Demanding Husband - Bab 349 Cemburu

Anastasia terkejut dengan kemarahan Kevin Yan yang begitu tiba-tiba, akan tetapi rasa kebingungan lebih banyak menguasai dirinya.

Dia benar-benar hanya bertanya-tanya saja, bukannya sejak awal mereka datang kemari untuk masalah Anabelle dan Deviana?

"Jika kamu.....kamu tidak ingin pergi, maka tidak perlu pergi......"

Anastasia mengerjapkan matanya, memundurkan badannya dan berbicara dengan penuh kehati-hatian.

Bagaimana mungkin Kevin Yan memberikannya waktu untuk melarikan diri, dia langsung menangkap pergelangan tangannya dan menariknya ke arah dirinya sendiri.

Anastasia terkejut atas perlakuan yang begitu tiba-tiba ditambah tenaga Kevin Yang yang begitu kuat pun membuat dirinya menabrak dadanya.

Kevin Yan menatap dia dengan lekat.

"Kamu ingin aku pergi menjenguk dia?"

Dia kembali bertanya akan tetapi tidak terdengar galak seperti sebelumnya. Akan tetapi setiap perkataannya itu seperti dikat oleh senar yang bisa putus kapan saja.

Anastasia tertegun selama beberapa saat karena ditatap sebegitu lekatnya oleh dia dan orang-orang sekitar pun menatap mereka. Pada tatapannya terlewat sebersit rasa tidak nyaman.

Setelah beberapa saat, dia mengalihkan pandangannya dan dengan pelan berkata.

"Aku....tidak ingin."

Meskipun dia sudah mengetahui bahwa Kevin Yan salah mengenal orang sehingga bisa bersikap begitu baik kepada Anabelle. Tetapi begitu dia teringat semua peristiwa itu yang merupakan masa lalu Kevin Yan dan Anabelle, membuat hatinya masih saja merasa sakit.

Dia ingin mempertahankan kesadaran yang maksimal dan berusaha agar dirinya tidak terlalu mempedulikannya.

Dia tidak ingin membuat Kevin Yan merasa tidak nyaman karena perasaannya. Dia selalu merasa berhutang padanya, merasa bersalah padanya dan Anastasia tidak mau menambah beban di hatinya.

Namun, ketika Kevin Yan begitu gigih dan bersikeras menanyakan jawabannya, dia juga tidak dapat melawan hatinya.

Suaranya sangat kecil, seolah-olah dia tidak ingin mengatakannya, tetapi tiga kata itu degan mudah memasuki hati Kevin Yan, seperti air yang menetes ke piring batu giok.

Ketegangan di benak Kevin Yan perlahan mengendur dan amarah yang awalnya menguasai dirinya pun menghilang dalam sekejap.

Dia melepaskan tangannya yang memegang bahu Anastasia lalu dia memeluknya dan mengusap lembut kepalanya di sisi telinganya.

"Baguslah jika kamu tidak menginginkannya."

Suara dia teredam dan seperti merajuk pada dirinya sendiri, akan tetapi entah kenapa ucapannya juga terdapat kebahagiaan.

"Anastasia kamu harus mengerti mengapa aku mempertahankan Anabelle hingga akhir itu karena dirimu."

Anastasia tertegun dan dengan kebingungan berkata: "apa?"

"Aku ingin mengambil kembali semua hal yang dia ambil dari kamu."

Kevin Yan memeluk dia dengan erat dan merasakan kelembutan serta kehangatan tubuh ini yang familiar.

"Dia mencelakai kamu hingga membuat kamu tidak lagi berharap pada Keluarga Du, maka aku pun menghancurkan Keluarga Du."

"Dia mengejek kamu tidak memiliki status dan keluarga, maka aku pun membuat dia merasakan bagaimana rasanya kehilangan keluarganya."

"Karena kekejaman dia, sehingga kamu tidak dapat memiliki anak, maka aku pun akan membuat dia tidak dapat memiliki Deviana,"

"Kamu terluka hingga dirawat di rumah sakit karena dia, maka aku pun membuat dia merasakan tinggal di dalam rumah sakit jiwa seumur hidupnya hingga dia benar-benar menjadi gila."

Jantung Anastasia berdetak semakin cepat seiring perkataan dia dan membesarkan matanya lalu mengangkat lengannya untuk menatap wajah Kevin Yan: "Kevin Yan kamu......"

Akan tetapi pria itu memeluk dia semakin erat dan tidak mengizinkan dia untuk bergerak lalu masih dengan nada bicara yang yakin berbicara di samping telinganya.

"Dia khawatir kamu akan merampas kedudukan dia, maka aku pun sengaja membuat dia terjatuh ke atas tanah dan diinjak-injak oleh orang-orang."

"Dia merampas kebahagiaan kamu, maka aku pun sengaja ingin memperlihatkan kepada dia bahwa kamu mendapatkan semua yang dia inginkan, bahkan lebih baik dari perkiraan dia."

"..........."

Bulu mata Anastasia bergetar dan matanya menatap kosong ke suatu titik. Di telinganya, suara Kevin Yan begitu lembut, tetapi membuat orang merasa..........takut.

Jadi sejak awal semua rentetan kejadian ini berada di dalam genggaman pria ini?

Setiap langkahnya dia sudah dapat memperhitungkan bahwa Keluarga Du akan bangkrut, Hendy Du meninggal, Anabelle kehilangan segalanya dan akhirnya karena keterpaksaan pun masuk ke dalam rumah sakit jiwa. Semua ini merupakan perbuatan dia?

Bahkan hingga keberadaan Deviana Du dan Ronnie Yin mengambilnya dari sisi Anabelle pun juga masuk ke dalam permainan catur dia?!

Otak Anastasia berjalan lambat. Setelah sekian lama, dia berbicara perlahan dengan tersendat-sendat.

"Sebenarnya, sebenarnya aku..........tidak terlalu membenci dia, kamu tidak perlu......kamu tidak perlu.........."

"Aku tahu."

Dia tahu berdasarkan karakter Anastasia, dia pasti hanya akan mengingat jasa Keluarga Du yang telah membesarkan dia, bukan mengingat untuk membalaskan dendamnya.

Dia sudah melewati terlalu banyak penderitaan dan kekurangan mendapatkannya rasa nyaman serta selalu berpikir untuk membalas semua kebaikan orang lain hingga lupa untuk melindungi dirinya sendiri.

Tetapi kebaikan dia itu bukanlah sebuah alasan dia dapat terus-menerus diganggu oleh dunia yang begitu dingin ini.

Kevin Yan mencium rambut dia, di dalam suaranya yang begitu lembut, terdapat kekejaman yang begitu mengerikan.

"Tetapi aku tidak mengizinkan siapa pun untuk menyakiti kamu."

Siapa pun.

Bahkan jika itu dirinya sendiri.

Tubuh Anastasia bergetar. Setiap ucapan Kevin Yan yang berada di samping telinganya itu menembus gendang telinganya dan langsung mengenai hatinya.

Sinar matahari pada musim semi tiba-tiba tampak sedikit menyilaukan.

Anastasia memejamkan matanya, mengabaikan pandangan orang lain dan mengulurkan tangan untuk memeluk pria yang yang sedang memeluknya.

Mungkin seperti yang dikomentari dunia luar, pria ini benar-benar kejam, sangat dingin dan tidak memiliki kehangatan sedikit pun.

Akan tetapi dia tahu itu karena pria dingin ini memberinya semua kehangatan kepada dirinya seorang.

Dan tidak ada lagi yang harus disisakan untuk orang lain.

Mansion utama Keluarga Yan.

Ketika Anastasia dan Kevin Yang berjalan masuk, Cecilia Yan dengan begitu semangat menyambut mereka, memeluk lengan Anastasia dan menarik dia masuk ke dalam ruangan tanpa melirik sedikit pun ke arah Kevin Yan.

Lebih tepatnya dia melototi sekilas ke arah Kevin Yan.

Anastasia menatap sikap Cecilia Yan merasa lucu dan penasaran berkata: "ada apa? Apa yang dia lakukan hingga membuatmu marah?"

"Heh! Apakah perlu ditanyakan kembali?"

Setiap Cecilia Yan mengungkit hal ini, dia pasti akan sangat marah.

"Gadis kecil coba kamu berikan pendapatmu, apakah ada seorang adik yang begitu jahat? Jelas-jelas dia memberikan semua sahamnya kepada kamu akan tetapi dia tidak memberikan informasi sedikit pun kepada aku!"

Anastasia ternganga dan sebersit ekspresi canggung muncul pada wajahnya.

Amarah Nona Muda Yan semakin bertambah: "aku kelelahan hingga organ hati aku sudah mau meledak dan terus bertarung dengan sekelompok orang tua itu bahkan rambutku rontoh hampir setengah karena cemas. Tetapi akhirnya!"

"Merupakan sebuah rencana si cecunguk ini, bahkan aku pun ditarik ke dalam rencananya. Coba kamu katakan apakah dia masih memiliki hati nurani?"

Cecilia Yan mengeluarkan semua kemarahannya dan Kevin Yan hanya menunjukan ekspresi dingin. Hingga Cecilia Yan lelah dan berhenti mengomel, dia barulah dengan datar berkata.

"Selama beberapa tahun ini kamu hidup begitu santai dan aku hanya mencari kesempatan agar kamu mengetahui keadaan perusahaan."

"...........Sialan, dimana sopan santunmu itu ketika berbicara dengan kakak. Coba kamu katakan sekali lagi!"

Ekspresi Cecilia Yan menggelap dan hingga rambutnya sudah mau berdiri semua karena merasa begitu marah.

Anastasia menahan senyumannya, mengganti sepatu dan berjalan ke arah ruang tamu. Tiba-tiba lewat sebuah bayangan dan dirinya dipeluk oleh badan yang besar.

"Tasia aku sangat merindukan kamu, hanya sedikit saja lagi aku sudah tidak dapat bertemu kamu!"

Tubuh Anastasia terhuyung dan merasa terkejut. Tetapi dia dengan cepat merespon dan memukul lengan pemuda itu.

"Cooper cepat lepaskan tanganmu, kamu ini sudah umur berapa, tetapi mengapa kamu masih bersikap seperti anak kecil."

Dua saudara perempuan dan laki-laki dari keluarga Yan yang berdiri di lorong menatap pasangan saudara perempuan dan laki-laki lainnya yang "bersatu kembali setelah waktu yang lama" itu pun dengan ekspresi yang semakin menggelap.

Novel Terkait

Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu