This Isn't Love - Bab 122 Kamu Tidak Pantas Menyukainya

Pandangan mata yang dalam, dingin dan tegas; pandangan mata yang tersembunyi, syok dan terkejut.

Irsan Bo menatap Yogi Dai, raut wajahnya datar, namun sikapnya terlihat sadis, kalimat yang diucapkannya itu bertujuan untuk menegaskan status Olivia Zhi juga untuk memperingati pria yang berada di hadapannya di saat yang sama.

Olivia Zhi adalah wanitanya, adalah seorang wanita yang diperlakukan oleh Irsan Bo selayaknya istrinya sendiri, jika Yogi Dai ingin berebut dengannya, maka dia harus mengundurkan diri.

Yogi Dai terkaku di kejauhan, dadanya kembang kempis dengan cepat, dia tidak tahu bagaimana dia harus merespon.

Irsan Bo menggerakkan tubuhnya, dia menatap pria di hadapannya dengan dalam : “Kamu, apakah kamu memiliki pendapat lain?”

Toni Cai terdiam dan tidak berani membuka mulutnya, dia bisa menebak emosi di dalam perkataan Irsan Bo dengan jelas.

Dia tidak menekan orang menggunakan statusnya, dia juga tidak memaksa Yogi Dai untuk mengalah, dia hanya mempertanyakan pendapatnya, mempertanyakan percobaannya, pilihan masih berada di tangan Yogi Dai.

Jika dia ingin berebut dengannya, maka Irsan Bo akan melayaninya; jika dia memilih untuk menyerah, maka Irsan Bo akan menganggap dirinya tidak mengetahui permasalah ini.

Pandangan mata Irsan Bo membuat sekujur tubuh Yogi Dai menjadi kaku, tampaknya dia sudah mengerti dengan maksudnya, dia berkata dengan samar-samar : “Tuan muda, aku......”

Irsan Bo terdiam menunggu jawaban darinya, dia tidak bersikap tergesa-gesa, matanya dipenuhi dengan kesabaran.

Sosok Olivia Zhi melintas di dalam benak Yogi Dai, cantik, cerdik, pintar, menyedihkan, tersakiti, dia menyimpan wanita itu di dalam hatinya.

Pada akhirnya, Yogi Dai menarik napas dengan panjang dan mengepalkan telapak tangannya dengan erat, dia menatap lurus ke dalam mata Irsan Bo, dia bertanya : “Tuan muda, apakah kamu serius dengannya?”

Alis mata Irsan Bo sedikit terangkat, dia mendadak ingin mengetahui, kenapa kalau dia serius? Kenapa pula kalau dia tidak serius?”

Tanpa membuka mulutnya, tampaknya Yogi Dai sudah mengerti dengan maksudnya, dia mengatakan : “Jika kamu serius dengannya, maka selamanya aku hanyalah orang yang kamu utus untuk berada di sisinya.”

Irsan Bo menggigit bibirnya dengan erat, tanpa disadari, telapak tangannya yang panas itu bergetar.

“Jika kamu tidak serius......” Yogi Dai membuka mulutnya dengan pelan, pandangan matanya tegas : “Maka, aku akan menggantikanmu, sebagai pria yang melindungi Olivia di sisinya.”

Begitu kalimat tersebut dilontarkan, tidak ada satupun orang yang mengeluarkan suara di ruang kerja itu.

Irsan Bo menatap pria yang berada di hadapannya itu dengan tenang, setelah kedua orang itu berhubungan begitu lama, dia sudah menganggapnya sebagai teman sendiri, asisten yang kompeten, dia sama sekali tidak pernah menganggapnya sebagai saingan.

Namun, jika kesan ‘saingan’ yang tersirat di dalam kalimat Yogi Dai itu bukan mengartikan ‘saingan’ yang saling membunuh, maka itu mengartikan...... saingan di dalam cinta.

Yogi Dai mengernyitkan keningnya, dia bertanya lagi : “Oleh sebab itu, tuan muda, apakah kamu serius terhadap Olivia? Apakah aku bisa mengalah dengan tenang?”

Irsan Bo memandangnya dengan dalam, suasana hatinya yang berubah tercermin jelas di matanya.

Dalam sekejap, Irsan Bo menjawabnya : “Yogi, aku serius.”

Tidak peduli apakah dia mengalah atau tidak, dia tidak akan menyerahkan Olivia Zhi begitu saja, tidak peduli apakah dia senang atau tidak, dia tidak akan membiarkan Olivia Zhi pergi bersamanya.

Olivia Zhi, dari awal sudah ditakdirkan kalau dia adalah wanitanya Irsan Bo......

Ini pertama kalinya Toni Cai merasakan atmosfer di dalam ruangan kerja ini akan membuat orang mati tercekik, setelah beberapa lama, dia akhirnya mendengar Yogi Dai menjawab dengan sopan : “Baiklah, tuan muda.”

Yogi Dai, sudah mengalah......

Jakun Irsan Bo tampak bergerak, namun dia tidak mengatakan apapun, dia hanya menatapnya dengan tenang, pandangan matanya terkesan kacau.

Toni Cai mengumpulkan keberaniannya dan menyerahkan dokumen yang ada di tangannya ke apdnya : “Tuan muda, ini adalah dokumen untuk besok yang perlu......”

Tiba-tiba, Irsan Bo berjalan ke arah Yogi Dai, dengan tubuhnya yang tinggi, dia berdiri di sisi Yogi Dai, suaranya dingin : “Yogi, kamu tidak pantas untuk menyukainya.”

Kalimat itu jatuh menimpa dengan keras di dalam hati Yogi Dai, membuat wajahnya memucat, tubunya terkaku......

Irsan Bo tidak mengatakan alasannya, namun rasa kecewa terhadap suasana hati Yogi Dai yang kacau tercermin dengan jelas di dalam matanya.

Tidak pantas?

Jika dibandingkan dengan Irsan Bo, dia memang tidak pantas.

Irsan Bo pergi meninggalkan ruangan kerja tanpa sepatah kata pun, dia langsung berjalan ke arah kamar Olivia Zhi, gadis mungil itu sudah tertidur di dalam kamar, raut wajahnya sangat manis saat terlelap tidur.

Muncul senyuman di wajah Irsan Bo, tanpa mengeluarkan suara, dia berjalan ke sebelah ranjangnya dan duduk di atasnya, dengan pelan dia bergumam : “Olivia, orang yang bisa melindungimu hanya tersisa aku seorang.”

Suasana hati Irsan Bo sangat kacau, Yogi Dai adalah orang yang dibesarkan olehnya, dia tahu kemampuannya dengan jelas, namun Yogi Dai tidak memiliki keberanian untuk menghadapinya.

Sehingga dia lebih baik menyerah terhadap Olivia Zhi.

Irsan Bo merasa senang, namun dia juga merasa sedih karena Olivia Zhi, di kota A, jika semua orang di keluarga Bo tidak berani melindungi Olivia Zhi, maka siapa lagi yang berani melindunginya?

Irsan Bo mencondongkan tubuhnya dan memberikan sebuah kecupan prihatin di kening Olivia Zhi, Toni Cai yang berada di belakangnya diam-diam datang mencarinya, suaranya sangat suram : “Tuan muda......”

Irsan Bo menutup kaki Olivia Zhi dengan selimut, kemudian dia berjalan keluar tanpa mengeluarkan suara, namun dia tidak tahu kalau wanita mungil yang terlelap tidur di atas ranjang itu akan membuka matanya dengan perlahan-lahan.

Dia......

Apa maksudnya?

Seonggok jantung kecil Olivia Zhi berdetak kencang, dengan tangannya, dia menarik selimut dengan erat, namun dia tidak dapat mengontrol detakan jantungnya yang begitu kacau.

Di luar pintu, Toni Cai berkata dengan pelan : “Tuan muda, tuan muda pertama menelepon ke sini, dia memintamu untuk bersiap-siap dan segera pergi ke sana.”

Irsan Bo mengiyakannya dengan pelan, dia kembali ke kamarnya dan meminta Toni Cai untuk membantu memberikannya obat, setelah mengganti bajunya, dia pergi dengan tergesa-gesa, di rumah hanya tersisa Olivia Zhi yang sedang kebingungan.

......

Kediaman keluarga Bo.

Baru saja Irsan Bo memasuki ruang tamu, kakek Bo langsung memberikan isyarat kepada dokter Wei dengan matanya, dokter Wei bergegas maju ke depan : “Tuan muda, apakah perlu aku lihat luka di punggungmu?”

“Tidak perlu.” Tolak Irsan Bo langsung, dia sudah terduduk di atas sofa dengan tubuhnya yang tinggi, dia melihat ke arah kakek Bo dan bertanya : “Ada apa menyuruhku ke sini?”

Kakek Bo menatap kesal kepada Irsan Bo dengan tajam.

Irsan Bo mengalihkan pandangan matanya tanpa rasa berasalah, Tisna Bo mendapati kedatangannya, dia terus-terusan melihat ke luar, tampaknya dia sedang mencari Olivia Zhi.

Sudut bibir Irsan Bo terangkat pelan, pandangan matanya menjadi lembut begitu teringat dengan wanita mungil yang begitu disukai oleh Tisna Bo seperti ini : “Tisna, bibi Olivia tidak datang.”

Begitu mendengarnya, Tisna Bo langsung mengerutkan bibirnya, sosok mungilnya terkesan pintar dan cerdik, hanya saja...... dia masih tidak bisa membuka mulutnya dan berbicara.

Irsan Bo membujuk Tisna Bo untuk menghampirinya, dengan pelan dia mengatakan : “Tisna, bibi Olivia sedang sakit, beberapa hari ini dia akan beristirahat di rumah paman.”

Sakit?

Setelah mendengar perkataannya, kecemasan langsung tercermin di mata Tisna Bo.

Tetapi, Irsan Bo malah berkata seolah-olah tidak ada orang lain di sebelahnya : “Namun, kamu tenang saja, paman akan menjaga bibi Olivia dengan baik.”

Ivan Bo dan Ranny Hang yang barusan berjalan keluar dari dapur pun mendengar kalimatnya itu, tanpa sadar, mereka saling menatap dan tidak mengatakan apapun.

Kakek Bo membuka mulutnya dengan santai : “Di mana Yogi? Bukankah Olivia adalah kekasihnya? Untuk apa kamu menjaga kekasih orang lain?”

Kalimat ini tidak ada bedanya dengan kalimat yang pernah diucapkan oleh Ranny Hang untuk membuatnya kesal, Irsan Bo seolah-olah sudah sedikit kebal, dia tidak mempedulikannya.

Ivan Bo keluar sambil tertawa, dia mengejek : “Irsan, jika kamu seperti itu, apa yang akan dipikirkan oleh Yogi? Jangan membuat dirimu kehilangan saudaramu.”

Irsan Bo masih tidak peduli seperti sebelumnya, dia hanya menggendong Tisna Bo dan bermain dengannya dengan sabar, saat Yogi Dai dan Toni Cai masuk ke dalam, mereka langsung merasakan atmosfer yang kaku.

Kakek Bo tidak mengungkit permasalahan itu lagi, dia khawatir kalau itu akan merusak hubungan Irsan Bo dengan Yogi Dai, bahkan Ivan Bo dan Ranny Hang tidak berani berbicara dengan sembarangan.

Sekilas, Toni Cai melirik mereka, melihat dokumen di tangannya, mau tidak mau dia harus menyerahkannya, dengan hati-hati dia berkata : “Tuan muda, coba kamu lihat......”

Di atas beberapa lembar kertas yang tipis itu dipenuhi dengan permasalahan di kota A selama beberapa hari ini.

Novel Terkait

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu