This Isn't Love - Bab 125 Seberapa Kamu Menyukaiku?

Irsan Bo menghentikan langkah kakinya, perlahan-lahan dia membalikkan kepalanya dan menatap Ranny Hang : “Apa, maksudmu?”

Ivan Bo mengernyitkan keningnya dengan pelan, dia mengulurkan tangannya dan meraih lengan Ranny Hang untuk memintanya berhenti, Ranny Hang malah menyingkirkannya : “Siapakah sebenarnya Olivia itu?”

Pandangan matanya serius, perasaannya gugup.

Sekilas, pandangan mata Irsan Bo yang dalam terjatuh kepada kakaknya, kemudian sekilas terjatuh kepada kakak iparnya, rasa curiga terhadap mereka semakin terlihat jelas......

“Sekarang aku merasa sangat curiga......” Irsan Bo tidak menjawab pertanyaan Ranny Hang, dia malah bertanya balik : “Kenapa kalian mempedulikan hubunganku dengannya?”

Tentu Ivan Bo merasa ingin tahu, namun rasa ingin tahunya tidak akan sampai di titik seperti ini!

Pandangan mata Irsan Bo menjadi suram, dia menatap mereka untuk waktu yang lama, sama sekali tidak melepaskan pandangannya.

Yogi Dai yang sedang berdiri di belakang Irsan Bo, perlahan-lahan dia mengangkat pandangannya, dan pandangannya masuk ke dalam mata Ivan Bo, rasa heran melintas di dalam matanya.

Ivan Bo tidak bergerak, dia menghadang di depan Ranny Hang, dengan pelan dia mengeluarkan suara : “Irsan, kakak iparmu telah salah paham, kamu jangan pedulikan dia.”

Salah paham?

Alis mata Irsan Bo terangkat dengan pelan, rasa sakit di punggungnya semakin jelas, Ranny Hang malah melangkah keluar dan menanyakan : “Sebenarnya Olivia adalah milikmu ataukah milik Yogi?”

Ivan Bo terdiam, dia berdiri di sebelahnya dan tidak mengatakan apa-apa, Yogi Dai menggigit bibirnya dengan pelan dan tidak memberikan respon, Irsan Bo terdiam selama dua detik, lalu bertanya balik : “Apakah masalah itu berdampak kepada kalian?”

Mata Ivan Bo tiba-tiba menjadi suram, pelan-pelan dia mengalihkan pandangan kepadanya.

Balasan yang ambigu, apa yang sedang disembunyikan oleh Irsan Bo?

Mendapati Ivan Bo dan Ranny Hang tidak berbicara lagi, Irsan Bo baru membalikkan badannya dan berjalan pergi, sebelum dia pergi, sekilas dia melirik ke arah lantai atas.

Setelah keluar dari rumah kediaman keluarga Bo, Irsan Bo memberikan perintah dengan kesal : “Segera kumpulkan segala informasi yang berhubungan dengan perbuatan keluarga Chu selama beberapa tahun ini, dan serahkan kepadaku.”

Dia ingin mengetahui dengan jelas, apa yang telah diperbuat oleh orang dari keluarga Chu di belakangnya?

Dengan cepat Yogi Dai mengiyakannya : “Baik, tuan muda.”

Sekilas, Irsan Bo menatapnya dengan pelan, dia mengernyitkan keningnya dengan pelan, tampaknya dia teringat dengan hal yang tidak menyenangkan, namun dia tidak mengatakan apapun.

“Toni, kamu hubungi dokter Luo dan cari apakah ada jantung yang cocok.” Irsan Bo membuka mulutnya lagi : “Jangan lewatkan pasar gelap juga.”

Setelah Toni Cai dan Yogi Dai saling bertatap mata, mereka langsung mengiyakannya, mereka tahu dengan jelas kalau Irsan Bo ingin menarik batasan dengan keluarga Chu......

Dulunya dia juga pernah mencari jantung, dia juga pernah meminta mereka untuk menelusuri keluarga Chu, namun Irsan Bo tidak pernah benar-benar serius......

Setelah Irsan Bo masuk ke dalam mobil, Toni Cai baru menepuk punggung Yogi Dai dengan pelan, tampaknya dia sedang memberikan simpati kepadanya.

Senyuman getir muncul di wajah Yogi Dai, sosok senyuman Olivia Zhi yang bak bunga itu melintas di dalam benaknya, namun dia tidak memiliki kesempatan untuk melindunginya......

Jika dibandingkan dengan Irsan Bo, dia mengakui kalau dirinya tidak memiliki hak tersebut.

......

‘Mansion.’

Saat Irsan Bo tiba di rumah, kemeja di dalam mantelnya sudah hampir menempel dengan kulitnya.

Toni Cai dan Yogi Dai keluar untuk melakukan tugas, di rumah hanya tersisa bibi Zhan dan paman Zhou, Irsan Bo melepaskan mantelnya, sambil menarik kerah bajunya, diam-diam dia mendekati kamar Olivia Zhi.

“Uhuk, uhuk.” Muncul keringat dingin di kening Irsan Bo, dia merasa sangat gelisah saat berdiri di depan pintu kamar Olivia Zhi, dengan suara yang tenang, dia memanggil : “Olivia?”

Dengan cepat, terdengar suara langkah kaki dari wanita mungil itu yang sedang berjalan menghampiri, seakan-akan bisa melihat sosok indahnya, Irsan Bo pun tersenyum.

Gerakannya pasti lamban bagaikan seekor kucing.

Saat pintu kamar dibuka, Irsan Bo menatap Olivia Zhi dengan senyuman di matanya yang dalam, seperti apa yang dia bayangkan.

“Tuan muda Irsan, apakah ada masalah?” Olivia Zhi menatapnya heran, dia menghadangnya dengan tubuh mungilnya di depan pintu dan tidak membiarkannya masuk ke dalam.

Dengan pelan Irsan Bo meraih tangannya dan mendorongnya masuk, dia mengernyitkan keningnya : “Bantu aku oleskan obat, barusan aku tidak hati-hati dan merobek lukaku.”

Api kemarahan Olivia Zhi yang baru saja menyala itu langsung meredup, saat dia mengalihkan pandangannya ke punggungnya, dalam sekejap wajahnya langsung memucat, tanpa perlu Irsan Bo menyuruhnya, dia langsung membawakan kotak p3k.

Kotak p3k itu didapatkan saat dirinya ‘berlatih’ di rumah sakit, obat yang disiapkan secara khusus untuk Irsan Bo.

“Apa yang terjadi denganmu? Awalnya lukamu memang sudah parah, dan sekarang kamu malah memperparah lukamu yang hampir membaik ini?” Sambil mengeluarkan barang di dalam kotak p3k itu, dia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menggerutu, tersirat rasa cemas di dalam suaranya yang manis, dia sudah membuat seseorang merasa senang, namun dia tidak menyadarinya : “Irsan, apakah kamu tidak bisa merasa sakit, ataukah kamu merasa badanmu terbuat dari baja? Jika begini terus, kamu akan......”

Belum sempat Olivia Zhi menyelesaikan perkataannya, Irsan Bo pun meraih dagunya, Olivia Zhi mengangkat kepalanya dan mendadak pandangan matanya menembus ke dalam matanya yang dipenuhi dengan senyuman.

Secara tidak sadar, Olivia Zhi merasa kalau hati Irsan Bo saat ini sedang bergetar, dia sedang ketakutan, dia sedang gelisah namun juga merasa senang dikarenakan oleh sesuatu......

Olivia Zhi ingin melihat dengan jelas apa yang sedang dipikirkan oleh Irsan Bo, untuk sesaat dia ingin melepaskan dirinya dari Irsan Bo, hingga senyuman dari Irsan Bo menyadarkannya.

Irsan Bo sedang duduk di atas ranjangnya, kelembutan wanita di dalam kamar itu menyatu dengan kegagahan pria itu, menguraikan gambaran yang berbeda, menawan dan memikat.

Irsan Bo membungkukkan badannya dan mendekat kepadanya secara paksa, sambil tersenyum dia berkata : “Tampaknya kamu benar-benar menyukaiku, kalau tidak, kamu tidak akan begitu mempedulikanku.”

Kalimat itu membuat telinga Olivia Zhi langsung memerah, dia mengeratkan pinset dan kapas di tangannya, dia terbengong menatap pria di hadapannya dan tidak bisa mengeluarkan kata-kata.

Dia......

Bayangan Olivia Zhi tercermin di dalam bola mata Irsan Bo yang dalam, seolah-olah dia ingin menggunakan kelembutan wanita ini untuk menghilangkan perasaan lainnya.

Tangan Irsan Bo yang berada di dagu Olivia Zhi itu menjadi semakin lembut dan semakin mendominasi, tubuhnya yang tinggi itu semakin mendekatinya, dia bertanya sambil tersenyum : “Olivia, seberapa kamu menyukaiku?”

Saat ini, bahkan leher Olivia Zhi pun memerah!

Apakah Irsan Bo sudah gila?

Olivia Zhi berusaha untuk bersikap normal, dia menyingkirkan tangannya dan berkata dengan kesal : “Tuan muda Irsan, harap kamu jangan membanggakan dirimu sendiri, aku mana mungkin menyukaimu......”

Huh!

Belum sempat Olivia Zhi menyelesaikan ucapannya, dia sudah tidak bisa menahan dengusannya, sekali lagi pria di hadapannya itu meraih dagunya, dia menanyakan : “Hari itu, siapa yang telah mengatakan kalau dia ingin merangkak ke atas ranjangku?”

Olivia Zhi merasa dirinya seolah-olah telah menjadi udang rebus berada di hadapan Irsan Bo, tidak ada sedikitpun bagian di tubuhnya yang tidak memerah!

Hanya saja, ucapannya saat itu bukan mengartikan demikian, namun dia juga merasa tidak enak untuk menepisnya.

Apakah ternyata mereka di sini sedang membahas bagaimana cara untuk merangkak ke atas ranjang?

Olivia Zhi menarik napas panjang dan tidak mempedulikannya lagi, sekali lagi dia melepaskan diri darinya dan berniat untuk mengusinrya, namun telepon di sebelahnya pun berbunyi.

Secara tidak sadar, mata kedua orang itu tertuju ke sana, mereka melihat tulisan melintas di atasnya : Yogi Dai.

Olivia Zhi mengernyitkan keningnya, pengakuan hati Yogi Dai melintas di dalam benaknya lagi, ekspresinya yang tersipu malu itu dilihat oleh Irsan Bo, dalam sekejap menyalakan api kemarahan pria itu.

Olivia Zhi bangkit berdiri dan berniat untuk menerima telepon, Irsan Bo malah menarik napas dengan dalam dan mendadak berdiri, lalu dia meraih pinggang Olivia Zhi, sambil memegang kepalanya, dia mendorongnya secara paksa ke arah dinding.

“Irsan......” Olivia Zhi terkejut.

Mata Irsan Bo seakan-akan tenggelam, bibir indah Olivia Zhi tercermin di dalam bola matanya, tanpa ragu-ragu dia membungkukkan badannya dan mengecupnya.

Novel Terkait

Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu