Demanding Husband - Bab 33 Minum Atau Bersujud!

Anastasia mendorong pintu besar Happy Monk, suara berisik kencang yang mendatang membuat kepalanya sakit.

Dia berjalan beberapa langkah ke dalam, segera mampu beradaptasi lingkungan yang memekakkan telinga ini, mata Hansen Ren sudah menemukannya, berjalan cepat kemari.

“Nona Kedua anda sudah datang.”

“Ehmm, kenapa berisik begitu?”

Happy Monk menjadi tempat raja hiburan malam di China, statusnya jauh dari klub malam berantakan lainnya yang bisa dibandingkan.

Berkelas tinggi, ambang pintu tinggi, komsumsi lebih menakutkan tingginya. “Tiga tinggi” ini juga secara tidak langsung membatasi pengunjung-pengunjung Happy Monk kebanyakan orang yang berlatar belakang.

Tapi Happy Monk malam ini, gelombang suara memekakkan telinga menghantam, sepertinya semua orang high sampai sangat ekstrim, membuatnya tanpa sadar merasa aneh.

Hansen Ren mendorong kacamata yang di hidungnya, keringatan di seluruh kepala: “Itu... ... Noan An sedang berlomba arak dengan Tuan Muda Gu.”

“Apa?”

Anastasia merasa kepala lebih sakit lagi: “Bukannya sudah bilang dengannya di dalam telepon, tenangkan dia, menyuruh dia tunggu aku kemari?”

“Aku tidak melakukan pekerjaan dengan baik.” Manager Ren berekspresi serba salah: “Aku hanya memikirkan melihati Nona An, tidak tersangka... ... Robby Gu dia pergi mencari masalah duluan. Malam ini orangnya terlalu banyak, sekejap tidak dapat menahannya... ...”

Dia mengerutkan kening, pandangannya melihat ke tempat pusat suara orang-orang hiruk-pikuk yang paling besar.

Robby Gu pergi mencari masalah duluan?

Terakhir kali bertengkar singkat di dalam kamar privat, dia mengira dirinya sudah mengatakan sangat jelas taruhan relasinya. Orang yang memliki otak, semuanya tau harus mengurangi masalah. Tapi Robby Gu harus menyodok keranjang ini, sudah jelas bertentangan dengan Keluarga Du.

“Ini bukan salahmu. Amarah Angel kalau sudah naik siapapun juga tidak dapat menanganinya, apalagi masih ada orang sengaja memprovokasinya.”

“Nona Kedua, maaf.” Hansen Ren menundukkan kepala, masih menyalahkan dirinya.

“Kamu mengatur orang, menjaga semua pintu keluar, jangan membiarkan Robby Gu keluar.”

Anastasia langsung melewati orang-orang, mengarah ke ruang kantor yang gelap situ: “Aku pergi ganti baju, kamu perhatikan dan bertindak sesuai keadaan.”

Hansen Ren melongo sebentar, baru berapa detik menyadari dirinya dnegan jaraknya sudah terbuka, buru-buru mempercepat langkah kaki ikut ke situ.

“Mengerti. Nona Kedua apa masih ada perintah.”

Anastasia berhenti sebentar: “Ingat menelepon ke Tuan Besar Keluarga Gu, menyuruh dia datang sendiri menjemput anaknya yang suka ‘membuat masalah’ ini.”

Meninggalkan kalimat ini dengan bersih dan cepat, Anastasia masuk ke kantor pribadinya.

Hansen Ren mengangukkan ke pintu yang tertutup, otak sudah pulih ke biasanya tenang dan efisiensi, menjawab: “Baik.”

Berani membuat masalah di Happy Monk, juga harus lihat apa ada kemampuan ini tidak!

Dalam aula, cahaya lampu warna-warni yang tidak berhenti berkedip, orang-orang meledakkan saling berdesak-desakan, musik rock berbunyi dengan berisik, irama drumnya itu seolah-olah mau meledakkan hati semua orang yang hadir.

Para penari yang sexy dari tadi sudah meninggalkan panggung, tapi lantai dansa macet dikelilingi orang-orang tiga lapis dalam tiga lapis luar, semua orang menatap panggung dalam dengan penuh semangat, tidak mau ketinggalan permainan bagus ini.

Angel hari ini telah berdandan smokey eye yang tebal, kepalanya penuh dengan kepang kecil yang tipis, bahkan lipstik pun mengunakan coklat metalik.

“Hei, pengecut, jangan berpura-pura menjadi penakut! Bukannya tadi cukup berani! Kenapa tidak minum lagi?”

Dia dengan bangga menatap Robby Gu yang di seberang meja, dia sudah bermabukan.

Di meja bertumpukan penuh dengan botol dan kaleng, bir, bir import, bir putih china, berbagai macam tidak sama.

“Gadis kecil, berteriakan apa. Jangan salahkan aku tidak mengingatkanmu, aku berani dan kuat, nanti kalah, jangan sampai tidak bisa bangun dari kasur!”

Perkataannya bermakna kasar membuat orang-orang keliling tertawa, sekumpulan teman Robby Gu lebih tidak bermaksud baik bersiul dan menyoraki: “Abang Gu bagaimana kamu berbicara, berbicara omong kosong terhadap gadis kecil yang berkulit lembut!”

Robby Gu menolehkan kepala meludah ke orang belakang: “Pergi jauh, apanya yang kulit lembut, apa kamu bangsat pernah mencobanya?”

“Hahaha——”

Sekumpulan orang berbicara tanpa dibatasi, Robby Gu dan mereka sudah cukup beributan, baru membalikkan kembali kepalanya, melihati Angel di seberang yang sangat marah dengan pandangan sudah terduga, dia melebarkan mulutnya bersenyum mabuk.

“Kamu sudah cukup ketawa belum! Kamu minum, atau berlutut di lantai bersujud! Aku melihat kamu sudah merasa jijik!”

Robby Gu menunjuk ke teman-teman yang dibelakang dengan malas: “Minumlah kenapa tidak minum. Gadis kecil, kita menyelesaikannya dengan cepat, bagaimana?”

“Ada yang mau dikatakan cepat katakan!”

Robby Gu membuat satu gaya tangan berhenti, Angel menatapnya dengan curiga, setelah lewat beberapa menit, teman-teman Robby Gu membawa segelas koktail biru dingin.

“Gunung berapi di laut dalam.”

Dia mengatakan empat kata ini dengan senyuman munafik, dalam mata ramping menyidari cahaya yang ganas: “Sesuap habis, aku langsung mengaku kalah.”

Tempatnya tenang beberapa menir, sekejap menjadi semakin berisik.

Angel menatap gelas bir terlihat indah dan tidak berbahaya yang di depan mata ini, ekspresi muka ragu-ragu, segera ditutupi oleh hati yang penuh dengan kemarahan.

“Pengecut, Ingat perkataanmu!”

Nada bicara baru turun, dia menutup mata, langsung menangkap gelas bir mengirimkannya ke mulut.

Saat berikutnya, lengannya ditahan oleh sebuah kekuatan yang besar.

Dia membuka mata, melihat orang yang datang, dalam mata besar yang cerah penuh dengan cahaya kejutan, berkata keluar: “Kak Tasia!”

... ...

Ruang pribadi mewah satu lagi yang di ujung koridor, Kevin Yan mengerutkan kening, bengkukan buku-buku jarinya menahan di pelipisnya.

“Wei wei, Tuan Muda Yan, jarang-jarang bisa datang main sekali, untuk apa kamu berbaring kaku seperti mayat di situ, mau berbaring kaku pulang saja berbaring!”

Kevin Yan melirik sekali playboy itu dengan tidak sabar, malas berbicara dengannya.

Sejak bertengkaran dengan Anastasia Du di dalam tempat parkir panti jompo, perasaannya selalu tidak baik.

Bahkan dia bekerja dengan tanpa henti juga tidak bisa menghilangkan kegelisahan macam ini, malahan mempengaruhi efisiensi kerja.

Sampai William Chi datang ke kantornya memancing cewek cantik, begitu melihat dia langsung berkata: “Aduh Tuan Muda Yan kamu ini kenapa!

Aku melihat titik dahimu menghitam belakangan ini ada bencana besar, mesti cepatan pergi mencari gadis untuk mengusir kejahatan!”

Tunggu dia merespon kembali, sudah ditarik oleh William Chi ke ruang pribadi Happy Monk.

Saat ini, tangan kiri William Chi merangkul cewek cantik, tangan kiri mengendong botol bir: “Tuan Muda Yan apa maksud dengan mata menghina kamu itu? Aku sedang membantumu menghilangkan kesulitan, kamu begitu terhadap kawanmu?”

Kevin Yan menghirup sesuap rokok: “Pergi kesitu.”

Dia tadinya juga memegang pemikiran ini, ganti lingkungan, mungkin bisa mengubah suasana hati.

Dan pada akhirnya, dari dia mulai duduk di dalam ruangan pribadi, dalam otaknya mulai muncul lagi wajah Anastasia.

Terutama pertengkaran terakhir kali itu. Dia bahkan ingat dengan jelas, saat dirinya mengatakan perkataan yang begitu menyakiti orang, dia mengigit erat bibirnya, bulu matanya bergetar, tapi tetap menegakkan punngungnya.

Kevin Yan tiba-tiba berdiri, berjalan keluar dari ruang pribadi.

Dia tidak seharusnya mendengar pendapat William Chi ini. Perasaan hatinya sedikitpun juga tidak baikan, malahan sakit kepala oleh suara kebisingan di luar.

“Eh Tuan Muda Yan kemana kamu pergi?” William Chi juga tidak bisa peduli dengan keenakan bir dan cewek cantik lagi, buru-buru ikut pergi dari ruangan pribadi: “Kamu jalan lambatan buru-buru reinkarnasi! Ruang pribadi ini sangatlah mahal jika kamu tidak mau main aku masih mau—— Eh, apa yang kamu lihat?”

Novel Terkait

This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu