Demanding Husband - Bab 251 Apakah Kamu Akan Tetap Menungguku Di Sana?

Getaran itu seakan mengetarkan urat dan kulit, menembus gendang telinga dan meledak dengan keras di dasar jantung Kevin, dalam sekejap memecah belah tubuhnya.

"Ledakan yang pertama ada di ruang bawah tanah."

Windy berkata sambil tersenyum, seolah-olah dia hanyalah seorang penonton yang tidak bersalah: "Seharusnya gadis itu meninggal enam tahun yang lalu. Membiarkan dirinya hidup selama enam tahun ini, kamu telah mendapat untung bukan?"

Dia tidak mendapat respons apapun dari Kevin, karena ketika dia sedang mengucapkan kata-kata nya itu, Kevin sudah terlanjur pergi menuju lokasi ledakan tragis itu terjadi, sosok yang tinggi itu dalam sekejap memasuki lahapan api!

"Oh, sungguh disayangkan, sayang sekali..."

Windy menggelengkan kepalanya, perlahan membuka pintu ruang produksi yang berlawanan arah dengan Kevin.

Suara ratapan di sekitarnya terdengar begitu keras, Windy tidak dapat menahan mulutnya untuk tetap tertutup!

Dia tampak ahli dengan permainan yang kejam, melewati koridor panjang dan tangga, lalu melewati ledakan yang membisingkan telinga, kemudian melewati adegan berdarah. Setiap kali dia berjalan melewati tempat tertentu, apapun yang ada di belakangnya hanya dapat menunggu waktu. Ledakan itu mengikutinya, bara api berkobar hingga ke langit!

Dalam raungan bara api yang tak berujung, Windy tersenyum, hatinya dipenuhi dengan kesenangan yang tidak normal.

Kevin, kamu menandatanganinya atau tidak, memberiku saham atau tidak, mau bagaimana lagi?

Apa bedanya jika kamu menyelamatkan boneka perempuan itu atau tidak?

Selama kamu memasuki rumah jagal ini, maka kekalahan IFC International Group sudah ditentukan. Begitu juga dengan kamu, jalan buntu ini sudah ditentukan!

Kalian semua akan mati di tanganku!

Percikan darah dan api menyatu memunculkan suasana yang sangat tragis. Pabrik yang dulu digunakan untuk menyembelih hewan berubah menjadi neraka yang melahap kehidupan!

Windy yang tidak asing dengan pabrik itu, keluar dari jalur ventilasi, cahaya langit menyapu penglihatan gelapnya. Di luar tampak begitu cerah.

Dia telah mengenakan seragam polisi yang tewas dalam ledakan itu. Windy melihat sekelilingnya dengan penuh waspada, menutupi wajahnya dengan topi polisi itu. Para petugas polisi terlihat sedang sibuk membongkar dan melakukan upaya penyelamatan, sehingga tidak ada yang memperhatikannya.

Windy mengangkat bibirnya, seperti ular ganas, dengan cepat bersembunyi di dalam hutan yang ada di belakang pabrik.

Saat itu dia berada jauh dari keramaian, tetapi terdengar bunyi di belakangnya.

Terdengar bunyi pelatuk pistol yaang sangat familiar.

Windy berhenti dengan perlahan menoleh. Ketika dia melihat orang itu, dia tertegun sejenak, lalu kemudian tertawa lepas.

"Cecilia, sudah lama tidak berjumpa. Beginikah caramu memperlakukan pamanmu?"

Cecilia tampak pucat, dia merasa tegang, matanya sangat merah. Dia menatap Windy dengan penuh kebencian. Karena depenuhi dengan amarah terdengar getaran pada suaranya.

"Windy, aku akan membunuhmu!"

"Haduh, membunuh aku? Aku tidak salah mendengarmu bukan?"

Windy menolehkan kepalanya, tulang pipinya tenggelam, kerutan di wajahnya bergetar: "Kamu akan membunuhku dengan apa? Kamu saja tidak bisa memegang senjata dengan benar!"

Apa yang dikatakannya benar. Cecilia terlihat seakan hampir mematahkan pegangan pada pistol itu, tapi moncong pistol itu bergetar hebat.

"Haduh, jika dibandingkan kalian kakak beradik. Kamu jauh lebih buruk daripada Kevin"

Menghadapi tidakan Cecilia itu, Windy pun menyeringai lalu melangkah mundur: "Lagipula sseharusnya adikmu itu sudah menjadi debu sekarang. Adapun kamu, aku tidak akan membiarkanmu mati begitu cepat. Aku akan selalu meninggalkanmu salah satu orang dari antara kalian, untuk melihat dengan matamu sendiri bagaimana aku menghancurkan IFC International Group! "

Sekujur tubuh Cecilia bergetar, dia tampak pucat seakan tidak ada darah yang mengalir di wajahnya. Tatapannya yang penuh dengan kebencian itu tampak seperti bilah pisau. Sungguh berharap untuk menghancurkan Windy menjadi serpihan inci demi inci!

"Dilihat-lihat dari tatapanmu itu."

Dengan perlahan Windy melangkah muncur, lambat laun bersembunyi di balik hutan: "Kamu tentu sangat membenciku, bukan? Tapi kamu tetap tidak mau membunuhku. Kamu memang tidak bisa membunuhku."

"Bahkan jika aku menghancurkan keluargamu, kamu juga tidak bisa melakukannya. Apa kamu tahu kenapa?"

Ekspresi Windy yang tampak seperti ular berbisa yang memuntahkan racunnya. Tatapannya yang tajam dan dingin membuat Cecilia gemetar, merasa panik.

"Karena kamu terlalu lemah, kamu adalah orang yang sangat lemah. Kamu tidak berani menghadapi kenyataan, kamu tidak bisa menerima kekejaman. Kamu hanya memilih untuk melarikan diri, melemparkan semua masalah kepada adikmu yang mahakuasa."

Tubuhnya semakin jauh dan semakin jauh, menjulang di antara pepohonan. Namun, suaranya yang serak itu, seperti belatung yang menggrogoti tulang, mengenai bagian terlemah Cecilia, membuat jantungnya berdegup kencang, pikirannya pun menjadi kosong!

"Apa yang aku katakan ini benar bukan? Bukankah kamu telah melarikan diri ke Eropa enam tahun lalu? Tentu sungguh mudah bagimu membuat pilihan yang sama kali ini bukan?"

Usai berkata, Windy segera brebalik, menuju ke dalam hutan, sambil tertawa dengan aneh sepanjang jalan.

Cecilia pun tidak bisa goyah. Tangannya memegang pistol yang dipenuhi dengan keringat dingin. Akhirnya dia menarik pelatuk pistol itu.

Kamu terlalu lemah, kamu adalah orang yang lemah.

Kamu tidak berani menghadapi fakta!

Kamu kembali melarikan diri lagi, bagi kamu itu sangat mudah...

"Bang!"

Peluru menembus ranting-ranting, mengejutkan burung-burung hingga mengeluarkan kicauan!

Dalam sekejap tubuh Windy membeku. Pada detik berikutnya, genangan darah perlahan muncul di punggungnya lalu semakin lama semakin melebar.

Pada akhirnya Windy memaksakan dirinya untuk berbalik. Wajah terakhir yang dilihat di matanya adalah Cecilia yang tampak pucat memegang pistol dengan mantap.

Semakin lama tubuhnya semakin terasa lemas, Windy pun jatuh ke tanah. jari-jari Cecilia pun melemas, pistol itu jatuh. Dia menutup matanya, bulu matanya bergetar, air matanya pun terjatuh.

Melarikan diri memang sangat mudah.

Terlahir di dunia ini, tetapi tidak pernah memiliki waktu yang terasa "mudah".

Mungkin, dia memilih solusi terburuk. Mungkin selama sisa hidupnya, dia tidak bisa menghindari penjara. Setiap hari terbangun dalam mimpi buruk.

Tapi dia harus melakukannya.

Demi IFC International Group, demi Kevin, dia harus menanggung beberapa akhir yang tidak mudah.

Itu lebih baik daripada menjalani hidup yang penuh penyesalan.

……

Asap menggulung dan api berkobar.

Aliran darah di dada dan kakinya melambat, seolah sudah habis. Gerakan Kevin pun semakin lamban.

Di telinganya terdengar tangisan meminta pertolongan yang tak terhitung jumlahnya. Ada tentara bayaran yang tidak sempat mundur, dan polisi yang terlambat untuk menghindar.

Tapi semua ini bukanlah suara yang ingin didengar oleh Kevin.

Suara serak yang terdengar dari tenggorokan yang rusak, membuat orang yang mendengarnya tidak tega.

Asapnya terlalu tebal, terlalu mencekik. Kevin merasa bahwa setiap nafas yang dia hirup menahan gelembung darah di paru-parunya dan ada partikel bubuk mesiu.

Setiap langkah menjadi sangat sulit, tetapi dia tidak berhenti, dia terus menuju lokasi ledakan yang paling tragis itu.

Dia berjalan ke ruang bawah tanah. Kembali teringat kenangan enam tahun lalu ketika dia terbakar oleh gelombang panas, yang membakar setiap sarafnya.

Dia ingat, di sudut ujung ruangan, ada sangkar gelap.

Dia melihat melalui asap.

Realitas dan ingatannya itu menjadi tumpang tindih dalam kobaran api, dengan samar-samar terdengar kembali diaolog enam tahun lalu di telinga Kevin.

"Tunggu aku kembali."

"Baik."

Aku sudah tidak menepati janjiku begitu lama.

Apakah kamu akan tetap menungguku di sana?

Novel Terkait

Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu