Demanding Husband - Bab 277 Apa Yang Harus Aku Lakukan Agar Kamu Bersedia Tetap Berada Di Sisiku?

Aku membenci mu.

Kevin Yan seperti merasa bahwa setiap pembuluh darahnya seperti berhenti mengalir karena mendengar tiga kata ini, darah segar mengalir terus selama berulang kali, lalu rasa sakit membuatnya mengepalkan kepalan tinjunya, dan pembuluh darah berwarna biru mulai bermunculan di kulitnya.

Dia melangkah maju ke depan dan tidak terkendali, berusaha mati-matian untuk memperpendek jarak di antara mereka, entah dia berwujud atau tidak berwujud.

Kali ini, Anastasia tidak melangkah mundur.

Dengan sikap acuh tak acuh, dia membiarkan telapak tangan Kevin Yan menyentuh wajahnya, menyentuh jantungnya yang terasa dingin, meraba tangan dan kakinya yang dingin.

Pernah suatu kali, dia mengira bahwa Kevin Yan tidak peduli dengan masa lalu yang pernah terjadi di antara mereka karena itu kejadian itu terjadi hanya dalam waktu yang singkat.

Pada awalnya dia mengira bahwa orang seperti Kevin Yan ini, seperti orang langka yang berdiri di puncak tertinggi, yang mengawasi orang-orang di bawahnya. Dia tidak pernah bisa bersikap rendah hati pada orang seperti dirinya, di matanya dia hanyalah sebagai alat pernikahan yang tidak berharga, bahkan tidak lebih berharga dari seekor semut.

Dia berpikir bahwa sumber dari semua rasa sakit itu tercipta karena khayalannya, yang mencoba mengejar hal-hal yang bukan miliknya,

Karena sifatnya yang dingin, perlahan-lahan dia menerima, bahwa dirinya itu tidak penting di dalam kehidupan Kevin Yan.

Tetapi sekarang, Kevin Yan memberitahunya bahwa semuanya itu hanyalah sebuah kesalahan.

Terlalu konyol, terlalu lucu.

Telapak tangan Kevin Yan menepuk-nepuk pipinya, yang membuat pipinya bergetaran, dan itu jarang terjadi.

"Maaf, ini semua salahku."

Dia terus bergumam, di matanya memancarkan bahwa dirinya juga terluka: “Maaf, aku membuatmu menunggu begitu lama ..."

Di mata Anastasia tidak terlihat ada emosi apa pun, saat menatap wajah Kevin Yan, seolah-olah ingin melihat seluruh jiwanya.

Ho.

"Kevin Yan, apa yang kamu inginkan?"

Dia merasa tidak dapat menahan rasa sakit di dadanya, dia menekuk sudut bibirnya yang pucat : "Kamu berharap aku seharusnya bagaimana? Sekarang kamu memberi tahu aku semua ini, apa yang kamu mau?"

"Terima kasih kamu telah mengingatku, bukan begitu?"

Tampaknya saat ini, dia seperti memiliki alasan untuk mengeluh, seolah-olah pada akhirnya dia bisa keluar dari sudut pandang yang sederhana, lalu menegakkan punggungnya, dan berdiri di atas kemoralan yang tinggi dan menegurnya?

"Aku seharusnya berterima kasih pada mu, seharusnya merasa bersyukur, mendapat belas kasihan dari Tuhan, apakah begini?"

Hati Kevin Yan seperti bergetar menanggapi sindiran yang keluar dari mulutnya. Dia menatap mata Anastasia, di mana hanya terlihat mata berwarna hitam, dan tidak ada emosi apa pun di dalamnya.

Tampaknya dia telah jatuh ke dalam emosi yang sangat bernuansa negatif di mana tidak ada ujungnya, di mana dia salah menafsirkan rasa bersalah dan kasih sayangnya.

"Bukan!!"

Kevin Yan mengatakan itu dengan suara rendah, tetapi kedua kata itu terdengar seperti raungan amarah, dia mencoba menarik Anastasia keluar dari kegelapan.

"Aku hanya berharap jika kamu bisa memaafkan ku..."

Kalimat itu seperti tercekat di tenggorokannya, dan jakun Kevin Yan bergerak ke atas dan ke bawah, dan menelan ludah dengan susah payah: "Kalau kamu tidak memaafkan ku… tidak apa-apa. Tetapi bisakah kamu memberiku sebuah kesempatan? Jangan lari lagi dariku, jangan lagi berbohong padaku dan beri aku kesempatan untuk membayar semua kesalahan ku padamu, bisakah seperti itu? "

Dia hanya berharap dia bisa menyembuhkan traumanya, meski membutuhkan waktu yang lama, selama berada di sisinya, itu sudah cukup.

Mereka telah melewatkan waktu selama sembilan tahun, dan dia tidak ingin berpisah lagi dengannya...

"Kesempatan?"

Anastasia perlahan menggerakkan sudut bibirnya, suaranya terdengar kaku seperti sebuah robot.

"Aku bisa memberi kesempatan pada mu."

Hati Kevin Yan melonjak kergirangan, ada kilatan api terpancar di matanya, dia baru saja ingin mengatakan sesuatu, tetapi ketika Anastasia melanjutkan kata-katanya, badannya benar-benar membeku.

"Tapi, bisakah kamu hidup kembali dari kematian?"

Anastasia melihat ke arahnya dengan pandangan kosong, matanya penuh dengan kesedihan.

"Jika kamu bisa mengembalikan anakku, aku akan memberi kamu sebuah kesempatan."

Wajah Kevin Yan langsung berubah menjadi pucat seperti sebuah kertas.

Anastasia sedikit menggerakkan bibirnya: "Melihat kamu seperti ini, kamu tahu keberadaannya. Tetapi dia sudah mati, apakah kamu tahu soal ini?"

Kevin Yan merasa seperti mendapatkan pukulan yang keras di dadanya, seperti ada rasa sakit luar biasa yang terasa di antara tulang rusuknya, tetapi dia tidak bisa menyembuhkan rasa sakit itu.

Berbeda dengan Kevin Yan yang seperti terpukul, Anastasia menggelengkan kepalanya dengan pelan, wajahnya pucat dan terlihat tenang, seolah-olah sudah menerima kenyataan yang kejam ini.

“Kevin Yan, tadi aku tidak bisa mengontrol emosi ku. Aku akan menarik kata-kata itu.”

"Aku tidak membencimu, atau menyalahkanmu. Kamu tidak perlu meminta kesempatan apa pun, apalagi kamu tidak perlu meminta maaf."

Suara Anastasia terdengar tenang dan tidak ada emosi apa pun.

"Tapi aku tidak ingin lagi melakukan kesalahan yang sama, aku tidak tahan lagi."

Setelah dia selesai mengucapkan kata terakhirnya, dia mengangkat kepalanya dan diam-diam menatap Kevin Yan. Tubuhnya mulai santai, dia membalikkan badannya dan pergi tanpa melihat ke arah belakang.

Cahaya dari koridor menyinari wajahnya yang pucat, hampir membuat wajahnya terlihat seperti transparan.

Tubuh Kevin Yan kaku di tempat asalnya, dan setiap sel di tubuhnya seperti berteriak pilu, tidak ingin melepaskan wanita di hadapannya, tetapi saat ini dia tidak tahu alasan untuk menahannya.

Dia berkata, bahwa untuk sementara waktu, dia telah kehilangan kendali emosinya, dan matanya memerah, suaranya serak saat berkata kepadanya: "Aku membencimu."

Namun, apakah itu adalah emosi yang sebenarnya?

Dia pikir jika dia benar, dia bisa menyembuhkan semua rasa sakit yang dirasakan oleh Anastasia. Dia berpikir bahwa itu adalah pikiran yang naif dan bodoh, dia beranggapan meskipun dia terlambat, dia selalu bisa menebus kesalahannya, dan perlahan-lahan bisa menembus semua kesedihan yang terjadi 9 tahun lalu.

Tapi tanpa disadari semuanya sudah berubah.

Luka yang sudah terjadi, bahkan kamu menyesalinya lagi?

Kehidupan waktu dia muda sudah berlalu, hanya meninggalkan luka yang tidak dapat sembuh di hatinya yang lembut dan sensitif.

Sangat terlambat……

Kevin Yan menyaksikan sosok yang kurus itu menghilang dari penglihatannya, dan mulailah muncul rasa sakit yang luar biasa, ditambah muncul rasa panik yang lebih besar.

Dia tidak ingin berada di sisinya, apa yang harus dia lakukan?

Dengan tidak mudah akhirnya menunggu sampai hari ini tiba, seperti orang tenggelam lalu akhirnya terselamatkan.

Tiba-tiba tubuh Kevin Yan bergerak, seolah-olah itu seperti naluri untuk bertahan hidup, dengan cepat dia keluar dari sudut gelap di sebelah tangga, dan mengikuti Anastasia yang sudah melangkah jauh, dan mengulurkan tangan untuk menggenggam lengannya.

"Apa yang harus aku lakukan agar kamu tetap bersedia berada di sisi ku?"

Anastasia tidak membalikkan badannya, aura dinginnya seperti muncul dari punggungnya.

Suara Kevin Yan terdengar serak, hampir setiap kata yang diucapkannya terdengar tercekat.

"Beritahu aku, tidak peduli apa pun itu, beritahu aku ..."

Mata Anastasia menatap sinar matahari yang menyinari ujung koridor, membentuk cahaya kecil di dalam pupil nya.

Aku sangat merindukanmu.

Maaf.

Aku selalu ingat.

Aku harus bagaimana agar kamu bersedia tinggal?

Anastasia tidak pernah memikirkan setiap kata yang dia ucapkan, berpikir bahwa mungkin pernah mendengar kalimat ini.

Jika sembilan tahun yang lalu, tidak, bahkan takutnya tiga tahun lalu, saat itu waktu mereka menikah, di No. 9 Park Lane, jika Kevin Yan bisa mengatakan hal seperti ini kpadanya seperti ini, mungkin dia tidak akan merasa menyesal ?

Tetapi sekarang...

Anastasia membalikkan badan, senyum di wajahnya terlihat aneh dan asing.

"Direktur Yan, jika kamu benar-benar ingin membantu ku, mengapa kamu tidak mengurusi perkembangan CC di China."

Dia tersenyum tipis: "Bagaimanapun juga, ini adalah satu-satunya tujuan ku untuk kembali ke China."

Memperalat, terluka, munafik, penuh perhitungan ... Siapa yang tidak bisa seperti itu?

Kevin Yan menatapnya, matanya berkedip, lalu rasa sakit itu menghilang.

Tapi dia tidak sedikit pun merasa ragu-ragu, suaranya terdengar rendah dan serak.

"……Baik."

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu