Demanding Husband - Bab 237 Kevin, Kumohon

Anastasia menundukkan kepalanya, tubuhnya yang lemah dan kesadarannya yang tegang, membuat logikanya mulai melambat. Kira-kira setelah belasan detik, barulah ia memahami maksud Windy.

"Jika aku bisa membuat Kevin datang ke sini, kamu pun akan melepaskanku, benarkah?"

Windy tersenyum: "Benar. Meski jika saja seperti katamu ia tidak mungkin datang, tapi kita bisa mencobanya. Wanita muda, jika kamu sudah sampai di tanganku, maka tidak mungkin tidak berguna."

Anastasia menggenggam ponsel itu dengan lebih erat lagi, kulitnya yang tipis memperlihatkan warna pembuluhnya yang kehijauan.

Pemikiran Windy sudah sangat jelas. Meski ia tahu dirinya tidak seberapa berharga, tapi akan dimanfaatkan sampai titik akhir.

Anastasia tidak tahu apakah Windy bisa dipercaya, apakah benar akan melepaskannya, tapi saat ini Anastasia sudah tidak memiliki tenaga lebih untuk berpikir. Rasa sakit yang semakin nyata di perutnya, membuatnya berada pada puncak ketakutannya.

Ini adalah harapan satu-satunya ......

Windy memandanginya, menikmati mangsanya yang ketakutan dan bergumul di hadapan kematian, perasaannya pun bahagia.

"Wanita muda, sebelum aku merubah pikiran, cepatlah telepon."

Ia membuka mulutnya, memperlihatkan gigi kuningnya: "Atau, kamu ingin sekali lagi mengulang kejadian 6 tahun yang lalu??"

Menggeleng, lalu ia pun menghela napas: "Seluruh tubuhmu dipenuhi darah, tidak tampak seperti manusia, sungguh cantik ...... Apakah kamu tahu, mainan yang semakin cantik, akan membuat orang semakin ingin menghancurkannya!"

Suaranya rendah, dingin, namun terdengar mengerikan.

Kuku jari Anastasia ditancapkan dalam-dalam ke telapak tangannya, hidungnya kembang kempis.

Ia terlalu memahami cara Windy, paham ia akan menjadi gila seperti apa. Ia bisa sedetik sebelumnya tertawa dan berbicara denganmu, lalu sedetik kemudian menjadikanmu potongan daging!

Jadi sampai sekarang, meski perutnya sakit hingga membuatnya ingin pingsan, ia tetap menggertakkan giginya dan tidak berani bersuara.

Ia takut, takut Windy menyadari ia sedang hamil. Itu akan membangkitkan kegilaannya, bisa menggunakan cara kejam untuk menindasnya ......

Anastasia tidak ragu-ragu lagi, ia menelepon ke nomor Kevin.

Ia tidak peduli lagi tentang dendam di antara paman dan keponakan ini lagi akan diselesaikan dengan cara apa, seluruh tubuhnya dan setiap bagiannya terasa sakit, takut, ingin kabur dari neraka ini.

"Tut ...... tut ...... tut ......"

Waktu berlalu detik demi menit, jemari Anastasia yang menggenggam ponsel semakin mengepal, sendi jarinya menjadi pucat.

Anastasia tidak pernah menyangka, akan ada waktu seperti ini, ia begitu ingin Kevin bisa benar mempedulikannya.

Meski sangat sangat mencintainya, ketika tidak bisa menarik dirinya kembali, ia juga tidak mengharapkan perasaan dari Kevin, berharap di dalam hati pria itu akan ada tempat untuk dirinya sendiri.

Namun sekarang, ia sangat sangat berharap, Kevin bisa sedikit saja peduli padanya.

Penantian yang panjang berlalu, tidak ada yang mengangkat telepon dalam waktu yang panjang, panggilan itu pun otomatis terputus.

Ketika Anastasia mematikan telepon, langsung ia menelepon lagi.

"Tut ...... tut ...... tut ......"

Kevin, kumohon padamu.

Tolong, selamatkan anak kita.

Aku tidak akan menjumpaimu lagi, tidak akan mengganggu kehidupanmu lagi, tidak akan membuat Anabelle sedih dan sakit hati lagi.

Aku tidak menginginkan cintamu lagi, meski kamu melupakan seluruh masa lalu kita juga tidak apa-apa, aku hanya berharap kamu menyelamatkan dia.

Ia pasti akan sangat imut, sangat baik, ia masih belum melihat sinar matahari dan birunya langit, tidak bisa membiarkannya memasuki neraka yang begitu menakutkan ......

Sekali lagi panggilannya terputus, tangan Anastasia gemetaran, sekali lagi meneleponnya.

Angkat teleponku, Kevin, kumohon, angkat teleponku. Aku tidak berharap kamu menyelamatkanku, hanya saja mengulur waktu dengan iblis ini, semenit bahkan sedetik pun tidak apa-apa, mungkin akan ada titik balik ......

Ketika Anastasia hampir putus asa, tiba-tiba panggilannya dijawab.

Hampir saja hatinya hancur, ia mengeluarkan suara dengan tertahan: "Kev --"

"Tut--"

Sekali lagi, panggilan terputus. Hanya saja kali ini, bukan karena tidak ada yang mengangkat, hanya saja setelah lawan bicaranya mengangkat, lagi-lagi memutuskan panggilan telepon.

"......"

Hati Anastasia terasa dingin, matanya yang kering pun mengeluarkan air mata.

Setelah menutup mata, tangannya yang gemetaran pun membuka pesan masuk.

"Apa yang kamu inginkan?"

Suara dingin tiba-tiba terdengar di samping telinganya, membawa nada bicara berbahaya dan memberi peringatan: "Wanita muda, jangan berpura-pura lagi, jika kamu berani saja mengirim satu huruf, sekarang juga aku akan membunuhmu!"

"Aku memberi pesan pada Kevin." Bibirnya yang kering mengeluarkan suara lirih: "Apakah tidak boleh?"

Windy tidak berbicara lagi, hanya saja tatapannya yang mematikan terus memandangi setiap pergerakan Anastasia.

Anastasia menggigit kulit bibirnya, kata demi kata ia tuliskan.

Ia tidak berhenti berdoa di dalam hati, Kevin selalu seperti ini, ketika sibuk nada panggilan di ponselnya tidak pernah berhenti, ia sering tidak melihat dan langsung menutup telepon.

Anastasia menuliskan bahwa ia diculik Windy di dalam pesannya, Windy menginginkan Kevin untuk muncul baru akan melepaskannya.

Ia menuliskan alamatnya sendiri, sebelum mengirim pesan ia terdiam sejenak, menggigit bibir, lalu menuliskan sebaris kata lagi.

"Kevin, apakah kamu ingat tempat ini, tempat kita diculik 6 tahun yang lalu. 6 tahun yang lalu kamu menyelamatkanku, ketika wawancara kamu pernah mengatakan, kamu akan berterima kasih padamu sebagai penyelamatku....."

Anastasia pun mengirim pesannya.

JIka bisa, Anastasia tidak akan menginjak harga dirinya sendiri, menggunakan cara yang begitu buruk untuk meminta balasan dari Kevin.

Tapi sekarang mana bisa ia peduli dengan harga diri? Di mana masih ada rasa malu?

Kevin mematikan panggilannya, ia sudah hampir putus asa. Anggap saja ia meminta bantuan sebagai penyelamat Kevin di kala itu, terserah bagaimana ia akan menganggap Anastasia, terserah.

Bahkan tadi, Anastasia ingin memberitahu keberadaan anak Kevin, berharap ia akan tidak tega pada darah dagingnya sendiri. Tapi Windy mengamati setiap gerakannya, termasuk setiap kata yang ia ketik, Anastasia tidak berani mendekati bahaya.

"Haha, ternyata keponakanku adalah orang yang sangat dingin." Windy tidak peduli bahwa ia mengenai tepat titik sakit Anastasia, ia mentertawakan: "Saat itu kamu sekarat untuk menyelamatkannya, bahkan hanya teleponmu saja ia tidak mau mengangkatnya."

Anastasia sama sekali tidak terdengar ejekan Windy, ia memegangi ponsel dengan erat, menunggu harapan terakhirnya.

Tidak lama kemudian, Windy yang lama menunggu pun mulai tidak sabar, suara "Ding" terdengar, layar ponsel menyala, terlihat sebuah pesan yang belum dibaca.

Hati Anastasia bergetar, baru ingin membukanya, namun Windy yang disampingnya langsung merebut poinsel.

Ia membuka dengan tidak sabar, tatapannya membaca dengan cepat, sinar matanya menjadi gelap, langsung melemparkan ponsel itu ke lantai.

Anastasia berusaha memajukan tubuhnya, melihat sebaris pesan pendek itu.

"Anastasia, kamu terlalu serakah. Jangan harap menggunakan cara seperti ini untuk menghancurkan pernikahanku dan Belle, kamu membuatku merasa jijik!"

Ponsel itu langsung meluncur jatuh dari tangannya yang pucat dan lemas, langsung jatuh ke tumpukan debu, layarnya pun mati.

Sama dengan sinar matanya, harapan terakhirnya juga padam.

"Sama sekali tidak berguna, menyia-nyiakan waktuku sebegitu lama!"

Windy memaki, lalu mengibaskan tangannya, memanggil dua suruhannya, nada bicaranya sudah tidak sabar lagi, seakan sedang membereskan sampah.

"Buang dia, sampai mati."

Novel Terkait

Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu