Demanding Husband - Bab 346 Siapa Kamu?

Ronnie Yin duduk di atas kursi sebelah kursi pengemudi tanpa megeluarkan suara sedikit pun.

Sejak dia turun dari pesawat hingga saat ini, setelah dua jam berlalu, Ronnie Yin masih saja terdiam tanpa berucap sedikit pun.

Sifat dia pada dasarnya memang sangat pendiam. Saat ini hatinya sangat gundah dan ekspresinya terlihat sangat tertekan.

Sehari sebelumnya, ketika dia bersiap-siap naik ke atas panggung untuk bermain piano, tiba-tiba dia mendapatkan panggilan masuk dari luar negeri.

Suara pihak lawan sangat tegas dan pemilik suara itu adalah seorang pria.

Sedangkan dia setelah memutuskan panggilan itu hingga saat ini, dia masih tidak bisa menerima informasi yang diberitahukan oleh pria itu.

"Tuan Yin apa kabar, aku Jason Lin merupakan asisten Direktur Kevin Yan."

"Mengingat hubungan dekat kamu dengan Nyonya Anabelle serta kamu adalah ayah dari Deviana Du. Direktur Yan meminta aku untuk memberi tahu kamu sesuatu yang mungkin kamu pedulikan."

"Setelah kamu meninggalkan China terakhir kali, Keluarga Du benar-benar mengalami kebangkrutan dan ayah Nyonya Anabelle, Hendy Du, meninggal. Kamu dapat mencari laporan berita media untuk memastikan kebenarannya."

“Nyonya Anabelle sendiri saat ini berada di rumah sakit Central Hospital di China. Menurut penyelidikan, dia telah melakukan penyiksaan jangka panjang terhadap putri kandungnya Deviana Du hingga menyebabkan kerusakan kesehatan fisik dan mental yang serius. Beliau telah dinyatakan kehilangan hak asuh Deviana Du."

"Aku telah mengirim bukti dan foto yang nyata ke kotak surel kamu. Kamu dapat melihatnya.

".........."

Ronnie Yin memejamkan matanya dan menghela nafas berat sambil bersandar pada kursi mobil.

Informasi yang dibertahu oleh Jason Lin menggema pada telinganya dan pada benaknya muncul foto-foto yang sangat mengerikan. Ronnie Yin mengepalkan tangannya dengan erat.

Dia benar-benar tidak tahu bagaimana dia bisa sampai ke China. Pikirannya sangat kacau.

"Bagiamana kamu memikirkannya kan pun kamu juga tidak akan mengerti, lebih baik menunggu hingga sampai ke rumah sakit!"

Orang yang berbicara adalah orang yang sedang duduk di kursi pengemudi. Matanya cerah dan ada lesung pipi di pipinya, yang membuatnya terlihat sangat muda dan cerah.

Sambil memegang setir dengan satu tangan, dia melirik ke arah Ronnie Yin yang muram sambil memanfaatkan kemacetan karena lampu merah dan membujuknya.

Ronnie Yin membuka matanya dan mengangguk tanpa suara. Lalu suaranya terdengar kelelahan.

"Bernard, maaf sudah merepotkan kamu untuk datang bersamaku kemari."

Bernard Qi menyeringai, lesung pipinya semakin dalam dan terlihat sangat bercahaya, membuat orang yang melihatnya pun merasa sangat nyaman.

"Tentu saja aku harus datang, aku sudah sangat penasaran........"

Ronnie Yin melirik dan bertanya: "penasaran akan apa?"

".........tidak ada apa-apa."

Sebersit tatapan redup melewati mata Bernard Qi, tetapi dia masih tersenyum begitu cerah: "yang terpenting aku mengandalkan kamu untuk mendapatkan makanan, jika kamu tidak pentas maka sia-sia sudah usaha aku."

Begitu Ronnie Yin mendengar ucapannya, akhirnya dia pun memaksakan sebuah senyuman.

"Jelas-jelas aku yang mengandalkan kamu untuk mendapatkan makanan. Setengah penonton yang datang untuk mendengar hasil karya kamu."

Bernard Qi tersenyum cerah dan menerima pujian Ronnie Yin: "hahaha, ini semua ada karena adanya bantuan dari rekan-rekan!"

"..........."

Dua puluh menit kemudian.

Setelah pihak rumah sakit mengetahui tujuan kedatangan Ronnie Yin, dia bergegas membawa dia ke depan ruang rawat inap Anabelle.

Ronnie Yin menghirup nafas dalam-dalam dan memutar gagang pintu.

Cahaya dari luar ruangan rawat inap berhasil mengurangi kegelapan di dalam ruangan tersebut.

Belum sempat Ronnie Yin berjalan masuk, dia merasa di depannya ada sebuah bayangan yang bergerak kesana kemari lalu menabrak kakinya.

Dia tertegun menatap ke bawah dan melihat seorang gadis sedang memeluk kakinya. Matanya yang besar, wajahnya yang pucat dan matanya yang memerah itu menatapnya dengan takut dan berharap.

Hati Ronnie Yin tersentak dan bergegas mengaitkan wajah anak kecil yang ada pada foto.

".........Deviana?"

Dia terdiam sejenak lalu menyebutkan nama anak gadis tersebut. Akan tetapi anak gadis tersebut tidak menjawab dia. Dia menangis dengan mulut terbuka, dan dia tidak dapat berbicara padahal dia terlihat berkisar berusia tiga atau empat tahun.

Dengan cepat terdengar suara yang familiar dan tajam.

"Siapa? Anastasia Du, apakah itu kamu?! Apakah kamu kembali datang untuk menertawai aku? Dasar jalang yang tidak tahu malu........"

Semua kutukannya belum selesai dia ucapkan, akan tetapi Anabelle sudah terdiam dan menatap pria yang berada di depan pintu dengan terkejut.

"Ronnie........Ronnie Yin? Mengapa kamu bisa berada di sini........."

Dia menatap Ronnie Yin dengan sangat terkejut, begitu juga dengan sebaliknya.

Hanya saja yang membuat Anabelle terkejut adalah kepulangan Ronnie Yin yang begitu mendadak. Dia tidak menyangka dia akan kembali. Sedangkan yang membuat Ronnie Yin terkejut adalah dia hampir sudah tidak mengenal wanita yang berada di depannya ini.

Sebenarnya bentuk Anabelle tidak berubah, yang berubah adalah perasaan yang dia berikan kepadanya.

Anabelle yang dulu begitu lembut bagaikan dewi yang mulia dan anggun. Akan tetapi sekarang, wajahnya tidak terawat dan terlihat kesal.

Dan juga kata-kata kasar yang Ronnie Yin dengar ketika dia memasuki pintu. Ronnie Yin merasa ada yang tidak beres dengan telinganya. Bagaimana mungkin Anabelle bisa mengucapkan kata-kata kasar seperti itu?

Anabelle dengan cepat pulih dari keterkejutannya dan matanya langsung berair begitu menatap Ronnie Yin.

"Ronnie, kamu, kamu sudah kembali, kamu sudah kembali untuk mencari aku......"

Dia terhuyung-huyung menghampiri Ronnie Yin, seolah-olah dia menjadi lemah dalam sekejap dengan air mata yang terus mengalir.

"Aku tahu hanya kamu yang baik kepadaku..........kamu datang untuk membawaku pergi bukan? Aku sangat takut. Ronnie banyak orang yang ingin membunuh aku, aku bawa aku kembali ke Amerika ya?"

"......."

Ronnie Yin berdiri di posisi awal, seketika pikirannya menjadi kacau, seperti Anabelle yang jadian bersamanya itu telah kembali lagi.............

Anabelle menatap wajah familiar Ronnie Yin seperti sedang memegang kesempatan terakhirnya untuk hidup dan bergegas menangis histeris dan begitu menyedihkan, hingga dirinya sendiri hampir saja juga mempercayainya.

"Ronnie aku sudah tidak memiliki rumah, ayah sudah meninggal, begitu juga dengan ibu.........hanya tersisa aku seorang. Bagaimana ini, apa yang harus aku lakukan. Huhuhu......."

Dia sambil menangis dan berlari ke depan untuk memeluk Ronnie Yin, tiba-tiba dia merasa tubuhnya akan terjatuh.

Ronnie Yin tersentak dan bergegas maju untuk memeluk dia tanpa sadar.

Tetapi baru saja dia bergerak, tiba-tiba ada sebuah bayangan yang menghalangi di depan dia.

Anabelle merasa ada sepasang tangan yang sedang menopang dirinya. Pada saat itu juga dia mengulas sebuah senyuman senang, akan tetapi ketika dia mengadahkan kepalanya dan melihat pria yang menopangnya, dia tertegun.

"Siapa..........siapa kamu?"

Pria ini sangat tinggi dibanding Ronnie Yin. Warna rambutnya coklat keemasan muda, wajahnya tampan dan tercetak lesung pipi dangkal di pipi kanannya.

Bernard Qi tersenyum.

"Nona Muda Du apa kabarmu? Kapan kamu akan mengembalikan dua juta yuan kepadaku?"

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu