Demanding Husband - Bab 3 Pria Iblis

Anastasia tertegun, pikirannya masih belum bisa mencerna perkataannya.

Perlahan-lahan setelah dia kembali sadar, dia akhirnya paham atas penghinaannya. Wajah yang memerah karena terus melakukan perlawanan seketika menjadi pucat.

Dia memejamkan matanya dan menenangkan emosi di dalam hatinya. Dia kembali membuka matanya dan menatap lurus Kevin Yan dan dengan suara serak berkata:

"Pergi."

Selain perkataan ini, dia tidak ingin berbicara lebih banyak dengan pria iblis ini.

Kevin Yan membuka mulutnya dan ingin melanjutkan perkataannya, tetapi ucapannya tercekat ketika melihat tatapanya.

Sepasang tatapan yang terang.

Bukan cahaya yang dapat menusuk mata, dan juga bukan tatapan lembut dari wanita yang dia cintai, melainkan sebuah kejelasan.

Mata dia memerah, dan menatap dirinya dengan dingin dan keras kepala.

Kevin Yan membuka mulutnya, tetapi tiba-tiba tidak bisa mengeluarkan suaranya.

Ini merupakan interaksi terbanyak mereka setelah menikah, dan juga merupakan situasi yang terburuk.

Kekuatan di tangannya melonggar ketika dia sedang tertegun. Anastasia menggunakan kesempatan ini untuk berdiri dan membungkus dirinya dengan selimut dan meninggalkan dia di dalam bayangan penolakan.

Saat ini Kevin Yan sudah kehilangan minatnya dengan dingin merapikan kemejanya, membanting pintu lalu keluar.

Ketika dia mendengar suara dentuman pintu, sudut bibirnya bergerak, dia menertawakan dirinya sendiri. Anastasia Du, dia sudah tidak mengingatmu, apa lagi yang kamu harapkan?

Tetapi di dalam lubuk hatinya yang terdalam, rasa sakitnya terasa begitu jelas. Dia mengigit bibir bawahnya dengan kencang barulah bisa menahannya.

Restoran yang begitu besar hanya terdengar suara ketukan antara sumpit dan mangkok yang membuat terlihat semakin kosong.

Anastasia terduduk sendirian sambil menikmati makan siang, villa ini begitu dingin tanpa ada kehangatan sedikit pun.

Anastasia pelan-pelan menelan makanannya. Ketika sudah hampir selesai makan, ponsel yang berada di atas meja tiba-tiba bergetar.

Dia merasa aneh ketika melihat nama yang tertera pada layar.

"Asisten Lin?"

Jason Lin sudah berada di sisi Kevin Yan selama 5 tahun. Dia merupakan orang yang paling dipercayai oleh Kevin Yan, dia juga merupakan anak buah yang dapat diandalkan. Tentu saja dia sama seperti Kevin Yan yang menganggap dirinya tidak ada. Dia tidak pernah menghubungi dia.

Sekarang dia menghubungi dirinya, tanpa diberitahu pun sudah mengetahui merupakan perintah dari Kevin Yan.

Penelepon di ujung sana Jason Lin sedang memberitahunya perintah dari pemimpinnya, "Nona Du, malam ini pukul 7, Anda harus menemani Direktur Yan untuk menghadiri sebuah acara yang beralamat di Guangzhou Wellington Hotel, akan ada kendaraan pribadi yang mengantarkan Anda ke sana."

Atau mungkin karena Jason Lin mengetahui status dia yang rendah di dalam Keluarga Yan sehingga dia tidak pernah memanggilnya dengan sebutan "Nyonya Muda".

Bulu mata Anastasia bergetar.

Acara?

Ini merupakan pertama kalinya dimana Kevin Yan membutuhkan dia untuk menemaninya ke sebuah acara.

"Aku sudah mengetahuinya." Dia menjawabnya dengan datar, tidak banyak bertanya dan juga tidak memberikan pendapat apa pun.

Terlihat dengan jelas, jika bukan karena diharuskan, Kevin Yan tidak mungkin akan bersedia membawa dia.

Kelihatannya merupakan acara yang sangat istimewa dan Kevin Yan hanya "memberitahu" dia bahwa dia harus berada di sana tanpa ada maksud lain.

Pembicaraan tersebut terputus dengan cepat, dan terdengar suara "tutu" yang membuat Jason Lin tertegun sejenak lalu dengan cepat kembali sadar dan menyimpan ponselnya.

Jason Lin dengan hormat melaporkan kepada Kevin Yan berkata, "Nona Du mengatakan dia sudah mengetahuinya."

Tangan Kevin Yan yang sedang membalik-balikan berkas terhenti sejenak dan berkata, "apakah ada mengatakan yang lain?"

"Tidak ada."

Kevin Yan menaikkan alisnya, mendengus dan melambaikan tangannya berkata, "kamu keluarlah."

Wanita ini, sadar diri juga.