Demanding Husband - Bab 314 Kamu Hampir Membuatku Gila

Mengapa kamu mau menyelamatkan aku?

Kalimat ini seakan menjadi duri di bagian terdalam hati Kevin Yan, sentuhan ringan itu sangat menyakitkan.

Duri ini sudah terlalu lama ada di hatinya.

Jika waktu bisa kembali, dia bahkan ingin kembali sembilan tahun yang lalu dan memberitahu Anastasia untuk tidak menyelamatkannya!

Jika ketika itu Anastasia tidak menyelamatkannya, dia tidak akan mengalami rasa sakit, dan jika Anastasia tidak menyelamatkannya, mereka tidak akan menemui jalan buntu.

Namun, di pesta dansa sembilan tahun kemudian, pemandangan seperti mimpi buruk itu terulang kembali di depan matanya!

Momen menakutkan melintas di benak Kevin Yan terus-menerus, ia merasakan bahwa udara di dadanya melonjak, dan jantungnya ditiekan hingga hancur berkeping-keping.

Anastasia dipeluk erat-erat, dan geraman pelan pria di telinganya mengguncangnya sejenak, bibirnya tertutup beberapa kali sebelum dia membuka suaranya.

"Aku ... aku tidak tahu ..."

Suaranya sangat lembut, seperti bisikan, lebih seperti berbicara pada dirinya sendiri, dengan kebingungan yang tidak dapat dia mengerti.

Dia tidak tahu, mengapa saat itu dia mendorong Kevin Yan?

Mengapa dia menyelamatkan Kevin Yan ketika dia menyadari bahwa Kevin Yan berada dalam keadaan krisis, bahkan tanpa berpikir bahwa itu mungkin membuatnya putus asa?

Seolah-olah itu adalah naluri dari tubuh, saraf refleksnya tidak perlu dipikirkan oleh otak, dan terbiasa memilih untuk melindungi pria ini.

Kevin Yan gemetar dan menarik bahu Anastasia, matanya yang hitam tampak penuh emosi.

"Kamu tidak tahu……"

Dia tertawa palan, wajah Anastasia yang agak bingung memadat di matanya.

"Kalau begitu, apakah kamu tahu bahwa kamu hampir membuatku gila?"

Jari-jari Kevin Yan mengusap wajah Anastasia, seolah memastikan dirinya utuh, suaranya serak, dan setiap kata kasar seperti kertas amplas.

"Bukankah kamu mengatakan bahwa kamu lebih memilih untuk tidak pernah bertemu denganku? Bukankah kamu mengatakan bahwa aku menancapkan pisau di dadamu dan meminta maaf ketika jenazahku sudah dingin?"

Jari-jari Anastasia tiba-tiba gemetar.

Kata-kata inilah yang biasa dia ucapkan kepada Cecilia Yan di bangsal. Saat menghadapi Cecilia Yan, dia bisa dengan mudah mengucapkan apa yang dia ucapkan di dalam hatinya. Namun, saat ini Kevin Yan mengatakan hal itu dari mulutnya, itu membuatnya merasa malu membuka bekas luka lama.

Jari-jari Kevin Yan bergerak dari pipinya ke sudut bibirnya, dan emosi di matanya begitu suram hingga tidak bisa dihilangkan.

"Kamu begitu sangat membenciku, mengapa kamu ingin menyelamatkanku? Pernahkah kamu mempertimbangkan konsekuensinya, jika kamu mengalami kecelakaan lagi, bagaimana kamu bisa membuatku menunggu sembilan tahun lagi? Bagaimana kamu bisa membuatku membayarnya kembali ?!"

"..."

Bulu mata Anastasia bergetar mendengar setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh Kevin Yan. Pertanyaan itu sepertinya berlumuran darah, menekan keputusasaan dan ketakutan yang begitu dalam, meninggalkan pikirannya yang kosong untuk beberapa saat, bibirnya ingin mengatakan sesuatu untuk membantah dan menyindirnya, tetapi tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun dengan bodoh.

Kevin Yan tidak menunggu jawabannya, setelah mengucapkan kata terakhir, dia mencondongkan tubuh ke depan dan mencium bibirnya yang tertutup tak mengeluarkan suara.

Seluruh tubuh Anastasia bergidik, secara refleks ia mengangkat tangannya untuk mendorongnya menjauh, tapi Kevin Yan meraih jari-jarinya yang dingin dan menekan kuat ke posisi jantung di dadanya.

"Dug, dugdug, dugdugdug..."

Ritme yang kuat dirasakankan melalui kulit, diri Anastasia dikelilingi oleh aura kuat dan mendominasi pria itu, seperti mangsa yang disantap pemburu, membuatnya tidak dapat bergerak.

Hanya saja ... siapa pemburu dan siapa mangsanya?

Dia bisa merasakan sentuhan panas dari bibirnya, tapi nafasnya bergetar dan tak terkendali; bibir dan lidahnya tercekik oleh serangan pengepungan, tapi itu lebih seperti memastikan keberadaannya dengan segera, yang seketika membuat ketakutan melonjak dengan kuat.

Apakah dia ... takut?

Takut kehilangannya, sama takut kehilangannya seperti dulu.

Anastasia merasa seolah-olah dia terinfeksi oleh rasa takut dan putus asa pria itu, jika tidak, mengapa rongga matanya menjadi bergejolak, dan dadanya akan seperti kapas yang diisi, membuatnya merasakan kelembutan dan tidak nyaman?

Dia meringkuk jari-jarinya di dada Kevin Yan, dan tidak melawan dengan kuat. Bentuk jarinya seakan-akan mengenggam jantung seorang pria.

Selama dia meremasnya dengan lembut, maka perlahan akan hancur.

...

"Tuan Yan, Nona Ling, terima kasih banyak atas kerja sama Anda berdua."

Polisi yang membuat catatan itu tersenyum dengan sangat tulus: "Penjelasan kalian sangat rinci, pasti sangat membantu pekerjaan kami, dan kami sudah menunda waktu kalian, apakah kalian ingin aku mengutus memanggil mobil untuk mengantar kalian pulang?"

Kevin Yan menerima percakapan itu, berdiri dan mengangguk ringan kepada polisi: "Tidak perlu repot-repot."

Setelah berbicara, dia menarik tangan Anastasia, dan keduanya meninggalkan ruang penyelidikan tersebut.

Di luar gerbang kantor polisi, langit malam sedalam air, tidak ada suara serangga atau burung. Langit yang gelap menjatuhkan hujan tipis, setitik demi setitik jatuh di tanah yang dingin, membuatnya semakin kosong.

Anastasia menghentikan langkahnya, dan Kevin Yan melambatkan langkah kakinya saat dia berhenti.

"Kamu mau pergi ke mana? Aku akan mengantarmu."

Kevin Yan mengangkat tangannya dan menekan kunci mobil.Tak jauh dari situ, Bugatti hitam itu menyala terang.

Anastasia tidak berbicara, dan setelah beberapa saat hening, tangannya bergerak.

Kevin Yan langsung merasakannya, ia nyaris menggenggam tangan Anastasia lebih erat lagi tanpa berpikir panjang.

Namun, setelah jeda singkat, tangan Anastasia perlahan menjauh dari telapak tangannya.

Kevin Yan takut menyakitinya, kekuatan tangannya rileks, tetapi sudut bibirnya yang dingin menegang dalam sekejap, dan mata hitamnya menatap wajah Anastasia dari samping sejenak.

Dada Anastasia sedikit naik turun beberapa kali, sengaja mengabaikan tatapan tajam Kevin Yan, ia mengangkat matanya ke arah hujan di malam hari.

"Tuan Du ... Hendy Du, mengapa dia sangat membencimu?"

Anastasia membuka bibirnya dengan pelan, dengan nada datar dan lembut, yang membuka dialog di antara keduanya secara alami.

Cahaya redup di mata Kevin Yan melesat.

Dia ingin meredakan suasana setelah ciuman panjang di antara keduanya, dan memilih topik untuk mengalihkan perhatiannya.

Pelan-pelan saja, jangan terburu-buru.

Dia dengan enggan mengalihkan pandangannya, mengikuti maksud Anastasia untuk membuat suasana rileks dan menjadi alami.

"Aku menekannya, jadi dia tentu saja membenciku."

Kevin Yan berkata dengan acuh tak acuh: "Orang tua itu tidak pernah merasakan rasa jatuh dari ketinggian. Dia tidak bisa menerima untuk sementara waktu, tentu saja dia ingin membunuhku untuk melampiaskan kebenciannya."

Penjelasannya terdengar sangat masuk akal, tetapi Anastasia menggelengkan kepalanya dengan lembut.

"Aku sangat mengenal dia, dia bukan orang yang mudah kehilangan akal sehatnya."

"Meskipun dia membencimu, dia tidak mungkin mengambil risiko hingga ditangkap dan dipenjara lalu muncul di depan umum. Dia jelas telah melarikan diri ... Ini tidak sesuai dengan karakternya."

Terus terang, karakter Hendy Du sangat mementingkan diri sendiri. Dia sangat cerdas, pengetahuannya sangat dalam. Jika dia meninggalkan kebebasan hanya untuk melampiaskan amarahnya, perilaku ini sangat bodoh di mata Hendy Du, dan dia tidak akan pernah membuat kesalahan serendah itu.

Kevin Yan meringkuk dan menyulut rokok, wajahnya tampak dingin dan berbahaya dalam gelap.

"Itu karena dia tidak punya cara untuk melarikan diri."

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu