Demanding Husband - Bab 262 Ranjang Pasien Anastasia

Seperti yang pernah dikatakan Anastasia, di bawah lampu Happy Monk.

Hari itu, Cecilia Yan secara tidak sengaja mendapatkan dokumen persetujuan cerai yang diminta Kevin Yan untuk dicetak oleh Jason Lin. Dalam sekejap Cecilia Yan segera mengambil dokumen tersebut, dan mengajak Anastasia keluar untuk minum-minum.

Dia menyerahkan dokumen perceraian tersebut kepada Anastasia, dan bertanya, mengapa kau menyukai adikku?

Jawaban Anastasia, pada saat ini langsung menjadi jelas bagi Cecilia Yan.

Sembari mengingat kembali memorinya, diapun terkejut, dan segera menggenggam lengan Kevin Yan, dengan raut wajah yang terlihat mendesak.

“Dia pernah mengatakannya, dia bilang kepadaku, dia menyukaimu, karena enam tahun yang lalu…”

Cecilia Yan tiba-tiba menutup mulutnya, raut wajahnya yang mendesak berubah menjadi panik dan menyalahkan dirinya sendiri.

"Ya Tuhan, aku tidak tahu pada saat itu, apa yang terjadi saat itu memiliki pengaruh yang sangat buruk padamu, aku, aku katakan padanya untuk tidak menyebutkannya di depanmu ..."

"Maaf, Ya Tuhan, ini salahku!"

Kevin Yan menunduk, tidak ada kegembiraan dan kesedihan yang bisa dilihat dalam suaranya.

"Ini tidak ada hubungannya denganmu."

"Dia pernah menanyakan hal yang sama padaku. Tapi aku ..."

Kevin Yan menatap langit kosong dengan mata gelapnya, sedalam dan sedingin sebuah sumur kuno.

Bahkan setelah sekian lama, dia masih bisa mengingat setiap ekspresi Anastasia Du saat menanyakan pertanyaan padanya.

Apakah kamu masih mengingat, kejadian lima tahun yang lalu?

Kata-katanya penuh keraguan dan sangat berhati-hati, suaranya lemah, wajahnya yang selalu dingin, menunjukkan ekspresi hati-hati, seperti orang kecil yang sudah lama meringkuk di pojok, dan akhirnya mengumpulkan keberanian untuk mengambil langkah, hanya memiliki ekspektasi kecil dalam hatinya.

Apa yang kamu lakukan?

Dia memikirkan tentang Anabelle, status Anastasia yang tidak pantas, hubungan pernikahan yang keji, meninggalkannya sendiri di kamar yang dingin dengan wajah penuh amarah dan pucat.

Sikap dinginnya telah menusuknya.

Kevin Yan semakin tenggelam dalam ingatannya. Dia mencoba mengingat setiap peristiwa, saat Anastasia Du harus berhadapan dengan Anabelle dan dirinya sendiri, perasaan apa yang dirasakan Anastasia?

Anastasia memperhatikan setiap kali mereka berciuman. Kevin Yan secara membabi buta peduli dan mengasihani Anabelle. Bagaimana Anastasia bisa mengatakannya, bagaimana Anastasia bisa percaya bahwa gadis yang Kevin Yan cintai adalah dirinya?

Jadi Anastasia-pun memilih untuk melindungi dirinya sendiri. Khawatir akan lebih banyak sarkasme dan penghinaan, dia mengubur cintanya yang tak terlupakan dan kembali meringkuk di pojokan yang dingin. Meskipun dia kedinginan dan kesepian, dia tidak akan disakiti lagi.

Mungkin dia tidak cukup berani.

Tapi hal itu dikarenakan, dunia yang dia alami begitu dingin, sehingga ia tidak berani mengharapkan adanya kehangatan. Tidak peduli seberapa kuat dirinya, dia tidak bisa menyembunyikan rasa inferior di dalam hatinya.

Kevin Yan perlahan-lahan menutup matanya, nafasnya sulit mengembara di paru-parunya yang robek, kemudian, iapun berbicara dengan suara rendah.

Dia berkata: “Kak, Apakah kamu tahu Anastasia mengirim sebuah pesan singkat padaku?”

Kevin Yan tertawa kecil.

“Dia berkata, enam tahun yang lalu dia telah menyelamatkanku, kali ini, apakah aku bisa menyelamatkannya?”

“Dia bertanya padaku, bisakah aku berterima kasih padanya?”

“…”

Hidung Cecilia Yan menjadi asam, cairan panan tiba-tiba mengalir ke matanya, membuatnya tidak tahan untuk menutupi mulutnya dan menangis.

Dalam air matanya, ia melihat senyuman disudut bibir Kevin Yan.

Akan tetapi senyuman itu, terasa lebih sedih dari airmata.

Pada saat ini, Cecilia Yan tiba-tiba mengerti, betapa tidak berdayanya, bujukannya yang menenangkan dan menyejukkan sebelumnya.

Mungkin kesedihan, rasa sakit, dan semua emosi negatif bisa ditahan.

Tapi hanya ada satu emosi yang membuat orang tidak bisa melarikan diri sampai mati.

Penyesalan.

Angin di luar ruangan perlahan lahan berhembus masuk, angin di awal musim semi lembut dan nyaman, tetapi tidak dapat menghangatkan dinginnya ruangan.

Setelah sekian lama, suara yang dikeluarkan Kevin Yan terdengar dengan nada rendah.

“Aku masih ingin pergi ke suatu tempat.”

“Setelah kembali, aku akan bekerja sama untuk menjalani perawatan.”

Cecilia Yan menutup matanya, meneteskan air mata di atas debu ambang jendela.

“Pergilah.”

……

Rumah sakit di dekat Happy Monk tidak banyak, tetapi karena enam tahun adalah waktu yang cukup lama, Jason Lin harus memeriksa setengah sore baru dapat mengkonfirmasi alamat sebuah klinik dan mengirimkannya kepada Kevin Yan.

Ini sebuah rumah sakit kecil, atau bahkan rumah sakit semua sebutannya tidak tepat, hanya bisa dikatakan sebagai sebuah klinik kecil.

Klinik ini berada di bawah nama Keluarga Du. Keluarga Du selalu terlibat dalam bisnis real estate yang menguntungkan atau bisnis jasa seperti hiburan malam, sama sekali tidak pernah terjun dalam bisnis yang melelahkan dan merepotkan seperti perawatan kesehatan.

Klinik ini merupakan pengecualian.

Ketika Kevin Yan memasukin klinik ini, dia langsung mengetahui alasannya.

Sebagian besar fasilitas klinik relatif ketinggalan jaman, dan semua tenaga medis tergesa-gesa. Tidak peduli apa resep dan pengobatannya, semua terselubung dan radikal. Bahkan ada beberapa obat yang merupakan barang selundupan dari luar negeri.

Sebagian besar pasien di klinik ini tidak diketahui asalnya, penyakit serta lukanya tidak dapat ditemui di rumah sakit besar biasa.

Ini adalah klinik illegal. Hasil dari turunan awal mafia Keluarga Du. Banyak pasien yang tidak boleh terlihat cahaya dirawat di sini.

Hanya berjalan masuk beberapa langkah, Kevin sudah diawasi oleh dua orang dokter yang segera menghampirinya.

“Tuan, Anda ada urusan apa?”

Dokter tersebut melihat Kevin Yan dari atas sampai bawah, dan merasa dia seharusnya tidak memasuki klinik, sehingga matanya sangat waspada.

Kevin Yan menatap mereka dengan ringan, dan berbicara dengan singkat.

“Enam tahun lalu, ada pasien yang bernama Anastasia Du. Bawakan datanya saat itu padaku.”

Dokter terkejut, penampilannya jelas mengesankan, dia menatap Kevin Yan dengan curiga dan berkata: “Maaf, siapa Anda? Ini adalah privasi pasien, kami –“

“Kalian yang di sini, sekarang ada di bawah nama Cooper Du kan.”

“Apakah perlu dia menelepon kalian?” ujar Kevin dengan tatapan dingin.

Sepuluh menit kemudian, data Anastasia Du sudah dibawakan ke Kevin Yan.

Tangannya tiba-tiba sedikit bergetar.

Setelah menenangkan emosinya beberapa kali, Kevin Yan membuka data tersebut, kata-kata dan gambar yang tertera langsung membakar matanya seperti solder merah yang panas.

Luka pisau, luka tusuk, dan luka tembak.

Setiap luka, setelah enam tahun, berubah menjadi bekas luka mengerikan yang tidak bisa dihapus, membekas di kulit yang dulu indah dan lembut.

Setiap bekas luka masih segar dalam ingatannya.

Dia telah menyentuh dan menciumnya. Bahkan menggunakan bekas luka jelek ini untuk mengejek dan memaksa wanita itu.

Ketika melihat bekas luka ini untuk pertama kali setelah pernikahan mereka, tidak pernah terpikirkan olehnya, akan melihatnya terakhir kali dalam situasi seperti ini.

“Ranjang pasien tempat ia tinggal, apakah masih ada?”

Entah sudah lewat berapa lama, Kevin Yan tiba-tiba berkata dengan suara rendah, mengejutkan perawat yang menunggu di sebelahnya.

“Oo, masih ada. Apakah Tuan ingin pergi melihatnya?”

Meski ia merasa tingkah Kevin Yan sangat aneh, perawat paruh baya itu membawanya ke kamar pasien di koridor paling dalam.

Ruangan itu sangat kecil, dan dindingnya dicat putih pucat terlalu banyak, seolah berusaha menyembunyikan noda darah. Ada bau alkohol yang sangat menyengat di ruangan itu.

Kevin Yan mendekat selangkah demi selangkah, duduk di ranjang rumah sakit yang sempit, mengulurkan tangannya dan dengan lembut mengusap seprai yang menguning, pikirannya melayang-layang seperti hantu.

Apakah Anastasia Du terbaring di ranjang rumah sakit ini saat itu?

Pantas saja dia begitu takut pada rumah sakit.

Ruang yang sempit, lingkungan yang buruk, dan peralatan yang dingin.

Tidak ada yang menemaninya, tidak ada yang menghiburnya, hanya rasa sakit tak berujung dan masa sulit yang panjang.

"Berbicara mengenai gadis tersebut, saya masih memiliki sedikit kesan tentangnya."

Perawat paruh baya tersebut berpikir keras. Meski ada banyak sekali pasien di klinik kecil ini, kondisi gadis itu sangat istimewa dan berkesan.

"Gadis itu terluka parah, dan hidup cukup lama. Setiap hari saat ia bangun, dia mencengkramku dan bertanya, apakah ada yang datang mencarinya. Oh, itu terlihat sangat menyedihkan ..."

“…”

Setelah perawat pergi, Kevin Yan tinggal di kamar pasien ini dalam keheningan untuk waktu yang cukup lama, dan halusinasi mulai muncul di depan matanya.

Dia melihat Anastasia Du enam tahun yang lalu, meringkuk di ranjang rumah sakit, matanya yang hitam tidak memiliki cahaya, dengan wajahnya yang pucat, seperti dua buah lubang.

Kevin Yan mengulurkan tangannya hampir tanpa keragu-raguan, dan mencoba untuk memeluknya.

Anastasia mengangkat matanya dengan lembut, air mata mengalir dari rongga matanya, tetapi tidak ada suara.

Dia menangis tanpa suara, membuka bibirnya, dan memiliki suara parau.

Dia berkata: “Vin, kenapa kamu baru datang sekarang?”

Saat akan disentuh, akhirnya berubah menjadi ketiadaan.

Tangan Kevin Yan yang terulur perlahan mengepal, dan membantingnya ke dadanya, di mana sakit paru-parunya tak tertahankan.

Tiba-tiba dari tenggorokannya keluar batuk berkali-kali, bau darah memenuhi bibir dan mulutnya.

Untuk waktu yang cukup lama.

Novel Terkait

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu