarungan ini.

Johanna bai memperhatikan ibunya memiliki rencana lain, dengan patuh menutup mulutnya.

Kevin Yan mendengarkan kalimat itu menjadi bimbang.

"Tidak apa." Ia tidak memasukanya ke hati, karena Anastasia daritadi memaksa lepas dari genggamanya, membuatnya fokus di hal yang lain.

Yolanda Bai menggunakan keahliannya seperti gelang giok yang sangat hebat, membalikan segala keadaan.

"Tapi yang semua Joahanna katakan bukan semuanya salah. Kita menjadi keluarga Yan sudah bertahun - tahun, seharusnya perjamuan ini hanya anggota keluarga Yan saja yang boleh ikut serta."

Ia berhenti sebentar dan merasakan bahwa kata - katanya ini menyebar ke seluruh ruangan sehingga semua orang mendengarnya.

"Jikalau kau membawa Nona besar keluarga Du ini pulang, bibi juga tidak akan berkata apapun. Tetapi wanita ini seharusnya bukanlah Anabelle?"

Didalam aula terdengar banyak bisikan, sambil berbisik semua orang melihat satu sama lain dan bergosip.

Yolanda Bai menarik perhatian semua orang dan berkata: "Kevin, kamu dalam beberapa tahu ini bekerja keras demi keluarga Yan. tapi jangan lupa akan kata - kata dari leluhur."

Tradisi dari keluarga Yan turun temurun di wariskan kepada Kevin Yan, salah satunya adalah jamuan keluarga tahunan, yang merupakan pertemuan pribadi di antara anggota keluarga untuk membahas strategi pengembangan masa depan keluarga Yan dan melarang semua orang asing masuk.

Mendengar perkataan dari Yolanda Bai suara bisikan semakin keras terdengar. Disaat melihat Anastasia dan Johanna Bai berseteru, mereka tidak tahan lagi untuk menceramahi kedua belah pihak.

Yolanda Bai melihat sikap dari orang - orang yang menonton kejadian, mulai mengkalkulasi rencana.

Masalah Anabelle tidak gampang untuk diselesaikan, tetapi nona ini ingin masuk kedalam keluarga Yan juga tidak akan gampang.

Tetapi Kevin Yan kali ini mulai bergerak, hal ini merupakan hal yang baik, berarti ia juga tidak terpatok pada Anabelle saja maka dari itu keluarganya juga punya kesempatan... ...

Ia merasa hanya menggunakan nama tradisi saja tidak cukup, ia masih ingin menambah sedikit api lagi.

Yolanda Bai dengan muka masam mengatakan hal yang sedikit aneh: "Kevin, Kau tidak usah bilang bibi banyak ngomong, kau sendiri juga perlu memilih pasangan mu dengan baik - baik."

Ia dengan tidak puas melihat Anastasia, melihat kembali bekas lebam itu: "Walaupun dirimu tidak berencana untuk menikah, juga perlu memilih yang layak, seperti wanita ini... ... Heh, sungguh tidak enak dipandang."

Kata - kata Yolanda Bai ini mewakili suara hati orang - orang yang meliha, "Sungguh tidak enak dipandang", satu persatu mulai menghina Anastasia.

Anastasia masih berjuang untuk keluar dari genggamannya, Kevin Yan merasa semakin kesal.

Dia memperhatikan tempat tujuanya kemana dia ingin pergi, Dia melihat selendang yang tadinya ia gunakan untuk menutupi bekas lukany.

Mata Kevin Yan menyala sebentar, dalam satu saat segalanya sudah jelas.

Dia tanpa berkata - kata melirik Yolanda Bai

"Sudah selesai biacara?"

Hanya dengan 3 kata pendek ini membuatnya seperti sedang menonton sebuah pertunjukan.

"... ..."

Yolanda Bai belum selesai berbicara.

Ia bahkan sudah menggunakan tradisi untuk berargumen. Ia tidak percaya Kevin Yan dapat menghiraukan suara hati senior keluarga Yan, dengan tekad bertahan disisi wanita itu.

Kevin Yan menggerakan tanganya dan membuka kancing jasnya, dan melepas jasnya dengan santai.

Gerakannya yang sangat simpel, terlihat sangat elegan dan mulia, menarik perhatian semua orang.

Johanna Bai pada saat itu merasa sangat iri karena ia melihat Kevin Yan pria yang ia sukai memakaikan jakut kepada wanita di sampingnya dan melindunginya.

Anastasia hanya merasakan tubuhnya akhirnya tertutupi, dalam sekejap merasakan merasa terlindungi oleh seorang lelaki dengan maskulin.

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu