Demanding Husband - Bab 358 Ini Lebih.....Seru

Anastasia terkejut begitu melihat badan besar yang muncul tiba-tiba itu. Detik selanjutnya dia merasa pinggangnya berat dan sebuah kekuatan memeluk dirinya.

Bulu mata dia bergetar: "Ah.......!"

Nafas dan bibir familiar tersebut menguasai bibirnya. Pria itu melepaskan dia di saat Anastasia hampir saja kehabisan nafas.

"Kamu membuat aku terkejut. Mengapa kamu tidak bersuara?"

Dada Anastasia naik turun dan melototi pihak lawannya: "........dasar kekanak-kanakan."

Kevin Yan mengigiti bibirnya dan tersenyum: "apanya yang kekanak-kanakan?"

Dia mengikuti garis besar wajah Anastasia, mengisap tulang kupu-kupu halusnya sepanjang jalan dan seluruh kepalanya hampir terkubur di lekuk Anastasia.

"Apakah ini kekanak-kanakan?"

Pipi Anastasia merona merah, dia melirik sekilas dengan gugup ke arah pintu kamar mandi dan mendorong dengan keras ke kepala berbulu di dadanya.

"Kevin Yan! Ini.......kamar mandi wanita!"

Otak pria ini pasti telah dipenuhi oleh sperma, jika tidak, bagaimana dia bisa begitu bersemangat pada kapan saja maupun dimana saja.

Kevin Yan mengangkat alisnya yang tajam, dan matanya yang gelap dalam, seperti kolam dalam yang bisa menyedot jiwa.

"Ehm, aku tahu........"

Dia mengangkat kepalanya dan mengigit telinga Anastasia dan meniupnya.

"Percayalah padaku, ini lebih........seru."

Wajah Anastasia seketika "meledak" hingga menyerupai warna tomat.

"Jika, jika kamu berani berbuat yang tidak-tidak, aku tidak akan datang lagi ke perusahaan kamu!"

Di mata Kevin Yan, kegalakan dan plototan dia begitu imut hingga dia menyipitkan matanya.

"Ehm, aku juga berharap seperti itu."

Suara pria itu tiba-tiba merendah, magnetis dan lembut, seperti sebuah bass.

"Aku sedikit pun tidak menginginkan orang lain melihat kamu."

Dia mendekatinya dengan godaan berkata: "sayang, tahukah kamu tadi ketika aku berada di ruang rapat, aku tidak bisa menahan keinginan untuk mengusir mereka semua. Lalu menggendong kamu di atas meja, lalu.........."

Anastasia merasakan jantungnya mati rasa, seolah-olah ada arus listrik dalam kata-katanya, yang membuat anggota tubuhnya melemas

Secara refleks, dia mengangkat tangannya untuk menutupi mulut Kevin Yan dengan ekspresi malu.

"Kamu.......kamu jangan berbicara lagi yang tidak-tidak! Apakah kamu tidak bisa lebih serius mengenai pekerjaan!"

Kevin Yan tampak lelah, seperti yang diharapkan. Dia tidak melanjutkan ucapan yang dapat membuat Anastasia merasa malu.

Dia lega, tapi saat berikutnya, telapak tangannya tiba-tiba dijilat oleh sesuatu yang lembab dan panas ...

"Ah!"

Anastasia mengeluarkan erangan tak terkendali, kemudian dengan cepat dia melepaskan tangannya.

"Kamu, kamu ... nakal!"

Kevin Yan memandangi ekspresi malunya. Dia berpikir jika dia melakukan lebih jauh, wanita kecil pemalu ini benar-benar akan gila.

"Hehe, sudah, sudah, aku tidak akan menjahili kamu lagi."

Dia tertawa ringan, lalu menjulurkan tangan mengambil selembar tisu di samping dan membantu mengelap air mata pada wajah Anastasia.

Begitu Anastasia melihat ekspresinya dan setelah merasa yakin bahwa perkataan dia yang sebelumnya itu hanya menjahilinya, hatinya pun merasa lega, lalu dengan kesal melambaikan tangannya.

"Aku ingin mencuci tangan, kotor sekali."

Kevin Yan tidak terima diejek seperti itu oleh dia. Hatinya bergetar dan rasa panas kembali menguasai dirinya.

Semua tatapan dan nada bicara Anastasia yang tidak senang itu di mata Kevin Yan semuanya adalah.......kemanjaan.

Itu sangat imut.

Tatapan pria itu dipenuhi dengan kasih sayang: "ehm, iya aku salah, aku bantu kamu membersihkannya."

Setelah berbicara, sebelum Anastasia bereaksi, dia membalikkan punggungnya menghadap wastafel.

Kevin Yan menggendongnya Anastasia dari belakang, mengangkat tangannya untuk menyalakan keran, mengambil tangan Anastasia dan meletakkannya di bawah air jernih, lalu menekan sabun di sampingnya.

Sabun yang berada di antara tangan dengan cepat berubah menjadi gelembung putih.

Bulu mata Anastasia bergetar, dan jari-jarinya terasa tumpang tindih seperti rayuan pelan dan lembut yang membuatnya mati rasa.

Tapi ... tidak terasa buruk.

Di kamar mandi kecil suasananya begitu hangat dan romantis. Kevin Yan mengusap jari Anastasia dengan pelan sambil membuka bibirnya dengan lembut.

"Aku mendengar dari Jason Lin hari ini, ketika kamu datang rapat pada pagi hari ini, kamu bertemu dengan sepasang ibu dan anak dari Keluarga Bai bukan?"

Anastasia mengangguk dan dengan pelan menjawab: “iya." Tidak ada lagi reaksi yang lain

Kevin Yan dengan cermat memperhatikan reaksi dia, sepertinya suaranya jauh lebih pelan dibanding sebelumnya.

"Maaf, aku tahu kamu tidak ingin melihat mereka."

Ekspresi pria itu dalam, dan dia mengerutkan kening ketika dia mengingat hal-hal buruk yang dilakukan Johanna Bai pada saat itu.

"Percayalah, aku akan memberikan dia pelajaran karena telah menfitnah kamu pada waktu itu."

Anastasia dengan tajam menangkap maksud dalam suara Kevin Yan, dan matanya bergetar.

"Tidak butuh."

Dia dengan cepat menjawab, dengan dingin berkata: "Johanna Bai hanya dimanfaatkan oleh orang lain dalam peristiwa itu. Lagipula pada saat itu kamu sudah mengusir dia dari perusahaan dan membekukan Keluarga Bai. Hukuman itu sudah cukup keras, jika kamu masih tidak melepaskannya, orang-orang akan mengatakan kamu tidak berperasaan."

Kevin Yan menunduk dan masih menatap dengan tatapan lembut.

"Aku takut kamu tidak senang."

Anastasia tersenyum tipis sambil menggelengkan kepala: "tiga tahun yang lalu umur Johanna Bai tidak mencapai 20 tahun, dan dia sudah dimanjakan sejak kecil, wajar saja dia terlihat kekanak-kanakan. Aku tidak perlu mendendam dengan anak kecil."

"Baik, aku turuti perkataanmu."

Kevin Yan dengan hati-hati membersihkan busa di jari-jari Anastasia Setelah membersihkan ujung jarinya, dia mengulurkan tangan dan mematikan keran.

Setelah mengeringkan jari-jarinya yang basah dengan tisu, Kevin Yan memusatkan perhatian pada mata dia yang jernih: "aku boleh tidak lagi mempedulikan kesalahan masa lalu mereka. Tapi kamu harus berjanji kepada aku untuk tidak membuat dirimu sendiri menderita."

Anastasia mengedipkan matanya dan tersenyum.

"Tidak akan, saat ini aku adalah pemegang saham terbesar perusahaan Keluarga Yan, siapa yang berani berbuat macam-macam terhadapku."

Jarang-jarang dia bersikap usil, Kevin Yan pun merasa bunga-bunga bermekaran di hatinya.

"Benar juga."

Di saat mereka sedang bermesra-mesraan, terdengar suara dari luar kamar mandi. Jantung Anastasia berdetak cepat dan baru mengingat bahwa mereka sudah berada di dalam kamar mandi dalam waktu yang cukup lama.

"Ada yang datang, cepatlah pergi."

Dia mendorong pria itu dengan wajah memerah, dan Kevin Yan mengaitkan jarinya dan membawanya keluar bersama: "apa yang ingin kamu makan siang ini?"

Anastasia keluar dari kamar mandi: "biarkan aku berpikir sejenak ..."

Dia belum selesai berbicara dan mematung begitu melihat orang yang sedang berdiri di depan pintu.

Novel Terkait

Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu