Demanding Husband - Bab 330 Karena Kamu Mencintai Aku

William Chi memeluk lengannya dan bersandar ke dinding Melalui jendela kaca yang cerah, dia dengan senang memandangi keduanya berciuman di bangsal.

"Oh, oh, aku sangat mengagumi kemampuan akting diriku."

Besok dia mengubah karirnya untuk menjadi aktor. Mungkin dia bisa menjadi aktor terhebat!

Juliana Gu dengan dingin menyipitkan mata melihatnya: "dasar tidak memiliki hati. Kamu sebaiknya berhati-hati atas kualifikasi dokter dan berhati-hatilah jika akan dicabut dalam dua hari."

"Cih, Juliana, apa yang kamu katakan!"

William Chi menggelengkan kepalanya dan berkata: "aku berbuat seperti ini karena untuk masa depan Tuan Muda Yan dan Nona Anastasia! Keduanya telah menunggu selama bertahun-tahun. Mereka tidak merasa lelah akan tetapi aku yang melihat saja sudah merasa lelah!"

Dia mengangkat dagunya dan tatapannya mengarah ke bangsal: "lihatlah betapa bahagianya mereka!"

"........."

Juliana Gu memandangi William Chi dengan jijik serta bertanya-tanya kepada dirinya mengapa dirinya begitu buta dan jatuh cinta dengan pria yang buruk ini?

Ketika dia mengikuti garis pandang William Chi (William Chi) dan menyaksikan pemandangan hangat di bangsal bersama-sama, warna matanya di balik kacamata berbingkai hitam menjadi sangat lembut.

Wanita yang kurus itu sudah menerima terlalu banyak penderitaan. Dari perspektif Juliana Gu, dia berharap Anastasia bisa melupakan masa lalu dan menjalani dunia baru.

Hanya saja luka yang diderita hanya bisa disimpan di hati terdalam dan menunggu waktu yang menghapusnya atau tidak pernah terhapus.

Jika Anastasia dan Kevin Yan bisa bersatu kembali, maka bekas luka tersebut akan sembuh satu persatu.

Ini adalah hasil terbaik, tetapi juga akhir yang paling sulit.

Ciuman tersebut sulit untuk dipisahkan.

Ketergantungan yang sudah lama hilang itu datang kembali membuat mereka berdua tenggelam di dalamnya, tetapi mereka semua saling bersentuhan dengan suasana hati yang hati-hati, merasakan keberadaan nyata satu sama lain.

Ciuman itu panjang dan lembut, seolah-olah waktu sudah kehilangan artinya. Entah setelah berapa lama, barulah bibir mereka terpisah.

Kevin Yan masih memeluk Anastasia dengan erat dan membiarkan napas keduanya perlahan terjalin.

"Anastasia beritahu aku."

Suara dia yang rendah dan kering itu menguasai telinganya.

"Mengapa kamu datang mencari aku?"

".........."

Bulu mata Anastasia bergetar. Jika melihat dari sisi Kevin Yan, bahkan dapat terhitung dengan jelas jumlah bulu matanya.

Dia menurunkan tatapannya karena sudah banyak kejadian yang telah terjadi membuat pikiran dia menjadi kosong dan kacau.

Kevin Yan tidak memburu-burui dia. Dia dengan sabar menunggu dalam diam sambil melihat setiap pergerakan pada wajah dia yang pucat.

Entah sudah beberapa waktu berlalu, Anastasia menggerakkan bibirnya dan berbicara sambil tersendat-sendat.

"Aku.....aku melihat berita...."

Dia mengepalkan tangannya dan merasa pikirannya sangat kacau, dia hanya bisa mengandalkan kemampuan dasar dirinya dalam menjawab pertanyaan Kevin Yan.

"Aku mengira terjadi sesuatu denganmu...."

"Mengapa kamu datang jika terjadi sesuatu padaku?"

Kevin Yan dengan cepat membalas ucapan dia.

"Aku sudah memberikan surat cerai kepadamu, kamu sudah bebas."

Ucapan dia langsung menusuk hatinya.

"Kamu tidak berharap aku menganggumu, tidak ingin melihat aku. Aku sudah melepaskannya tetapi mengapa kamu datang?"

Kevin Yan terus menanyakan pertanyaan yang sama, suara dia seperti sedang menggoda sesuatu yang disimpan dengan baik di dalam lubuk hati terdalamnya.

"Anastasia seharusnya kamu pergi yang jauh, dimana aku tidak bisa menggapaimu. Mengapa kamu kembali?"

Mengapa kembali?

Dia tidak tahu.

Tetapi mengapa dia tidak boleh datang?

Di saat dia mendengar berita tersebut, seluruh badan dia menjadi dingin dan berusaha melarikan diri untuk mendapatkan kabar mengenai Kevin Yan.

Akan tetapi ketika mendengar ucapan "sepersepuluh" dari mulut Willia Chi, dia merasa seluruh badannya masuk ke sebuah lobang yang sangat dalam.

Dia tidak bisa menerima kenyataan seperti itu, dia tidak berani memikirkan jika dunia ini tanpa adanya seorang Kevin Yan.

Takdir mereka berdua sudah terikat sejak lama, tidak ada satu pun yang bisa melepaskannya.

Pupil mata Anastasia menyusut, deru nafas dan detak jantungnya menjadi kacau.

Nafas hangat menggerak-gerakkan rambut patah di telinganya dan suara Kevin Yan bergema dengan getaran dadanya.

"Karena kamu tidak bisa tidak mempedulikan aku."

"..........."

Bulu mata Anastasia bergetar dan menggerakkan bibirnya, akan tetapi dia masih tidak mengeluarkan suara.

Dia tidak bisa tidak mempedulikan dia.

Meskipun semua penderitaan dia bermula dari Kevin Yan, meskipun hanya mengungkit namanya saja, alam bawah sadarnya meminta dia untuk melarikan diri.

Tetapi dia masih saja mempedulikan dia.

Dia terus duduk di dalam ruangan rawat inap itu dan menunggunya setiap hari lalu bertanya kepada petugas medis apakah dia ada datang atau tidak.

Waktu dapat membuat kenangan menjadi datar tetapi juga dapat membuat sebuah hubungan menjadi lebih kuat.

Dia menunggu dia dalam waktu yang cukup lama, bayangan pria ini sudah berhasil memasuki dirinya sejak awal.

Dia mengira dia dapat memulai semuanya dari awal.

Ternyata dia tidak dapat melakukannya.

Dia tidak dapat mengontrol hatinya karena........

"Karena kamu mencintai aku."

Mata Kevin Yan sangat dalam dan matanya seperti terbakar dengan nyala api yang luar biasa terang. Dia mencetak wajah cantik Anastasia di dalam matanya.

"Lihat aku Anastasia, kamu masih mecintai aku bukan?"

Suara dia sangat rendah dan pelan.

Tetapi suara yang seperti inilah bagaikan aliran angin dan listrik, menderu ke dalam darahnya, dengan liar menyerang setiap inci dirinya.

"Duk, duk duk, duk duk duk........."

Detak jantungnya bergerak semakin cepat, pintu hatinya terus dihantam dengan kencang membuat dia hampir saja kehilangan akal sehat dirinya dan akan menjawab kata-kata yang sudah pasti itu..........

"Aku..."

Dering ponsel yang merdu tiba-tiba berdering, yang terdengar sangat keras di keadaa yang sepi seperti saat ini.

Anastasia terkejut dan tanpa sadar mengambil ponsel yang bergetar di samping tempat tidur.

Tetapi tanpa berpikir, Kevin Yan meraih tangannya dan menghentikannya untuk menjawab telepon, melarangnya untuk melarikan diri lagi.

"Anastasia, beri tahu aku jawabanmu."

Mata Kevin Yan sangat hitam dan cerah. Tatapan tajam seperti bisa menembus semua penyamarannya dia dan dapat melihat melalui jiwanya.

Anastasia menatap mata pria yang seperti pusaran itu, jantungnya berdetak hampir menembus dadanya.

Di saat berikutnya, entah siapa yang menekan tombol menjawab pada ponsel yang ada di tangan mereka berdua.

Segera terdengar suara Marison Xiao.

"Tasia, kapan kamu akan kembali?"

Novel Terkait

Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu