Demanding Husband - Bab 370 The End (1)

Berita tentang Perusahaan Besar Xiao sudah akan selesai, sosok Marison Xiao menghilang, tapi Anastasia masih terpaku ke layar televisi, agak lama kekagetannya masih belum hilang.

Saat melihat calon istri Marison Xiao, putri keluarga Ye yang bernama Jasmine Ye itu, perasaan dalam hati Anastasia berkecamuk.

Mungkin wajah Jasmine Ye yang mirip dengannya adalah suatu kebetulan yang kecil sekali kemungkinannya, pikirnya dalam hati. Tapi Jasmine Ye menjadi calon istri Marison Xiao pasti bukanlah suatu kebetulan.

Apakah Marison Xiao menyanggupi pernikahan ini karena kebetulan tersebut?

Tanpa sadar muncul bayangan ketika terakhir kali dia berpisah dengan Marison Xiao di benaknya.

Malam itu di St.Sri Church, dengan sinar matahari terbenam, menampilkan glasir warna-warni. Pria yang sempurna dan hangat itu meninggalkan sosok belakang yang pergi tanpa berat hati, melambaikan tangan dengan santai tanpa menoleh lagi.

Dia begitu keras kepala dan sewenang-wenang, sesuka hati dan mandiri, demi terlepas dari kendali keluarga, ia terjun ke dunia hiburan, menjadi idola pria yang dikejar sekian banyak fans.

Tapi pada akhirnya, dia tetap dibelenggu.

Yang membelenggu langkahnya untuk mengejar kebebasan itu sebenarnya bisnis usaha keluarga, atau kakak yang koma karena kecelakaan, atau putri konglomerat yang wajahnya mirip dengan dia?

Tidak peduli apa alasan tersebut, akhir dari cerita adalah penyesalan yang tidak begitu sempurna.

Harusnya dia adalah angin yang bisa sesuka hati.

Tatapan mata Anastasia mengambang, tanpa sadar ia menghela nafas.

Ekspresi Kevin Yan ketika melihat Jasmine Ye sudah sangat tidak senang, ditambah lagi mendengar Anastasia menghela nafas, bagaikan menambah minyak di atas api.

Ekspresi mata Jasmine Ye sangat mirip dengan Anastasia, ini rasanya seolah Marison Xiao mencuri sebagian dari Anastasia, menyimpannya dengan sangat berharga, dan Kevin Yan sama sekali tidak bisa ikut campur!

Kenapa Marison Xiao bergentayangan dimana-mana? Orangnya sudah jauh puluhan ribu kilometer, tapi masih bisa mendapatkan wanita yang sangat mirip dengan kesayangannya?!

Dalam hatinya tidak keruan, namun tidak ada tempat pelampiasan, benar-benar ingin sekali rasanya melampiaskannya ke tubuh Anastasia untuk meninggalkan cap yang membuktikan hak milik, bahkan sehelai rambut pun adalah miliknya!

Dia menyambar remote di tangan Anastasia, serta mematikan televisi.

Kemudian ia duduk mengangkangi Anastasia, di saat dia masih kebingungan, dia pegang kepalanya dan mendaratkan ciuman panas.

“……um!”

Pikiran Anastasia yang masih melayang-layang tadinya langsung ditarik kembali oleh pria ini dengan paksa, dia membelalakkan mata dengan keheranan : Apakah pria ini menggila lagi?

Sebuah ciuman yang bertubi-tubi dan secara paksa, bahkan kesempatan untuk bernafas pun tidak diberi, pipinya memerah semua, hampir sesak nafas karena dicium olehnya.

Setelah beberapa detik, kesabaran Anastasia habis, didorongnya Kevin Yan.

“——Aaa! Sakit……”

Anastasia meringis kesakitan, karena ketika didorong, Kevin Yan sengaja menggigit bibirnya.

Seketika bibir pink tersebut memerah karena berdarah, tampak tetesan kecil hampir menetes ke bawah, namun malah tampak menggairahkan.

Kevin Yan mengulurkan jari mengusap bibirnya, bekas gigitan tersebut bagaikan cap resmi yang tertera jelas di sana, sekilas ia menunjukkan tatapan puas.

“Tahu sakit? Lain kali tidak boleh menghela nafas untuk pria lain.”

Kevin Yan jeda sebentar dan menambahkan : “Di belakangku juga tidak boleh.”

“……”

Anastasia kehabisan kata-kata, dipelototinya pria yang tidak masuk akal ini.

Mendengar nada bicaranya yang demikian, seolah sedang memberi pelajaran ke anak kecil yang tidak patuh.

“……kekanak-kanakan sekali.”

Setelah Kevin Yan puas, cap juga sudah ia tempel, suasana hatinya pun senang, sama sekali tidak menghiraukan omelan Anastasia.

Dia menundukkan kepala, mengecup bekas luka kecil tersebut.

“Ganti baju sana, temani aku jalan santai.”

Di sela-sela mencium, ia menghembuskan nafas panas ke kulitnya, bahkan waktu untuk bicara pun tidak ingin ia sia-siakan.

Anastasia : “……”

Menyuruhnya ganti baju juga seharusnya melepaskan dia!

Mata Kevin Yan begitu dekat dengan tatapan kesal Anastasia, ia tertawa terbahak-bahak.

“Aku bantu kamu ganti.”

Dua puluh menit kemudian.

Akhirnya Anastasia selesai mengganti baju dengan ‘dibantu’ oleh Kevin Yan, bibirnya bengkak merah, serta pipi yang merah merona, cuping telinga, berlanjut sampai ke leher, seluruh tubuhnya ada bekas.

Sedangkan Kevin Yan sekali lagi terjebak dalam siksaan manis yang ia sebabkan sendiri, sekujur tubuhnya panas, ia merasa dirinya perlu segera mandi air dingin untuk menenangkan diri.

Disaat keduanya sedang panas, bel pintu berbunyi.

……

William Chi mondar mandir di dalam rumah dan mengamati dengan santai.

“Tuan muda Yan, diingat-ingat, terakhir kali aku datang ke sini sudah tiga empat tahun yang lalu, kali itu sedang mengobati nona Anastasia, aku dari sejak itu sudah melihat ada sesuatu antara kalian……”

Cecilia Yan berkeliling dengan kaki rampingnya, kemudian menyebut menu makanan seperti biasa kepada Ibu Wu yang sedang sibuk di dapur : “Ibu Wu, aku mau makan ubur-ubur dengan saus,daging babi abon saus manis, udang kipas, panggang ikan uling……”

Cooper Du berdiri di samping jendela, dengan penasaran ia menekan-nekan tanaman yang penuh daun itu : “Anastasia, bagaimana kamu menanam barang ini? Kelihatan lucu……”

Di detik berikutnya, “Brakkk” tanaman yang ditanam dengan sepenuh hati jatuh hancur karena tangan kasar Cooper Du.

“……”

Kevin Yan menatap orang-orang di dalam ruangan dengan wajah kesal.

Beberapa saat yang lalu, dua pria dan dua wanita menekan bel, bilangnya ingin “mengucapkan selamat” untuk Kevin Yan dan Anastasia.

Saat ini Kevin Yan memandang beberapa orang yang tidak menganggap diri sendiri “tamu” itu, sungguh menyesal sekali!

Harusnya dia secara langsung menolak kedatangan mereka, kemudian lanjut bermesraan dengan Anastasia!

Kalau bukan karena melihat Juliana Gu adalah satu-satunya orang yang berguna, Kevin Yan tidak akan membiarkan serombongan pengganggu ini masuk ke rumah.

Di ruang tamu——

“Nona Anastasia, bagaimana rasanya belakangan ini?”

Sambil melihat laporan pemeriksaan kehamilan yang terbaru, Juliana Gu mengobrol dengan Anastasia.

“Aku merasa……”

Anastasia tersenyum tidak berdaya : “Rasanya aku sudah akan dibuat menjadi orang tidak berguna, bahkan seperti bom waktu.”

Dia tidak bercanda, beberapa bulan ini mungkin hanya kurang membuatkan dia tempat untuk menyembahnya saja, tidak mengizinkannya menyentuh ini, tidak mengizinkannya melakukan itu, asalkan Anastasia menunjukkan ekspresi tidak enak badan, dia langsung heboh dan ingin memanggil ambulans.

Juliana Gu tersenyum : “……aduh, dari sudut pandang dokter, cara tuan Yan sangat tepat.”

Ia diam sejenak, dengan suara lembut ia menjelaskan : “Dia sangat mencintai kamu, juga sangat mencintai bayi kalian.”

Mata Anastasia bergetar, tatapannya melembut.

“Hm, aku tahu.”

Meskipun waktu paling pertama mengetahui Anastasia hamil, dia pernah ingin menggugurkan anak ini, tapi Anastasia tahu, Kevin Yan hanya terlalu peduli dan mengkhawatirkan kesehatannya.

Resiko yang tidak terprediksi mungkin akan membuatnya kehilangan Anastasia, meskipun hanya persentase kemungkinan yang kecil, tapi ia tetap tidak bisa menerima sedikit pun.

Dan setelah akhirnya mereka sepakat untuk baik-baik mempertahankan anak yang datangnya tidak mudah ini, sikap Kevin Yan agak berubah namun sangat tertampak jelas.

Dia sering mengusap perut kecil Anastasia ketika merangkulnya. Awalnya Anastasia mengira dia hanya terbiasa mencemaskannya, sampai ada satu kali, Kevin Yan tiba-tiba menanyainya dengan semangat : “Kamu ada merasakannya? Dia bergerak!”

Saat ia mengatakan ini, Anastasia baru hamil dua bulan, janin masih bertumbuh dengan tenang, sama sekali tidak akan bergerak.

Tapi khayalan kecil dan indah yang tidak disadari inilah yang membuat Anastasia tiba-tiba menyadari, ternyata Kevin Yan begitu menantikan kedatangan anak ini.

Pria ini bagaikan gunung yang menjulang tinggi, kalem, dewasa dan berkuasa. Dia selalu jarang menunjukkan perasannya yang sebenarnya, melainkan memendam semua perasaan dan tekanan di dalam hati.

Sampai di detik itu, ketika Anastasia menatap mata Kevin Yan yang tidak seperti biasanya terkejut gembira, ia merasa tercengang, seketika itu juga dia merasa sangat bersyukur dan penuh kehangatan.

Dia mencintai anak mereka, dia melindungi pertumbuhannya, menemaninya melalui masa-masa paling susah.

Atau mungkin, dia lebih menantikan anak ini daripada dirinya.

Hanya saja dia memendam perasaan yang mendalam ini untuk mempertahankan kedinginannya, agar Anastasia dapat mengandalkannya dalam berbagai situasi, serta menghadapi semua kesulitan dan ketidakpastian.

Dia melindunginya dengan bahu yang kokoh, membuat dia tidak perlu mengkhawatirkan apa pun, juga tidak akan merasa cemas dan takut.

“……Aku juga sangat mencintainya.”

Anastasia bergumam kecil, seperti sedang membalas ucapan Juliana Gu, atau juga sedang bicara sendiri.

Juliana Gu diam menatap Anastasia.

Dibandingkan dengan wanita kurus dan lemah yang terduduk di ranjang rumah sakit tiga tahun lalu, wajahnya tidak berubah, namun kesan dari keseluruhan dirinya sudah benar-benar berbeda.

Sekarang bagaikan cahaya yang hangat, begitu lembut, namun juga tegar.

Dipengaruhi oleh cahayanya, Juliana Gu pun menyunggingkan bibir, dalam hatinya merasa nyaman.

Wanita yang pernah mengalami begitu banyak kesulitan dan penderitaan, akhirnya mendapatkan kebahagiaannya sendiri.

“Apakah keadaannya baik-baik saja?”

Terdengar sebuah suara yang berat, Kevin Yan datang ke sisi Anastasia, dengan naturalnya ia melingkarkan tangan ke pundak Anastasia.

Juliana Gu menaikkan kaca matanya, tampak profesional sekali.

“Hasil pemeriksaan Anastasia sangat bagus, setiap indikator mencapai standar. Sekarang kehamilannya sudah memasuki minggu ke lima belas, setelah tiga bulan lebih, keadaan janin sudah lebih stabil.”

Juliana Gu mendongak dan berkata kepada Kevin Yan : “Tapi, untuk seterusnya tetap harus memperhatikan kesehatannya, kalau muncul rasa sakit di perut atau gejala pendarahan, segera beritahu aku.”

Kevin Yan mengangguk : “Aku mengerti, terima kasih.”

Anastasia menatap Kevin Yan dan Juliana Gu yang mengobrol dengan begitu santainya, ia semakin merasa dirinya sudah menjadi barang milik pria ini, bahkan kesehatannya saja terlebih dahulu dilaporkan ke Kevin Yan.

Tidak hanya hal-hal yang harus diperhatikan, bahkan soal pemeriksaan dan pengobatan juga diborong semua oleh Kevin Yan, menyediakan pelayanan dua puluh empat jam dalam segala hal.

Jika dia menjalani enam bulan sisanya seperti ini terus, mungkin untuk memutar otak pun dia sudah malas, pikir Anastasia dalam hati.

Kevin Yan mengangguk ke Juliana Gu, lengannya merangkul Anastasia dan meninggalkan ruang tamu yang ramai itu, membiarkan beberapa “tamu tidak diundang” tersebut di sana.

“Tadi kamu ngomong apa dengan Juliana Gu?”

Ketika mereka hanya berdua saja, Kevin Yan berbisik ke Anastasia, dari nada bicaranya terkesan tidak senang.

Dia teringat dengan senyuman dari wajah Anastasia tadi, indah sekali, bagaikan cahaya yang hangat, membuat dirinya kelepar-kelepar, tidak tahan untuk ingin menguasainya di tangan.

Kenapa wanita ini selalu menunjukkan ekspresi yang begitu cantik kepada orang lain?

Tidak bisakah hanya tersenyum kepadanya!

Hati Anastasia tersentak, ditatapnya pria tersebut dengan tidak berdaya.

Sama Juliana Gu saja dia cemburu?

Benar-benar tidak tertolong.

“Aku tadi lagi bicara……”

Diam-diam ia menelan kembali perkataan ini.

Aku lagi bilang, betapa aku mencintai kamu.

“Lagi bilang kamu sudah hampir membuat aku jadi seekor ulat yang tidak bisa apa pun.”

Kevin Yan mengangkat alis : “Keberatan?”

Anastasia tersenyum kecil, dengan patuh ia menjawab : “Tidak.”

Akhirnya kecemburuannya berkurang, dalam hatinya jadi lega.

“Kalau tidak keberatan, kita sudah boleh pergi.”

Anastasia digandeng Kevin Yan sepanjang jalan, sampai ia duduk ke kursi penumpang mobil mewah Kevin Yan itu, barulah dia sadar dan bertanya dengan kebingungan : “……Ke mana?”

Kevin Yan membantunya memakai sabuk pengaman, sebelum pergi ia mendaratkan kecupan pelan di kening Anastasia.

“Kamu akan tahu kalau sudah sampai nanti.”

Anastasia menoleh, Bailly Street No 9 begitu hangat di bawah cahaya matahari, suara tawa terdengar dari dalam ruangan sana.

“Tapi……Mereka masih di sini?”

Belum juga sempat dia memperkenalkan tanamannya ke Cooper Du, menemani Cecilia Yan menikmati masakan Ibu Wu, juga belum mendengar tuan muda keluarga Chi membocorkan gosip tentang Kevin Yan……

Kevin Yan menyalakan mesin dengan santai, di detik sebelum mobil mereka jalan, dengan singkat ia mengatakan empat kata, terkesan berkuasa sekali.

“Yang penting ada aku.”

“……”

Mata Anastasia bergetar.

Iya, yang penting ada dia.

Tidak peduli Kevin Yan ingin membawanya ke mana, tidak peduli kelak atau pun dulu, asalkan mereka saling menemani, itu semua sudah cukup.

Di sisi lain, tanpa sengaja William Chi melirik ke jendela, refleks ia melotot ke Bugatti Veyron yang melaju jauh itu.

“Sial, dua orang ini sungguh keterlaluan!”

Adakah tuan rumah yang pergi meninggalkan tamu di rumah?

Cecilia Yan menarik leher baju William Chi : “Siapa suruh kamu maksa kami datang lalu mengganggu dunia mereka berdua, hati-hati nanti kena karma!”

Dihempasnya tuan muda keluarga Chi ke Juliana Gu bagaikan membuang sampah, kemudian Cecilia Yan melirik ke arah kepergian kedua orang itu sambil tersenyum.

Pria sialan, baik-baik menjaga Gadis Kecil. Kalau berani menyakitinya, tunggu saja hukuman di rumah!

Novel Terkait

My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu