Demanding Husband - Bab 252 Jika Kalian Tidak Menyelamatkannya, Maka Aku Akan Pergi Melakukannya!

"Tuan Chi, Nona Yan, kami telah mengirim orang untuk menggeledah ruang produksi di lantai tiga sesuai dengan posisi ponsel Direktur Yan, tetapi yang kami temukan hanyalah hal-hal seperti ini."

Kepala Polisi itu membawa kantong transparan yang berisi barang bukti yaitu berupa ponsel Kevin dan sebuah pulpen perekam yang selalu memancarkan cahaya biru, yang merekam sepanjang waktu.

Wajah Cecilia pucat, air mata keluar dari matanya, suaranya bergetar: "Bagaimana bisa kamu... tidak menemukan Kevin? Lalu Anastasia. Mereka berdua ada di dalam. Bagaimana bisa mereka tidak dapat ditemukan?"

Kepala Polisi menunjukan wajah yang tidak tega: "Sebenarnya, kami belum menyelidiki lantai satu dan ruang bawah tanah yang merupakan tempat pemotongan, namun situasinya saat ini..."

Ketika mengatakan sampai di sini, dia berhenti sejenak, seolah menjelaskan keraguannya dan penyesalannya. Pabrik di depannya itu mengeluarkan suara ledakan terus menerus, hampir seluruh bagian bangunan dilahap oleh lautan api!

"Banyak dari anggota kami telah menjadi korban. Kasus kali ini sangat parah. Penjahat itu pasti telah merencanakan ini semua, memasang bom waktu di semua bagian pabrik. Tim penjinak bom yang profesional di Biro kami tidak ikut datang ke sini, sehingga sebagian besar bom itu tidak dapat dijinakkan. Ini adalah salah ku, aku sangat menyesal."

Kepala Polisi itu mempertimbangkan kata-katanya sejenak sebelum akhirnya berkata: "Tempat ledakan pertama ada di ruang bawah tanah. Jika Direktur Yan dan Nona Du ada di sana, mungkin ..."

Dia tidak menyelesaikan kata-katanya itu, tetapi segera berkata dengan lembut: "Saat ini Kantor Pusat telah memerintahkan kami untuk menarik semua anggota kami untuk mundur, menghindari korban yang tidak perlu."

Ketika William mendengar ini, dia tidak bisa menahan tetapi meraih kerah Kepala Polisi itu.

"Apa maksud kalian? Kalian belum berhasil menyelamatkanya, bagaimana bisa mundur? Ayahku dan Kepala Direktur kalian merupakan teman dekat. Apakah kamu tidak menginginkan pekerjaan lagi?"

"Tuan Chi, jika aku bisa menyelamatkannya, tentu saja aku akan melakukannya. Ini adalah tugas kami."

Kepala Polisi itu menghela nafas dengan merasa tidak tega: "Gedung ini sudah terlalu tua untuk menahan ledakan semacam ini. Mungkin saja gedung ini akan runtuh dalam beberapa menit. Aku tidak bisa membiarkan anak buah ku mati!"

William dengan perlahan melepaskan tangannya, dan mata bunga persiknya yang selalu tertawa tampak berat saat itu. Dia menatap Cecilia yang ada sampingnya, Cecilia tampak pucat, menutup mulutnya, dengan air mata yang mengalir. William pun mengeluarkan napas berat.

"Jika kalian tidak menyelamatkannya, maka aku akan pergi melakukannya!"

Usai berkata, dia segera mengambil barang bukti yang ada di tangan Kepala Polisi itu, lalu mengeluarkan pena perekam, memutar ulang rekaman itu dengan sangat cepat sampai dia mendengar percakapan antara Kevin dan Windy, tatapannya pun membeku.

"Mereka ada di ruang bawah tanah. Beri aku alat-alat pelindung!"

"Tuan Chi, ini terlalu berbahaya ..."

William tidak mempedulikannya, segera mengulurkan tangannya, mengenakan flanel basah. Ketika sedang menunggu topeng pelindungnya, dia memanggil Cecilia: "Kak Cecilia tidak perlu khawatir. Aku akan segera membawa mereka keluar!"

Usai berkata William bergegas masuk ke dalam kobaran api.

Cecilia mengangguk, merasa sangat berterima kasih, menutup matanya. Dia dipenuhi dengan rasa cemas, tidak bisa menahan diri untuk tidak berdoa.

Kevin, Anastasia, kalian pasti akan baik-baik saja, kalian pasti akan hidup damai dan tentram...

William terus mencoba untuk mengingat peta yang telah dia lihat sebelum bergegas masuk. Dia menemukan jalan menuju ruang bawah tanah, segera bergegas masuk tanpa ragu-ragu

Bangunan itu tampak sungguh kusam dan rapuh, batang baja menekuk, meleleh, seolah akan segera runtuh.

Saat asap mengepul, semua pandangan William terhalang. Sebelum dia memasuki ruang bawah tanah, William menjadi mengerti mengapa Kepala Polisi itu menyerah untuk melakukan penyelamatan——

Api berkobar, mayat-mayat yang terbakar dan tergeletak di tanah itu mulai mengeluarkan bau menyengat. Tidak ada kemungkinan untuk bertahan hidup sama sekali!

Bahkan William khawatir bahwa dirinya hanya dapat menyerah. Jika dia tidak kembali, maka mungkin dia akan mati di sini.

Saat William ingin berbalik untuk pergi, tiba-tiba dia melihat ada sesuatu yang bergerak, dia pun melihat ke arah itu.

Ternyata itu adalah sosok yang tampak tidak asing, badannya tinggi, orang itu dengan sempoyongan menuju kobaran api!

Mata William tampak cerah, dia menurunkan topengnya, lalu dengan kecang berteriak "Kevin", kemudian tersedak oleh asap disekitarnya. Namun, orang itu tidak mendengarkannya, orang itu tampak berkeras untuk mati.

"Sial!"

William berteriak di dalam hatinya, bersikeras menguatkan hatinya. Segera memakai alat pelindungnya, berlari menghampiri Kevin. Dia terus merangkak di sepanjang jalan sampai pada akhirnya dia sampai di sisi Kevin. Lalu meraih lengan Kevin.

"Tuan Muda Yan, cepat ikutilah aku pergi!"

Suara William teredam di dalam topengnya. Kevin pun tidak bisa mendengarnya dengan jelas. Sehingga William segera melepas topeng itu, seketika merasakan suhu panas di sekelilingnya membakar kulitnya, membuatnya menggigil kesakitan.

Tapi tampaknya Kevin sama sekali tidak mengetahui keberadaannya. Dia tidak mengucapkan sepatah kata pun. Arah dorongan lengannya berlawanan dengan William, dia hampir melepaskan tangannya.

"Kevin! Apa yang membuatmu menjadi tergila-gila seperti ini?"

Detik berikutnya, William merasa sangat terkejut melihat keadaan Kevin dengan jelas.

Sekujur tubuh Kevin berlumuran darah, kemeja putihnya berwarna merah, bahkan jas hitamnya juga berlumuran darah.

Dia mengambil langkah demi langkah, tampaknya ada luka di kakinya, sehingga dia tidak bisa berdiri tegak. Berjalan sambil menyeret kakinya, seakan tidak bisa merasakan rasa sakit sama sekali.

Hal yang paling menakutkan adalah setiap kali Kevin terbatuk, ada gumapalan darah yang keluar dari mulutnya, darah itu mengalir ke rahangnya yang kokoh, membentuk tetesan darah menabrak debu di bawah kakinya.

William tertegun sejenak. Tampaknya Kevin sama sekali tidak tahu bahwa dirinya sedang berada dalam bahaya. Tidak sadar bahwa api telah membakar sudut-sudut celananya. Dia begitu keras kepala, pandangannya terfokus pada suatu tempat yang ada di depannya, dia berusaha sekuat tenaga untuk melangkah kesana.

Tiba-tiba ada besih yang jatuh dari kaki mereka, William pun segera tersadar kembali. Sekuat tenaga menarik keluar tubuh Kevin. William sungguh merasa sangat kesal, lalu berkata.

"Tuan Muda Yan, sadarlah untukku. Tempat ini akan segera runtuh! Kamu ingin mati, tapi aku tidak ingin mati!"

"Anas... Anastasia..."

Darah yang keluar dari sudut mulutnya dan jatuh ke tangan William. Dia tertegun sejenak. Dia segera mengerti Kevin menjadi seperti ini.

William segera menoleh, mengikuti tatapan Kevin, dia melihat di dalam sudut ruang bawah tanah, ada sebuah sangkar yang terbuat dari batang baja, tetapi tidk dapat melihat ada apa di dalamnya, karena sangkar itu di tutupi oleh penghalang.

Di mana mawar liar itu dikurung?

Namun, karena telah lama dikelilingi oleh api yang membara, terdengar suara retakan. Batang-batang baja yang terbakar itu berubah bentuk, ada sosok yang meratap di sampingnya.

Jika Anastasia ada di sana, aku khawatir setelah ledakan terjadi, dia sudah...

Saat ini William sedang bertarung dengan hidup dan mati. Bahkan jika dia menyeret Kevin keluar sekarang, mereka mungkin tidak berhasil keluar. Jika mereka masuk ke dalam, mereka tentu akan mati!

Namun Anastasia...

Di atas sudut ruang bawah tanah itu, ada sebuah balok baja besar yang melintang, mengeluarkan suara "berderit", lalu ada percikan ledakan, bagunan itu tampak bergetar.

Pada detik berikutnya, balok baja itu terjatuh dan roboh!

Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu