Demanding Husband - Bab 41 Kamu Ingin Duduk Di Tubuhku Berapa Lama?

Kevin Yan bersandar di pintu kamar mandi dan menatap wanita yang muntah parah.

"Bukankah pandai minum." Katanya dengan sedikit marah dan datar: "Melihat gaya dirimu taruhan minum dengan para pria, kupikir kau tidak akan mabuk biarpun minum seribu cangkir."

Meskipun segelas anggur itu sangat kuat, tetapi dia telah mabuk sejak semalam hingga saat ini, semua reaksinya tidak seperti orang-orang yang telah terbiasa pergi ke bar dan dunia yang kuat minum arak.

Fakta ini membuat hatinya yang galau menjadi lebih nyaman.

Anastasia tidak sempat mendengarkan sindirannya, Anastasia membersihkan lantai kamar mandi dan berkumur di wastafel untuk mencuci wajahnya.

Melalui cermin mengkilap, wajahnya yang halus terlihat lemah dan pucat.

"Dulu aku pernah berlatih,” setelah agak lama, dia berkata pelan: "Minum arak."

Kevin Yan mengerutkan kening: "Untuk apa yang kamu lakukan ini? Benar-benar ingin menjadi wanita bar?"

Begitu dia berbicara, dia menyesalinya.

Dalam kotak yang redup, matanya yang sedih tampak jelas. Tetapi kata-kata itu keluar begitu saja, dan dia tidak peduli lagi.

Anastasia tidak terlalu perduli, hanya melanjutkan dengan datar.

"Waktu kecil alergi terhadap alcohol, setelah minum untuk pertama kalinya, tubuh aku alergi dan timbul ruam."

Matanya sedikit melayang bagaikan jatuh dalam ingatan: "Setelah dewasa fisik aku lebih baik dari sebelumnya, aku tidak akan alergi lagi, tetapi tetap ada efek samping.”

Kevin Yan tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya: "Efek samping apa?"

Dia mengangkat kepalanya dengan bertopang pada tepi wastafel dan tersenyum tanpa arti: "Tidak bisa minum arak, setiap kali minum akan mengalami sakit perut neuropatik. Poini ini seharusnya menjadi satu-satunya dari semua program pelatihan aku yang tidak memenuhi syarat."

Ah salah, dan juga indra pengarahannya yang buruk.

Tatapan tajam di matanya segera menangkap kunci dalam kata-katanya: "Program pelatihan?"

Anastasia sedikit terkejut, segera menundukkan kepalanya sedikit, tidak berbicara lagi.

Mana mungkin Kevin Yan akan membiarkannya diam: "Jelaskan apa yang akan kamu latih? Siapa yang memintamu berlatih?"

Dia segera mengerti dan matanya terlihat tajam: "Apakah Hendy Du?"

Dia tidak menghindar, mengangguk berkata: "Ya." Kemudian dia melewatinya dan mengalihkan topik pembicaraan:"Bubur hampir dingin, aku pergi --"

Suaranya terputus karena Kevin Yan meraih pergelangan tangannya.

"Kamu bahkan harus melatih minum alkohol. Apa lagi yang Hendy Du ajarkan padamu?"

Anastasia berdiri diam selama beberapa detik, mata elang Kevin Yan menatap padanya, bertekad untuk mendapatkan jawabannya.

Pada saat berikutnya, pupil matanya menyusut, dia merasakan gerakan dari pergelangan tangan yang digenggam oleh telapak tangannya, kemudian kekuatan lentur naik dari telapak tangannya, menghantam seluruh lengannya, kemudian lekukan lututnya disodok keras olehnya!

Untungnya, dia merespons dengan sangat cepat, dia menggeser tubuhnya, tetapi lantai kamar mandinya basah dan licin, dia tetap tidak berdiri kokoh dan jatuh lurus ke lantai.

Sebelum dia sadar, pinggangnya ditekuk, pandangannya di bola matanya telah berubah dari langit-langit warna krem menjadi sebuah wajah cantik.

Anastasia berdiri melihatnya, tangannya mengunci bahunya, hanya dengan tenaga yang cukup, dia bisa terkilir.

Dia membuka bibirnya, dengan samar berkata: "Inilah yang aku pelajari. Apakah Direktur Yan merasa cukup sakit jatuhnya?"

"..."

Pertarungan jarak dekat?

Ekspresi dan nadanya sangat stabil, tetapi ada sedikit kegigihan di matanya yang pudar, dan matanya yang jernih seperti nyala api yang tidak akan pernah padam, dan dia menatapnya dengan dingin.

Dia belum pernah melihatnya dari sudut ini. Rahang halusnya, rambutnya yang gelap terkulai, matanya dengan tidak tunduk pada kelembutan ...

Di rongga dadanya, irama jantung berhenti sesaat tanpa gejala sebelumnya, kemudian mendadak bereaksi kembali dengan cepat.

Mata Kevin Yan dalam, dan dia melirik ringan pada pinggangnya.

"Keahlian yang bagus. Tapi," Dia berhenti, bibirnya mencibir: "Berapa lama kamu ingin duduk di atasku?"

Anastasia sedikit terpana, langsung menyadari posisi mereka ... sedikit ambigu.

Pelatihan yang diikutinya adalah cara untuk menaklukkan lawan dalam sekejap. Cara Kevin Yan menghakiminya membuatnya sedikit marah, sehingga berpikir untuk memberinya pelajaran, sama sekali tidak terpikir bahwa gerakan yang seharusnya membuat orang menjerit kesakitan, malahan terasa demikian risih di tubuh Kevin Yan.

Suhu di pangkal telinganya panas, dan pipinya agak panas, segera bangun.

Mata Kevin Yan jeli, sebelum dia berdiri kokoh, dia tiba-tiba merentangkan tangannya dan menariknya ke bawah.

Sebelum dia sempat berseru, tubuhnya jatuh dan penglihatannya terhalang oleh tubuh pria berotot itu.

Keduanya berada pada posisi yang sama sebelumnya dalam sekejap, tetapi kali ini situasinya terbalik, dia di atas dan dirinya di bawah.

Anastasia menrespon secara reflek, dia menekuk lutut menghantam pria itu, Kevin Yan tampaknya sudah menduga itu, sekaligus menekan kedua kakinya.

“Jangan bergerak,” dia berbisik ke telinganya, jari-jarinya yang panjang dan kuat mencengkeram bahunya, persis seperti yang baru saja dia lakukan.

Perbedaannya adalah bahwa dia perlu menggunakan kekuatan lembut dengan luwes, sedangkan dia hanya perlu mengencangkan jari-jarinya, rasa sakit menyerang persendian dengan parah, rasa sakit menuju gejala terkilir ini membuat kulit kepala mati rasa.

Anastasia tidak berani bergerak lagi. Dia tidak tahu apakah lelaki ini pernah berlatih, tetapi jelas sekali dia tidak bisa menang darinya.

Fakta ini telah disadarinya dalam beberapa perdebatan antara keduanya.

Sangat tidak menyenangkan untuk mengakui bahwa dirinya telah kalah, tetapi pria ini terlalu kuat, takutnya bahkan pengawalnya pun tidak lebih dari sekedar menjadi pajangan saja.

Tapi dia jelas ingat bahwa ketika dia mengenal Kevin Yan, dia tidak memiliki keterampilan seperti itu.

Mungkin juga karena sudah lama.

Dalam lima tahun banyak hal telah berubah, bagaimana bisa mengharapkannya sama seperti sebelumnya?

Dia bahkan melupakan dirinya sendiri ...

"Apa yang kamu pikirkan?"

Suara rendah itu terdengar seperti guntur musim semi, dingin dan tidak ragu.

Dia menempatkan setiap perubahan halus dari ekspresinya ke dalam matanya, kesedihan dan kepedihannya secara tidak sengaja terungkap, membuatnya ... sangat tidak menyenangkan.

Dia tidak bisa mengerti dia.

Anastasia sadar kembali, dia berhadapan dengan wajahnya yang tampan dalam jarak dekat, nafas panas membuat suhu telinganya naik terus.

Dia berusaha berontak: "Bangun!"

Jari-jari yang menggenggam pundaknya sedikit melonggar, dia segera berjuang untuk duduk.

Tubuh hangat di atas tiba-tiba berhenti, kemudian kedua kata itu berdering lagi di telinganya: "Jangan bergerak!"

Berbeda dengan bisikan menggoda pertama, nada suara pria itu tajam dan tangguh, dengan sedikit penekanan.

Anastasia mengangkat kepalanya dengan sedikit terkejut, dia bertemu sepasang mata yang gelap dan bergejolak.

Pada saat yang sama, dia menemukan bahwa pria yang mencengkeramnya kuat seperti baja yang tidak dapat digoncang sama sekali.

Mata Kevin Yan pada saat ini dipenuhi dengan bibirnya yang sedikit terbuka dan basah, lembab dan bisa dibuli, penuh dengan kelembaban, mengingatkannya pada ciuman manis tadi malam, rasanya sangat indah.

Bayangan di atas berangsur-angsur mendekat, dia belum sempat membuka mulutnya, bibir serta giginya sudah penuh dengan napas berapi-api sang pria.

Novel Terkait

Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu