This Isn't Love - Bab 79 Tuan Muda Qiao, Bukankah Terlalu Awal Untuk Senang?

Irsan Bo menatap Paula Chu dan masih tidak mengatakan apapun, tatapannya sarat akan menyelidik.

Masalah empat tahun yang lalu, sebenarnya Paula Chu...... harus berterima kasih, atau meminta maaf?

Paula Chu tidak bisa menemukan apapun dari tatapan Irsan Bo, hanya berucap dengan wajah lembutnya: “Masalah saat itu kamu juga melihatnya sendiri, saat itu aku masih kecil, tidak mengerti apapun, tapi sekarang, karena aku tahu Aldo masih belum bisa merelakannya, aku juga tahu diriku harus pergi ‘menebus’, kalau begitu aku akan melakukannya dengan baik, bukankah begitu?”

Paula Chu berucap semakin terlihat tulus, setiap kata di dalam kalimatnya..... sarat akan kebaikan?

Seperti, dia melakukan hal ini hanya agar membuat perasaan Aldo Qiao sedikit membaik......

Irsan Bo menatap dalam Paula Chu terdiam sejenak, lalu berucap: “Baiklah, nanti aku akan membawamu pergi untuk berterima kasih.”

Dua kata ‘berterima kasih’, sedikit ditekankan, namun Paula Chu tidak menyadarinya, wajahnya terus tersenyum lebar.

Paula Chu detik ini, sepasang matanya terlihat menawan yang berbeda, polos dan indah......

Tatapan Irsan Bo semakin dalam, apakah, masalah saat itu, dia telah salah paham pada Paula Chu?

……

Dua hari kemudian, acara perjamuan keluarga Qiao.

Saat Irsan Bo membawa Paula Chu muncul di tempat acara perjamuan keluarga Qiao, orang-orang di sekitar mulai berbisik-bisik.

Bagaimanapun, beberapa hari ini kota B menjadi sedikit ‘ramai’ karena Irsan Bo dan para wanitanya......

Raut wajah Paula Chu tidak berubah, terus berada di samping Irsan Bo dengan bersikap seperti wanita lembut: “Irsan, bagaimana jika kita pergi menemui Kakek Qiao lebih dulu?”

Irsan Bo menurunkan pandangannya menatapnya sekilas, belum sempat kedua orang itu bergerak, Aldo Qiao yang berada tidak jauh telah mendekat dengan dingin: “Kalian berdua, ternyata memiliki waktu?”

Saat berucap, Aldo Qiao menatap ke arah belakang Irsan Bo beberapa kali, mengangkat alisnya bertanya: “Tuan muda Bo, kenapa Nona Zhi tidak ikut datang?”

Raut wajah Irsan Bo sedikit berubah, tatapannya yang mengarah pada Aldo Qiao sarat akan permusuhan, namun Aldo Qiao tertawa kecil: “Kenapa, apa aku tidak boleh bertanya?”

Aldo Qiao menggoyangkan gelas wine yang ada di tangannya, menekankan suaranya berucap: “Bagaimanapun, sebentar lagi Nona Zhi akan menjadi milikku......”

Kalimat itu, membuat Irsan Bo langsung memicingkan matanya: “Tuan muda Qiao, bukankah terlalu awal untuk senang?”

Selesai berucap, Irsan Bo tanpa menunggu Aldo Qiao bereaksi langsung membawa Paula Chu berjalan ke arah tempat Kakek Qiao.

“Kakek Qiao.” Irsan Bo menundukkan kepalanya hormat, sangat mengangkat kembali kepalanya tatapannya telah kembali menjadi dingin.

Kakek Qiao yang berambut putih membalikkan tubuhnya saat melihat Irsan Bo seketika sedikit tertegun, setelah tersadar akhirnya berucap: “Si bungsu keluarga Bo?”

Irsan Bo menipiskan bibir tipisnya: “Kakek Qiao, aku Irsan.”

“Hahaha……”

Tiba-tiba, Kakek Qiao tertawa lepas, lalu menepuk bahu Irsan Bo dengan senang: “Anak ini, kamu sudah sangat lama tidak datang ke kota B?”

Irsan Bo menyunggingkan sudut bibirnya: “Kota A, selau tidak bisa ditinggal.”

Kakek Qiao memicingkan matanya menatap Paula Chu yang berada di samping Irsan Bo: “Nona yang ada di sampingmu ini......”

Irsan Bo langsung memperkenalkan Paula Chu: “Kakek Qiao, ini adalah Paula, calon istriku.”

Paula Chu merasa berbunga-bunga, senyuman di wajahnya semakin melebar: “Kakek Qiao, apa kabar, aku Paula.”

Paula?

Kakek Qiao menatap Irsan Bo dengan dalam, seketika sikapnya menjadi dingin: “Itu, gadis keluarga Chu yang identitasnya tidak jelas?”

Selesai berucap, seketika seluruh ruangan itu menjadi sunyi senyap......

Identitas tidak jelas?

Kata itu masuk ke dalam telinga Paula Chu, seketika membuat wajahnya sedikit memucat, namun dia hanya bisa memaksakan senyumannya menunggu Irsan Bo menjelaskan untuknya!

Irsan Bo mengerutkan alisnya, saat ingin membuka mulut, Aldo Qiao yang berada tidak jauh berjalan mendekat, suaranya sedikit meninggi: “Oh benar, aku lupa, identitas Nona Chu...... tidak jelas.”

Keluarga Chu kota A, satu dari tiga keluarga terkenal, memiliki tiga hal yang paling legendaris.

Satu: Kakek Chu memiliki dua wanita, dan keduanya tinggal di dalam rumah keluarga Chu.

Dua: Semua ‘Nona Chu’, karena menolak melakukan tes DNA, hingga sekarang identitas mereka di keluarga Chu masih tidak jelas.

Tiga: ‘Nona Chu’, yang bergantung pada Irsan Bo yang menguasai kota A!

Seketika, semua orang di dalam ruangan seperti teringat pada legenda yang berhubungan dengan...... keluarga Chu di kota A.

Tangan Paula Chu mengait di lengan Irsan Bo mengerat tanpa sadar, wajahnya memucat, seperti seseorang yang dipermalukan......

Aldo Qiao merasa puas melihat Paula Chu yang seperti itu, membalikkan tubuhnya berucap pada Kakek Qiao: “Kakek, kemarin lusa Nona Chu mengatakan padaku, ingin mengunjungi makan ibuku!”

Kakek Qiao mengerutkan alisnya, bahkan dia tidak ingin melihat Paula Chu, terlihat jelas sedikit merendahkannya: “Dia?”

Senyuman Aldo Qiao semakin terlihat tampan: “Benar, Nona Chu juga mengatakan, bersedia berlutut di depan makam ibu selama dua jam......”

Selanjutnya, Tuan besar Qiao Hendy Qiao yang sedari tadi tidak membuka mulutnya langsung melirik Paula Chu.

Apa maksudnya?

“Aku......” Paula Chu membuka mulutnya ingn menjelaskan, namun tidak tahu harus menjelaskan apa.

Apakah, dia akan mengatakan dia melakukan ini untuk menutup mulut Aldo Qiao?

Saat sedang gelisah, Paula Chu menolehkan kepalanya menatap Irsan Bo, wajah cantiknya penuh dengan permohonan: “Irsan.....”

Irsan Bo mengangkat sebelah alisnya, tidak menjelaskan apapun mengenai masalah ini, namun dia memberikan sebuah jalan keluar untuk Paula Chu: “Paula, kedatanganmu hari ini, untuk melakukan apa?”

Paula Chu tercengang sejenak lalu bereaksi, menghirup napas dalam lalu menatap ke arah Kakek Qiao: “Kakek Qiao, aku pergi mengunjungi makan Nyonya Fu, karena ingin berterima kasih padanya.

Berterima kasih?

Aldo Qiao mengerutkan alisnya menatap ke arah Irsan Bo dan Paula Chu, tangannya yang memegang gelas wine sedikit mengerat!

Hendy Qiao yang melihat Kakek Qiao tidak ingin bicara dengan Paula Chu, akhirnya maju ke depan: “Apa maksud ucapan dari Nona Chu?”

Paula Chu menatap ke arah Hendy Qiao dengan lembut: “Saat itu...... aku yang tidak mengerti, Nyonya Qiao menyelamatkanku, seharusnya aku sejak awal.....”

“Cih……”

Belum selesai Paula Chu berucap, Aldo Qiao telah mendecih dingin tidak ingin mendengarnya lagi, lalu maju satu langkah berucap dengan suara yang ditekankan: “Paula, dirimu tahu dengan jelas apa yang kamu lakukan, mengenai priamu, jika dia ingin melindungimu maka lindungi saja, aku tidak akan percaya, seumur hidup ini, dia tidak akan menyesal!”

Menyesal, menikahinya!

Selesai berucap, Aldo Qiao pergi dengan suasana hati yang sangat baik!

Tidak perduli alasan baik apapun yang Paula Chu gunakan, yang terpenting, dia akan berlutut di makam ibunya selama dua jam!

Dan ini, hanyalah keuntungan yang telah...... dia perhitungkan!

Kakek Qiao juga tidak perduli melihat cucunya yang pergi, hanya menatap Paula Chu dengan remeh sejenak, sedikit dengan berat hati berucap pada Irsan Bo: “Irsan, Kakek tahu kamu sangat menepati janjimu, tapi terkadang, karena janji manusia merusak hidupnya selamanya......”

Irsan Bo sedikit tersenyum menundukkan kepala, wajah tampan dan anggunnya tidak terbaca.

Kalimat Paula Chu tertahan di tenggorokannya karena terus-terusan dipotong, seperti manusia transparan yang berdiri di tempatnya, dan merasa sangat canggung!

Seketika, lingkungan kelas atas di kota B penuh dengan berbagai tebakan, Nona Chu...... apakah pernah menyinggung keluarga Qiao?

……

Di sudut, Aldo Qiao melirik ke arah Irsan Bo dan Paula Chu, berucap dengan pelan: “Robin, sekarang kamu pergi ke hotel, bawa Olivia pergi!”

Novel Terkait

Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu