Demanding Husband - Bab 359 Mengapa Kamu Begitu Jahat?

Anastasia merasa aneh dan mengeluarkan suaranya tanpa disadari: "kamu......Johanna Bai?"

Johanna Bai berdiri di depan kamar mandi, entah dia baru saja datang atau sudah menunggu dalam waktu yang lama di sana.

Dia mengadahkan kepalanya menatap Anastasia, tatapannya masih saja sama, tetapi dengan cepat dia mengalihkan pandangannya.

"Sayang tadi kamu mengatakan ingin makan dimana?"

Kevin Yan berada di samping Anastasia dan melirik sekilas ke arah Johanna Bai lalu bergegas mengalihkan pandangannya, seolah-olah tidak ingin berlama-lama menatapnya.

"Ayo."

Dia merangkul pundak Anastasia dan membawa dia melewati sisi Johanna Bai.

Ketika mereka baru saja berjalan beberapa langkah, Anastasia mengigit bibirnya: "sebenarnya............kamu tadi tahu bahwa Johanna Bai berada di luar?"

"Bagaimana mungkin, aku tidak memiliki kekuatan seperti itu."

Kevin Yan menjawab dengan sangat santai, akan tetapi jawaban dia yang begitu santai itu membuat Anastasia semakin curiga.

Dia menaikkan alisnya dan menatap pria ini: "kamu tahu dia berada di luar pintu, sehingga kamu sengaja menanyakan pendapat aku tentang Keluarga Bai bukan?"

Meskipun Anastasia menanyakannya, tetapi hatinya sudah yakin. Kevin Yan pasti mengetahui keributan dia dengan sepasang ibu anak itu dari Jason Lin sehingga dia menggunakan dirinya untuk memberikan sebuah peringatan kepada Johanna Bai.......

Nyawa Keluarga Bai ada di tangan Anastasia, jika bukan karena Anastasia tidak ingin mempermasalahkannya, sudah pasti dia akan memberikan pelajaran hingga ke akar-akarnya.

Anastasia mengigit bibirnya, mengangkat matanya menatap dia, lalu dengan serak berkata: "mengapa kamu begitu jahat?"

Sangat jahat.........hingga membuat hatinya berdetak cepat.

Kevin Yan menaikkan alisnya. Hanya gerakan kecil seperti ini saja, dirinya terlihat begitu seksi.

"Begitu saja disebut jahat? Bagaimana dengan begini........"

Detik berikutnya Anastasia merasa bahwa bagian belakang kepalanya dipegang oleh telapak tangannya dan ciuman panas melanda tanpa peringatan.

"Eng!"

Mulut dan lidah agresif terjalin dan Anastasia merasa Kevin Yan akan memakan dirinya. Ketika pria itu akhirnya melepaskannya, bibirnya membengkak.

"Sakit........brengsek!"

Kevin Yan mengangkat tangannya, jari-jari ramping mengusap bibirnya, suaranya rendah dan magnetis.

"Kali ini........aku memang sengaja melakukannya."

"........."

Anastasia merasa aneh begitu mendengar ucapannya, lalu dia seperti mengerti akan sesuatu dan bergegas membalikkan badannya.

Pakaian Johanna Bai terlihat sekilas melewati pintu kamar mandi.

Wajah Anastasia memerah dan menghela nafas: "kamu........berbuat seperti itu terhadap gadis kecil, apakah tidak terlalu berlebihan......"

Kali ini pasti hati Johanna Bai akan hancur hingga berkeping-keping.

Meskipun gadis ini sangat manja dan suka membuat onar, akan tetapi dia sangat tulus terhadap Kevin Yan entah benar-benar suka atau perasaan kagum. Akan tetapi sikap dingin dan ancaman Kevin Yan pasti sangat menyakiti dia.

Kevin Yan mengerutkan keningnya, menegakkan bahunya dan menekannya begitu saja ke dahi Anastasia.

"Kamu masih memiliki waktu untuk mengurusi dia?"

Apakah hati wanita ini terlalu baik? Apakah Johanna Bai tidak perlu dianggap sebagai musuh entah berapa umur dia?

Bahkan dia tidak merasa cemburu sedikit pun, hatinya begitu baik hingga membuatnya begitu marah!

Anastasia tertegun, tatapan pria ini penuh dengan ketidakpuasan dan nada bicaranya terdengar kesal..........dan butuh perhatian.

Sudut bibirnya terangkat, Anastasia dengan pelan berkata: "aku hanya..........tidak menganggap dia sebagai musuh saja."

Dia tahu pria ini sangat protektif terhadap orang yang dia pedulikan, akan tetapi terhadap orang yang tidak dia pedulikan, meskipun orang tersebut mati di depannya, dia pasti hanya akan mengangkat kakinya dan melewatinya begitu saja.

Mata Kevin Yan berkedip dan kegelapan pada matanya memudar.

"Baguslah."

Nada bicaranya terdengar begitu bahagia.

"Ayo!"

Mendekati waktu pulang kerja pada siang hari, pejalan kaki di dalam gedung perlahan-lahan bertambah dan Anastasia mau tak mau mendorong Kevin Yan.

Tanpa diduga, Kevin Yan menahan kepalanya lebih berat dan menekan dahinya dengan erat sambil mengerutkan alisnya.

"Ada apa? Kamu demam?"

Dia melepaskan tangannya dan dengan cepat memeriksa suhu tubuhnya di bawah leher Anastasia.

Suhu yang sedikit panas menyebabkan jurang yang dalam di antara alis tajam pria itu.

"Kenapa kamu tidak memberitahuku jika kamu sakit ?!" "

"..."

Anastasia tertegun lalu dia mengangkat tangannya dan menyentuh dahinya.

Memang demam ringan ringan.

Tidak heran dia merasa pusing setelah keluar dari ruang rapat dan dia merasa tidak bertenaga. Awalnya, dia pikir itu karena waktu pertemuan terlalu lama dan dia terlalu banyak berpikir sehingga dia pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka.

"……aku tidak tahu."

Anastasia dengan lembut menenangkan pria yang muram itu: "tidak apa-apa, aku hanya merasa sedikit lelah karena terus bolak-balik pergi ke CC dan perusahaan Keluarga Yan........"

Kevin Yan menatapnya dengan dingin dan Anastasia terdiam.

"Jangan menghadiri rapat pada sore nanti."

Dia dengan tegas mengangkat telepon, dengan cepat menulis pesan teks dan mengirimkannya, lalu balasan pihak lain datang dalam beberapa detik.

Kevin Yan melihat sekilas pesan: "ikut aku ke rumah sakit pada pukul dua nanti."

Anastasia mengedipkan matanya dan terkejut atas perbuatan Kevin Yan yang begitu cepat itu, lalu bergegas menggelengkan kepalanya: "tidak perlu repot-repot seperti itu, benar-benar tidak........"

"Tidak boleh."

Kevin Yan bahkan tidak memberikannya pilihan lain dan melototi dia dengan murka: "dasar bodoh, kamu bahkan tidak tahu dirimu sakit?"

"............"

Anastasia terdiam selama beberapa saat.

Dia sudah mengalami banyak kali penyakit kecil seperti ini, dia sudah terbiasa sejak awal, biarpun tidak sehat pun, dia juga tidak akan terlalu memikirkannya.

Tetapi dia tidak boleh berucap seperti itu kepada Kevin Yan, jika tidak pria ini benar-benar akan marah.

"Baiklah........tapi aku pergi sendiri saja."

Begitu dia melihat Kevin Yan sudah ingin melemparkan tatapan tajam kepadanya, Anastasia langsung melanjutkan: "aku boleh tidak mengikuti rapat pada sore ini, akan tetapi kamu tidak boleh tidak mengikuti rapat tersebut. Pekerjaan sangat penting."

Kevin Yan dengan kesal berkata: "tidak sepenting kamu........."

"Vin."

Anastasia memanggil dia: "aku tidak selemah itu, aku bisa sendiri."

Kevin Yan mengatupkan bibirnya dan terdiam selama beberapa saat. Akhirnya dia pun menyetujuinya melihat dia yang begitu teguh.

"Aku akan mengirimkan alamat dan waktu kepadamu, terus berkomunikasi denganku."

Anastasia tersenyum tipis dan menjawab: "baik."

Seluruh proses pemeriksaan memakan waktu satu jam. Anastasia duduk di bangku di luar koridor menunggu hasil pemeriksaan.

Jelas-jelas itu adalah demam ringan yang disebabkan oleh kelelahan, entah apa yang dikatakan Kevin yan terhadap dokter di Central Hospital, hingga melakukan pengecekan menyeluruh hingga nutrisi rambutnya.

"Nona Anastasia, laporan medis Anda sudah keluar."

Anastasia mendengar panggilan itu, bangkit dan mengangguk kepada dokter: "maaf telah merepotkan Anda."

"Anda terlalu sungkan."

Seorang dokter wanita paruh baya berusia empat puluhan tersenyum: "Nona Anastasia, bayinya kira-kira berusia tiga minggu dan situasi saat ini relatif stabil. Selamat."

Novel Terkait

Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu