This Isn't Love - Bab 227 Hati-hati Untuk?

Dada Paula Chu dipenuhi oleh amarah. Sulit sekali meredam rasa sakit itu dan dalam sekejap rasa sakitnya menyembur keluar, membuat Paula Chu tak bisa menyembunyikannya.

'Duk'

Sesuatu terjatuh di lantai. Wajah Paula Chu tampak tak rela, jauh di lubuk hatinya merasa sangat sedih. Paula Chu mau tidak mau menatap ke Rosa, memberi wanita itu isyarat untuk mengambil obat yang jatuh.

Rosa menatap Paula Chu. Di sudut yang tak bisa Paula Chu lihat, mata Rosa menjadi redup tapi gerakan tangannya mengambil obat sama sekali tak lambat.

Sikap itu seperti sedang mengkhawatirkan Paula Chu, bahkan mungkin menganggap Paula Chu seperti saudara sendiri?

Paula Chu juga tak memperhatikan. Setelah Paula Chu mengulurkan tangannya untuk menerima obat dan memasukkan obat ke dalam mulutnya, sambil menunduk, Paula Chu mengontrol emosinya. Paula Chu sama sekali tak sadar Rosa yang berubah menjadi tenang.

Paula Chu?

Hehe.

Seperti merasakan aura dingin, ketika Paula Chu tanpa sadar mendongak, Rosa sudah merubah ekspresi wajahnya menjadi khawatir.

Paula Chu menatap tak peduli ke Rosa sekilas. Di dalam hati merendahkan gadis desa itu.

Bagaimanapun juga dirinya juga besar di dalam keluarga kaya. Di tempat yang seperti keluarga Chu, ada banyak sekali wanita yang rela merangkak ke ranjang Patrick Chu. Bahkan jika hanya melihat sekilas, dia langsung tahu maksud orang-orang tersebut. Terkait Rosa... dirinya 100% tak berani mengatakan apa niat wanita tersebut. Tapi jika ada kesempatan seperti itu di depannya, pasti dia tanpa ragu langsung meraih kesempatan tersebut!

Beberapa saat kemudian, akhirnya kesadaran Paula Chu kembali. Setelah itu Paula Chu berdiri dan kembali ke kamar untuk beristirahat.

Rosa selalu menunduk sampai Paula Chu kembali ke kamarnya. Pintu langsung tertutup. Wanita yang awalnya lembut dan penurut langsung berubah dingin.

Wanita itu menunduk, memegang ponselnya sambil mengirim pesan ke seseorang. Sudut bibirnya samar-samar tersenyum tipis.

……

Di Mansion, di dalam ruang buku milik Irsan Bo. Irsan Bo memainkan telepon di tangannya, kedua alisnya berkerut.

Toni Cai melihat data yang barusan dikirimkan, lalu bertanya dengan suara pelan: "Tuan, sekarang bagaimana?"

Istri Alfred Qin tengah hamil dan waktu kelahirannya akan segera tiba, maka dari itu Alfred Qin tak bisa mengajar siapapun. Irsan Bo mengenal pria itu dan rasanya tak baik bila memaksa orang lain.

Pengajar yang terkenal hanya sisa Denis Dan saja.

Irsan Bo resah. Awalnya Irsan Bo ingin Denis Dan mengajar Olivia Zhi dan Alfred Qin mengajar Paula Chu, memisahkan keduanya. Tapi malah....

Toni Cai terdiam selama 2 detik, lalu bertanya dengan hati-hati, "Bagaimana kalau kita mencarikan guru lain untuk nona Chu?"

Toni Cai sebagai pengamat tak berani membayangkan kalau Olivia Zhi bersama Paula Chu, apalagi Irsan Bo.

Irsan Bo merenung sebentar, saat ingin mengiyakan, Paula Chu malah menelponnya. Irsan Bo mengangkat panggilan tersebut, ingin menjelaskan situasi sekarang.

"Irsan, beberapa hari ini aku sudah berlatih teknik milik guru Denis. Sampai saat itu tiba, jika dia mengajarku, aku tidak akan membuatmu malu." Irsan Bo belum bicara, Paula Chu sudah bicara sendiri. Sikap itu seperti saat mereka belum berpisah, tapi seperti ada rasa asing yang muncul: "Oh ya, apa kamu sudah menghubungi guru Denis? Aku di rumah sudah hampir lumutan menunggu."

Kerutan di dahi Irsan Bo semakin banyak, "Paula, aku..."

"Tidak mungkin kan ada hal yang tak bisa kamu lakukan? Aku tak peduli, hanya ini permintaanku. Tolong bantu aku ya." Tanpa menunggu Irsan Bo bicara, Paula Chu kembali bicara: "Aku hanya ingin guru Denis saja. Aku rasa, jika aku mengikuti ucapannya, tingkat penyakit jantung akan sangat rendah dan juga bukankah hari itu kamu sudah setuju akan membantuku menghubunginya?"

Ucapan itu membuat jalan Irsan Bo terhalang. Irsan Bo menghirup napas dalam-dalam dan hanya menjawab: "Ya, aku coba."

Paula Chu tersenyum senang, "Aku percaya padamu, kamu pasti bisa."

Irsan Bo mematikan telepon tersebut lalu menghela napas kasar. Irsan Bo berdiri lalu pergi ke taman untuk mencari Olivia Zhi. Olivia Zhi yang berada di taman sedang mengelap biola.

Benda itu adalah kenangan saat Olivia Zhi tak menggesek biola lagi. Sekarang benda ini dikeluarkan, ada rasa sakit yang datang entah darimana.

Olivia Zhi dengan hati-hati mengelap setiap senar, setiap sudut, mengelapnya dengan serius.

Irsan Bo mendekatinya sambil menghela napas, lalu memeluknya dari belakang: "Akhirnya sekarang kamu ingin mencobanya? Aku pikir kamu hanya bisa baca buku."

Olivia Zhi menoleh menatap Irsan Bo, tak kuasa tertawa: "Irsan, apakah kamu berharap calon istrimu yang akan datang adalah orang bodoh dan tak bisa apapun?"

Olivia Zhi tak berani melihat dirinya yang seperti itu.

Di saat yang sama, Olivia Zhi juga tak mengerti mengapa Irsan Bo tak suka dirinya membaca buku.

Irsan Bo tak menjawab, pria itu hanya menjatuhkan ciuman di leher indah milik Olivia Zhi. Matahari sore di musim gugur kebetulan bagus sekali, keduanya tak bicara tapi masih merasakan kenyamanan.

Sambil mengelap biola, sambil Olivia Zhi bertanya: "Kamu sudah menghubungi guru?"

Sebuah kalimat membuat Irsan Bo berkerut.

Kebetulan Olivia Zhi sedang menoleh dan melihat hal tersebut, hatinya mengerti. Sejak dia setuju akan kembali belajar biola, Olivia Zhi menyuruh orang untuk mencari tahu kondisi Denis Dan dan Alfred Qin. Hari kelahiran istri Alfred Qin sudah dekat, sekarang pria itu tak bisa menerima siapapun, jadi kemungkinan dirinya dan Paula Chu terpaksa belajar bersama Denis Dan.

Irsan Bo memainkan jemari Olivia Zhi, Olivia Zhi langsung bertanya, "Apakah aku dan Paula terpaksa bersama?"

Irsan Bo menatap Olivia Zhi, pria itu terdiam 2 detik baru menjawab: "Jika pilihannya hanya Denis, terpaksa aku akan mengaturnya seperti itu."

Sekarang giliran Olivia Zhi yang mengerutkan dahinya. Dirinya tak ingin bersama Paula Chu, tapi malah kenapa sekarang pilihannya hanya tinggal satu?

Saat Irsan Bo berpikir Olivia Zhi akan marah atau bersikap seperti anak kecil, Olivia Zhi malah berkata: "Baiklah. Kalau begitu atur seperti itu saja."

"Olivia?" Irsan Bo agak terkejut, tapi matanya malah tampak mengasihani.

Olivia Zhi tak mengangkat kepalanya: "Jika hanya aku sendirian bersama Denis, Paula tidak akan membiarkan hal itu terjadi begitu saja. Walaupun dia tak bicara apapun, kalau masalah ini tersebar keluar, itu tak akan bagus bagimu, bagiku dan baginya. Aku tidak ingin di saat seperti ini terjadi masalah. Di samping itu, jika Paula bersama Denis dan aku bersama orang lain, orang lain masih akan bergosip. Lebih baik seperti ini, kan?"

Jika bukan karena pernikahannya dengan Irsan Bo, Olivia Zhi lebih memilih bersama guru lain.

Paula Chu...

Olivia Zhi sungguh tak ingin terlibat banyak dengan wanita itu.

Olivia Zhi berani belajar dengan guru yang sama dengan Paula Chu, kemungkinan mereka bertemu mungkin terjadi sekali lagi.

Irsan Bo memeluk Olivia Zhi erat sekali, diam-diam mengiyakan.

Olivia Zhi ragu sebentar, lalu dengan pelan bertanya: "Apa di rumah... ada yang mengatakan sesuatu?"

Setelah kabar pernikahan mereka tersebar keluar, kediaman keluarga Bo langsung tenang, bahkan Paula Chu juga ikut diam!

Ada ketakutan tak jelas pada Olivia Zhi. Dia pikir, setidaknya Paula Chu akan berbuat keributan. Tapi tak disangka wanita itu malah menyuruh Irsan Bo mencarikan seorang guru?

Irsan Bo mengerutkan dahi, "Tidak ada. Jangan khawatir, masalah ini akan aku selesaikan."

Olivia Zhi resah, tak berani bicara. Baru Irsan Bo pergi, ponsel Olivia Zhi berdering, ada pesan masuk dari Ranny Hang.

'Olivia, hati-hati.'

Hati-hati untuk apa? Olivia Zhi melihat bayangan Irsan Bo yang pergi, tiba-tiba wanita itu merasa sesuatu yang besar akan terjadi...

Novel Terkait

Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu