This Isn't Love - Bab 246 Ternyata Auranya Begitu Kuat?

Sekeluarnya Irsan Bo dari rumah sakit, dia langsung pergi menuju ke ‘mansion’, Toni Cai menangani permasalahan yang tersisa, dan Yogi Dai mengantar Irsan Bo pulang.

Di dalam perjalanan, Yogi Dai tidak bisa menahan rasa ingin tahunya, dia bertanya dengan nada pelan : “Tuan muda, kapan Rosa pulang?”

Pikiran Irsan Bo tidak terfokus, dia hanya menjawab : “Setelah operasi Paula selesai dan kondisi kesehatannya membaik, dia akan segera kembali.”

Yogi Dai mengangguk-anggukkan kepalanya.

Dia dan Toni Cai selalu mengikuti di sisi Irsan Bo, namun tidak dengan Rosa, Rosa baru mengikuti Irsan Bo empat tahun yang lalu setelah terjadi permasalahan di dalam keluarga Bo.

Lebih tepatnya, saat itu Rosa sama sekali tidak berada di sisi Irsan Bo, saat itu dia sedang berlatih di markas keluarga Bo, sampai baru-baru ini dia baru dipindahkan ke sini.

“Dia sedang mempelajari ilmu kedokteran, aku mendapati Paula kekurangan orang di sisinya, oleh sebab itu, aku memindahkannya ke sini.” lanjut Irsan Bo.

Yogi Dai mengucapkan : “Di dalam kelompok kita, hanya dia seorang yang mempelajari ilmu kedokteran, tidak ada salahnya dia mengikuti Paula di sisinya.”

Setelah berbincang-bincang untuk waktu yang singkat, kedua orang itu pun terdiam, Irsan Bo menganggap kalau Yogi Dai hanya sekedar bertanya saja, namun dia tidak mengetahui kalau Yogi Dai sudah menyadari permasalahan yang sangat serius.

Di dalam ‘mansion’, saat Irsan Bo sampai, Olivia Zhi sedang duduk di atas sofa sambil menonton televisi, di tangannya terdapat segelas yogurt.

Irsan Bo mengernyitkan keningnya dengan pelan, dia maju ke depan dan berniat merebut yogurtnya, dengan tangkas tangan Olivia Zhi menghindar : “Apa yang kamu lakukan?”

Irsan Bo tidak berdaya, dia melihat wajah gadis mungil di hadapannya yang tampak terkesan sedang mencela dirinya, dalam sekejap, hatinya terasa luluh.

“Hari ini kamu sudah banyak meminum yogurt.” Saat pergi ke perusahaan, dia telah meminum segelas yogurt, sekarang dia minum lagi?

Dengan cekatan Olivia Zhi langsung menghabiskan yogurtnya, lalu dia melemparkan gelas kosong itu kepadanya.

Dengan wajah penuh kasih sayang Irsan Bo menatapnya, Olivia Zhi kembali bersarang di sofa dan melanjutkan nonton televisi dengan bangga.

Irsan Bo berjalan menuju ke lantai atas, setelah mengganti bajunya, dia pun berjalan ke bawah, dia mengulurkan tangannya dan merangkul Olivia Zhi ke dalam pelukannya, kedua orang itu terlihat bagaikan sepasang suami istri yang sudah menikah untuk bertahun-tahun lamanya, mereka saling merangkul sambil menonton televisi......

Saat bibi Zhan pulang dan melihat suasana demikian, pandangan matanya langsung menjadi dalam, dan saat dia mengangkat pandangannya lagi, matanya berubah menjadi penuh kasih.

“Tuan muda, calon nona muda, hari ini kalian berdua sama-sama berada di rumah, apakah kalian ingin makan sesuatu?” Bibi Zhan membuka mulutnya sambil tersenuym, dalam sekejap suaranya membuat kedua orang itu saling menjauhkan diri.

Olivia Zhi menggerak-gerakkan tubuhnya dengan tidak nyaman, Irsan Bo mengernyitkan keningnya dengan pelan, kemudian dia menarik Olivia Zhi kembali.

“Kamu ingin makan apa?” Suara Irsan Bo terdengar lembut, namun tatapan matanya kepada Olivia Zhi tersirat kesan ancaman, lengannya yang sedang menahan Olivia Zhi juga terkesan semakin mendominasi.

Seolah-olah jika Olivia Zhi berani menggerakkan tubuhnya dan memberontak, maka dia akan menghabisnya.

Pada akhirnya Olivia Zhi pun menyerah, dengan nada pelan dia menjawab : “Aku ingin makan ikan sayur asin, dengan sayur asin yang sangat banyak.”

Alis mata Irsan Bo terangkat : “Kenapa belakangan ini kamu begitu suka makan sesuatu yang asam?”

Olivia Zhi menjawabnya : “Tidak tahu, aku hanya merasa makanan lainnya tidak memiliki rasa, aku hanya ingin makan sesuatu yang asam.”

“Baik, kalau begitu aku akan memasak ikan sayur asin.” Bibi Zhang memotong percakapan mereka, dia menanyakannya sambil tersenyum, lalu membalikkan badannya dan berjalan masuk ke dalam dapur.

Irsan Bo mengangkat pandangannya dan sekilas menatap ke arah kepergian bibi Zhan, sebuah suasana hati yang tidak jelas melintas di dalam matanya yang dalam, dia hanya merasa kalau ada sesuatu yang terasa janggal.

Tidak peduli apakah bibi Zhan, atau permasalahan lainnya.

Melihat bibi Zhan telah pergi, Olivia Zhi baru merasa tenang dan bersarang di dalam pelukan Irsan Bo, tangan kecilnya tidak henti-hentinya mengambil camilan di sebelahnya dan memakannya.

Irsan Bo melihatnya, dia tidak bisa menahan dirinya dan mengejeknya : “Kamu akan berubah menjadi babi kecil.”

Olivia Zhi merasa tidak senang, dia mengangkat pandangannya dan menatapnya tajam, Irsan Bo tersenyum sambil mengeratkan pelukannya kepadanya : “Namun, walaupun demikian, aku juga akan menyukaimu.”

Pengakuan yang dilontarkan itu membuat wajah Olivia Zhi memerah, matanya tampak tersipu malu, sudut bibirnya pelan-pelan terangkat.

Di dapur yang tidak begitu jauh, diam-diam bibi Zhang mengintip kondisi di dalam ruang tamu, dia mengernyitkan keningnya, apakah belakangan ini Olivia Zhi sudah terlalu banyak makan?

Apakah karena dia berpikir bahwa dia akan segera menikah dengan Irsan Bo, oleh karena itu dia tidak menjaga berat badannya lagi?

Ataukah......

Secara tidak sadar, pandangan mata bibi Zhang mendarat di atas perut Olivia Zhi yang datar, sekilas dia memperhatikannya, setelahnya dia berjalan ke dalam dapur sambil menggelengkan kepalanya.

......

Seminggu kemudian, udara di kota A semakin dingin, musim dingin telah tiba, salju berjatuhan, mendadak suasana seluruh kota menjadi sepi, terdapat kesan yang tenang.

Olivia Zhi berjalan keluar dari ruang musik Denis Dan, akhirnya dia bertemu dengan Paula Chu yang terakhir kali dia jumpa pada saat dia masuk rumah sakit yang mana tidak pernah muncul lagi setelahnya.

Entah apakah karena dia baru saja keluar dari dalam ruangan atau alasan lainnya, wajah Olivia Zhi pun memerah, penampilan keseluruhannya terlihat sangat bagus, namun Paula Chu yang berada di hadapannya masih terkesan rapuh walaupun dirinya mengenakan pakaian yang berwarna cerah, sepasang matanya tampak tenggelam, tubuhnya lesu, Olivia Zhi hampir berpikir kalau mereka seolah-olah sudah lima tahun lamanya tidak berjumpa, dan bukanlah satu minggu tidak berjumpa......

Jatuh sakit kali ini membuat Paula Chu menjadi jauh lebih tua.

“Apakah kamu merasa baikan?” Pertama, Olivia Zhi berinisiatif membuka mulutnya dan menanyakan kondisi kesehatan Paula Chu, rasa simpati mengalir di dalam matanya.

Entah kenapa, dia hanya merasa, merasa kalau Paula Chu yang sekarang seakan-akan bisa lenyap kapan saja......

Bibir Paula Chu bergerak pelan, setelah mengatur pernapasannya dia baru mengatakan : “Aku sudah jauh lebih baik, terima kasih atas kepedulianmu.”

Selesai berbicara, Paula Chu langsung berjalan melewatinya, sesaat kemudian dia menghentikan langkah kakinya dan berkata : “Aku dengar, kamu dan Irsan bahkan sudah memilih hari pernikahan?”

Penyakitnya membuatnya melewatkan perjamuan makan malam yang disiapkan Ivan Bo dan Ranny Hang kepadanya, juga membuatnya melewatkan permasalahan-permasalahan di kota A yang sangat banyak.

Contohnya, Irsan Bo yang melontarkan perkataan itu saat pergi ke rumah keluarga Chu, contohnya, Irsan Bo yang secara sepihak menyatakan kalau musim dingin tahun ini akan ada informasi pernikahannya dengan Olivia Zhi......

Paula Chu mengepalkan tangannya yang menjuntai ke bawah, dia memiringkan kepalanya dan menatap Olivia Zhi dengan penuh kebencian di dalam matanya.

Olivia Zhi tidak membalikkan kepalanya, dia menjawabnya dengan pelan : “Iya, kami sudah memilih hari, kami berencana untuk melakukan pernikahan pada tahun baru.”

Nada suara Olivia Zhi terdengar lembut, terdengar seolah-olah dia hanya sedang membicarakan topik cuaca hari ini, namun itu masih saja membuat Paula Chu merasa sangat berat menerimanya, dalam sekejap, wajahnya memucat.

Paula Chu menggigit bibirnya sendiri, dia menatapnya dengan tajam dan tidak mengatakan apapun, dia membalikkan badannya dan melangkahkan kaki ke dalam ruang musik untuk mencari Denis Dan, Rosa mengikutinya dari belakang......

Tatapan mata Olivia Zhi bertemu dengan tatapan mata Rosa selama beberapa detik, Rosa menganggukkan kepalanya terhadapnya, mendadak, Olivia Zhi merasa seolah-olah udara menjadi dingin......

Rosa?

Dia bukanlah tidak pernah bertemu dengannya, namun dia tidak pernah memperhatikan wanita ini, dia tidak pernah menyangka kalau auranya akan begitu kuat.

Pada saat pandangan kedua orang itu bertemu, dia hampir saja mengira kalau ada dendam di antaranya dengan Rosa.

“Nona Zhi?” Yogi Dai yang sudah lama menunggu di luar ruang musik dan tidak melihat Olivia Zhi, dengan cemas menghampirinya : “Ada apa denganmu? Apa yang telah terjadi?”

Sambil berbicara, Yogi Dai melirik ke dalam ruang musik, dia tahu bahwa Paula Chu dan Rosa barusan berjalan masuk, namun dia tidak bergegas masuk demi menyembunyikan niatnya.

“Tidak apa-apa.” Olivia Zhi mengangkat kepalanya dan tersenyum lembut kepadanya, ujung alisnya yang lembut dalam sekejap mencairkan es di dalam hati Yogi Dai.

Olivia Zhi berjalan di depan, Yogi Dai mengikutinya dengan tenang dari belakang, hanya pada saat ini dia berani melihat dan memperhatikan Olivia Zhi.

Olivia......

Tidak lama sebelumnya, dia juga pernah memanggil namanya dengan akrab seperti itu.

Ruang musik di belakang, Rosa menghampiri dengan air panas di tangan : “Nona Chu, apa yang sedang kamu lihat? Sudah waktunya untuk minum obat.”

Paula Chu tersenyum getir, dia mengulurkan tangannya dan menarik tirai jendela lalu berjalan pergi.

Apakah Yogi Dai?

Novel Terkait

My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu