Demanding Husband - Bab 340 Dia Pasti Sudah Gila!

Anastasia tercengang.

Kevin mengakui membohonginya?

Sudah membohongi masih bisa berlagak begitu sewajarnya?

Anastasia semakin marah, dia semakin mengelak, dia berusaha untuk pergi meninggalkan Kevin, rasa dikurung yang membuatnya tertekan, namun dia semakin dipeluk dengan erat.

Dia menghempaskan nafasnya, dengan cepat tenaganya habis, setelah Kevin merasa bahwa orang yang berada didalam pelukannya perlahan tenang, barulah dia berkata, suaranya yang berat terdengar tembus dari dadanya, dan mengetarkan gendang telinga Anastasia yang menempel didadanya.

"Aku bilang aku bersedia lepas tangan, aku bilang aku tidak akan mencarimu akan memberikanmu kebebasan itu semuanya adalah kebohongan."

Kevin berkata sekata demi sekata, suaranya serak dan berat.

"Aku tidak akan pernah mungkin melepaskan tangan, terahdapmu, selamanya, tidak mungkin."

Anastasia gemetaran.

"Aku tidak akan membiarkanmu pergi, Anastasia, kamu beritahu aku, disaat kamu tidak mempedulikan apapun dan mendorong aku dari pisau Hendy, disaat kamu tidak ragu dan memilih untuk menerima siksaan untukku, bagaimana mungkin aku bisa lepas tangan?"

Lelaki itu menundukkan kepalanya, bersertaan dengan getaran suara dari dadanya, seolah bisa menembus hati orang, seolah adalah jimat yang membuat orang gila.

"Kamu sama sekali tidak bisa membayangkan, betapa aku menyesal, aku menyesal 9 tahun lalu aku tidak seharusnya meninggalkan kamu di neraka itu, 9 tahun lalu.......seharusnya aku yang menolongmu keluar."

"Dengan susah payah aku menunggumu kembali, Anastasia, jika kamu tidak mendorongku disaat acara malam itu, aku mungkin benar-benar.........akan putus asa."

Kevin berkata sambil mencium diatas kening Anastasia.

"Kamu sendiri yang berjalan kearahku, kamu yang memberitahuku, didalam hatimu aku masih ada sedikit posisi itu."

Suaranya semakin berat, seolah adalah sebuah pusaran air yang sangatlah dalam, dan menarik Anastasia tenggelam kedalam.

"Jadi, aku dan Marison bertaruh."

Anastasia tercengang, dia bergumam, ".......apa?"

"Kamu terus menolakku, aku merasa aku akan segera kehilanganmu, aku dan Marison bertaruh, itu adalah satu-satunya kesempatanku untuk bisa memenangkan kamu."

Anastasia mengangkat kepalanya, jarinya dengan tidak sadar menarik baju Kevin, "Kalian, apa yang kalian pertaruhkan?"

Kevin mengangkat tangannya dan mengelus wajah Anastasia, matanya terus saja menatapinya.

"Taruhannya, apakah kamu akan meninggalkan dia demi aku."

".........."

Anastasia tercengang, didalam benaknya mulai terbayang adegan satu per satu di hari itu sebulan yang lalu.

Dia sedang menunggu gaun nikah.

Dan dia mendengar bahwa ada sebuah berita bahwa IFc mengalami krisis besar, Direktur Utamanya Kevin entah hidup atau mati.

Dia langsung kaget hingga tidak bisa mengeluarkan suaranya.

Dia kaget hingga kehilangan logikanya sendiri, dia tidak mempedulikan apapun dan ingin menemukan Kevin.

Disaat itu, Marison menghentikannya.

Dia bilang, "Anastasia, jangan pergi."

Dia bilang, "IFC muncul kendala yang begitu besar, tidak mungkin tidak ada gejala sama sekali sebelumnya."

Dia bilang, "Kevin membohongimu."

Pantas saja, pantas saja hari itu, ekspresi Marison begitu tenang, seolah dia sama sekali tidak merasa kasihan, dengan tanpa bukti dia langsung memberitahu Anastasia bahwa Kevin membohonginya.

Pantas saja, disaat dia kembali ke St. Sri Church, Marison tenang sekali dan seolah sudah menebaknya, menggunakan sebuah latihan pernikahan yang tidak nyata untuk berpamitan dengannya.

Ternyata semua ini ternyata adalah sebuah taruhan?

Sebuah taruhan besar yang bahkan bisa mengacaukan seluruh China.

Sedangkan kalah atau menangnya, semua itu tergantung pilihan Anastasia waktu itu.

Anastasia pusing, seketika dia bingung harus bereaksi apa, dan harus berekspresi apa.

Sejenak kemudian, dengan mata merah dan suara serak, dia berkata.

"Kalian, kalian..........semuanya adalah bajingan!"

Kevin tersenyum masam, dia menjawab, "Iya, iya, bajingan."

Dia mengakuinya langsung, dan membuat mata Anastasia semakin merah, entah karena terlalu marah atau karena alasan lainnya.

"Kalian menggunakan aku sebagai taruhan, apakah kalian sempat menanyakan pendapatku?"

Anastasia terus menatapi wajah tampan lelaki dihadapannya ini, nafasnya tidak teratur, "Sungguh keterlaluan.......keterlaluan........"

Jari Kevin menghapus air matanya dan terus menghempaskan nafas.

"Anastasia, maaf, tapi.......waktu itu aku sudah tidak punya cara lain."

"Semua harapanku, kesempatan terakhirku, semuanya tergantung pada pilihan didalam ingatan bawah sadarmu, aku hanya bisa mengerahkan semuanya untuk bertaruh bahwa posisi didalam hatimu yang kamu tinggalkan untukku, aku bertaruh kamu bisa mempedulikan dalam sekejap."

"Jika bisa, aku pasti tidak bersedia membiarkanmu ketakutan dan kaget, namun aku harus membesarkan taruhan ini, aku tidak berani menyimpan apa-apa lagi, hanya dengan membuatmu lebih peduli, barulah aku bisa lebih mungkin menang."

Anastasia merasakan bahwa hatinya terus berdetak seiring setiap perkataan yang dikatakannya, dia bahkan seketika bingung bagaimana caranya untuk membalasnya.

Jelas, bahwa dialah orang yang dijebak itu, bukankah begitu?

Namun mengapa dari mulut lelaki ini, seolah dia adalah pengendali taruhan ini dan bisa dengan mudahnya merubah nasib Kevin?

"Kamu.......kamu adalah orang gila!"

Orang ini jelas bukanlah Kevin yang dia kenal, Kevin sangatlah punya logika sehat bahkan sekalipun dunia jungkir balik, dia juga bisa tetap diam dan tidak kaget.

Namun dia menggunakan berita seperti itu untuk memulai taruhan yang berhubungan dengan Anastasia.

Kevin pasti sudah gila.

Kevin tersenyum, tatapannya penuh dengan rasa sayang.

Orang gila, penipu, bajingan........

Ini seolah adalah satu-satunya Anastasia memakinya begitu banyak kali semenjak mereka bersama begitu lama, dulu, sekalipun dia memperlakukan kejam terhadap Anastasia, Anastasia juga tidak pernah semarah ini.

Apakah ini boleh dianggap sebagai pelampiasan perasaan?

Bahkan Anastasia saja juga bisa memakinya dengan tanpa menyamar, Kevin juga merasa sangatlah baik, Kevin berpikir, mungkin dirinya benar-benar gila.

"Itu semua tidaklah penting, yang penting adalah kamu bertahan disini."

Kevin memeluk Anastasia, dia membenamkan kepalanya di bahu Anastasia, seolah adalah elang yang terbang hingga lelah, dan beristirahat sarangnya.

"Kamu sekarnag berada disisiku, semua ini menjadi begitu pantas."

Anastasia sedikit gemetaran, bulu matanya bagaikan sayap kupu-kupu yang terus naik turun sesuai dengan nafas sang lelaki.

"Anastasia, kamu membenciku, mendendamiku, semua itu tidak apa-apa, tapi kamu harus mempercayaiku."

"Aku tidak membiarkanmu pergi, sebenarnya.......bukanlah membohongimu, apakah kamu mengerti?"

Anastasia merapatkan bibirnya, marahnya sudah lama hilang, namun terakhir juga sedikit tidak ikhlas, "Kamu sudah berbohong masih bisa melunjak?"

Dia merasakan bahwa Kevin tersenyum.

"Iya, melunjak."

Kevin menempel di daun telinganya dan berbisik, "Aku hanya menjalankan janjiku 9 tahun yang lalu."

Anastasia langsung terpaku, detak jantungnya cepat.

"Aku berjanji kepadamu, aku akan kembali."

Novel Terkait

Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu