Demanding Husband - Bab 19 Sangat Menikmati Hidupnya

Wanita di hadapannya, terlihat lebih menyedihkan pada saat dia meninggalkan aula.

Pakaiannya acak-acakan, rambutnya berantakan, dan bahunya ditutupi dengan jaket kulit pria. Seharusnya wajahnya cerah dan dingin, pada saat ini wajahnya sedikit memerah, bahkan matanya yang jernih sedikit kabur.

Aroma di dalam ruangan, seperti ada aroma anggur, dan aroma nikotin. Dia sering minum ketika sedang melakukan bisnis, dia sangat akrab dengan bau tembakau dan alkohol, tetapi ketika aroma itu keluar dari tubuh dia, aromanya sangat menyengat.

Suasananya sunyi, dan dia memandangnya dengan acuh tak acuh, matanya terus menatap dia, dan senyum sinis mencibir muncul di sudut bibirnya.

Setelah dia tersadar dari kepalanya yang pusing karena tiba-tiba ada cahaya, dia terkejut ketika dia mengenali orang yang berada di depannya.

Kenapa dia bisa ada di rumah?

Mengingat acara di aula tadi, seharusnya saat ini dia sedang bersama dengan beberapa model yang cantik, bagaimana dia bisa kembali ke rumah pernikahan mereka?

Dia bingung, tidak berniat menyembunyikan kebingungannya, dia segera bertanya: "Kenapa kamu kembali?"

Kevin Yan mengangkat sudut bibirnya, tapi senyumnya tidak mencapai tatapan matanya yang dingin.

"Jika tidak kembali, bagaimana aku bisa melihat tampangmu yang menarik ini?"

Anastasia sedikit terpana, dia melihat ke bawah dan melihat pakaiannya, lalu segera mengerti apa yang dia katakan.

Bibirnya sedikit pucat, dia tidak mengatakan apa-apa lagi. Tubuh lelahnya yang hampir lumpuh membuatnya tidak bisa bicara lagi, dia berjalan melewati Kevin Yan, dan berjalan menuju kamar tidur.

Saat tubuhnya berjalan melewati tubuh dia, lengannya tiba-tiba dicengkeram, dan kekuatannya yang begitu besar membuat dia hampir jatuh.

Kevin Yan bahkan tidak memandangnya, dia memandang ke depan, dan berkata dengan dingin tanpa ekspresi: "Anastasia, bukankah kamu seharusnya menjelaskan sesuatu."

Di telinganya terdengar suara serak, yang berkata dengan acuh tak acuh: "Kamu ingin aku mengatakan apa? Aku tidak berpikir ada hal yang perlu dijelaskan."

Jika dia menjelaskannya, apakah dia akan percaya?

Pria ini, lebih mempercayai kenyataan yang dilihat dengan matanya sendiri. Mungkin ketidakpedulian dan kekejaman inilah yang membuatnya terkenal di China.

Jika dia berpikir tidak, maka kenyataannya adalah tidak.

Dia sangat lelah, dia tidak memiliki tenaga untuk berdebat dengannya.

Dia tidak menjawab, dan genggaman pada lengannya semakin keras. Rasa sakit yang berasal dari bahu kanannya, membuat dia merasa sangat kesakitan.

Raut wajah Kevin Yan sedikit murung, ketika mendengar jawaban acuh tak acuhnya.

Pada saat di aula, dia berbalik dengan acuh tak acuh, menjauh dari hiruk pikuk keramaian, seolah-olah dia menjauh dari dunia yang mewah dan membingungkan ini.

Sosoknya yang kurus dan tipis, tetapi sangat keras kepala. Pada saat itu, dikelilingi oleh banyak lampu sorot, cahaya putih bersinar di hadapannya, tetapi dia hanya bisa melihat punggung yang berjalan menjauh, dan perlahan-lahan menghilang.

Pada saat itu, sepertinya ada sesuatu yang menusuk dadanya, dan entah kenapa dia merasa sangat bersalah.

Emosi semacam ini tampaknya tidak pernah mengganggunya, sampai ketika dia membuka pintu satu detik sebelum memasuki rumah.

Raut wajah Kevin Yan masih datar, perlahan-lahan menggerakkan matanya untuk melihat wajahnya, dan menatap tanda bibir merah di pipinya.

Namun, faktanya, dia sangat menikmati hidupnya, bukankah seperti itu?

Mungkin dalam setengah tahun setelah mereka menikah, ketika dia tidak pernah kembali ke rumah ini, dia selalu melewati harinya dengan bebas.