This Isn't Love - Bab 397 Kalau Tidak, Tuan Muda Kecil Akan Membencimu Untuk Seumur Hidup!

Kalau Tidak, Tuan Muda Kecil Akan Membencimu Untuk Seumur Hidup!

Irsan Bo duduk di dalam kantor, perkataan Kakek Bo terdengar di telinganya dengan jelas.

Dia menarik napas dalam-dalam dan tidak berbicara, Toni Cai yang berdiri di samping bahkan tidak berani bernapas dengan keras!

Sepuluh menit kemudian, Kakek Bo berbalik badan dan berjalan kemari lagi, Irsan Bo mengernyit dan hendak menyuruh Toni Cai untuk mengusirnya keluar, tetapi Kakek Bo berkata, “Besok pagi jam sepuluh, kamu pergi ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan, aku sudah melakukan janji dengan para dokter! Aku ingin lihat, apakah kamu benar-benar sudah tidak dapat bereproduksi lagi!” Sambil berkata, Kakek Bo menyeringai, “Trik kecilmu itu, aku beritahu kamu, Irsan Bo, jangan harap bisa berakting lagi di depanku!”

Irsan Bo mendongak dan menatapnya dengan dingin, “Besok?”

Tiba-tiba, Irsan Bo berdiri, dia berjalan dua langkah menelusuri meja kerja, lalu berhenti, “Kalau tidak, hari ini saja, sekarang juga!” Sambil berkata, Irsan Bo mengambil gunting yang digunakan untuk membuka kemasan paket dari samping, lalu dia langsung menusuk bagian ginjalnya sendiri, seketika, aroma amis darah merambat di dalam ruangan kantor, semua orang di dalam kantor pun terbengong, Irsan Bo menarik keluar gunting itu, lalu menusuk lagi dengan keras, “ Jika seperti ini tidak cukup, aku masih bisa memperlihatkan lebih banyak lagi padamu, apapun yang kamu inginkan!”

Jika Kakek Bo merasa ginjal terluka masih belum cukup, dia bisa lebih kejam lagi….

Kakek Bo termangu seketika melihat Irsan Bo yang seperti ini, dia membelalak dan tidak bisa berkata apa-apa, namun, orang yang terluka itu justru menatapnya dengan ekspresi santai, seolah-olah dalam keadaan seperti ini, Irsan Bo sebaliknya merasa semakin santai? Kakek Bo pun terbengong, “Kamu, kamu….” Kakek Bo maju dua langkah dengan terhuyung, melihat Kakek Bo berjalan mendekat, Irsan Bo menegakkan badannya, dia mengayun guntingnya dan hendak menusuk lagi, akhirnya Toni Cai sudah sadar kembali dan bergegas maju menangkap tangan Irsan Bo!

“Tuan Bo!”

Untuk pertama kalinya, dia membiarkan Irsan Bo terluka ketika dirinya berada di tempat?

Meskipun itu adalah ulah Irsan Bo sendiri, tetapi juga mencerminkan ketidakmampuannya!

Tanpa menoleh, Irsan Bo menatap Kakek Bo dan memerintahkan Toni Cai dengan dingin, “Lepaskan!”

“Tuan Bo!” Mendengar perkataannya, sekujur tubuh Toni Cai menegang, bagaimana dia berani lepas tangan? Saat ini, dia benar-benar curiga, begitu dia lepas tangan, Irsan Bo akan membuat dirinya mati di hadapan Kakek Bo!

Namun, Irsan Bo sama sekali tidak menghiraukannya, dia mengibaskan Toni Cai dengan kuat, lalu berteriak, “Lepaskan!”

Toni Cai terbengong menatap Irsan Bo, pada akhirnya dia pun melepaskan tangan dengan tak berdaya, di saat bersamaan, dia juga segera menghubungi mobil ambulans!

Kakek Bo melihat darah yang terteteskan ke lantai, melihat kemeja putih Irsan Bo yang penuh dengan darah, sekujur tubuhnya sedang gemetaran saking paniknya, tetapi Irsan Bo masih tersenyum padanya, “Kakek, apa lagi yang masih ingin kamu lihat? Apakah aku perlu melakukannya dengan lebih kejam lagi?”

Sambil berkata, Irsan Bo mengayun gunting dan hendak bergerak, Kakek Bo ketakutan sekali, dia bergegas berseru, “Tidak perlu! Tidak perlu!”

Ketika mendengar Kakek Bo meneriakkan perkataan itu, dalam hati Irsan Bo terasa sumpek dan tidak nyaman….

Jika bisa, dia juga tidak ingin menggunakan cara ini untuk mengancam kakeknya, tetapi….

Dia benar-benar tidak ada pilihan lain.

Kakek Bo tidak bersedia menerima Olivia Zhi, tidak bersedia menerima anak di dalam kandungan Olivia Zhi, maka dia hanya bisa menggunakan segala cara untuk membuat Kakek Bo menerimanya!

Satu-satunya cara agar Kakek Bo menerima anak Olivia Zhi, yaitu kedua anak itu merupakan satu-satunya anak yang dimiliki Irsan Bo dalam seumur hidupnya!

Jika ingin mencapai persyaratan seperti itu, dia hanya bisa merusak dirinya sendiri!

Irsan Bo mengemas perasaannya, lalu berkata, “Kakek, sekarang apa lagi yang masih ingin kamu ketahui?”

Untuk pertama kalinya Kakek Bo merasa gusar hingga seperti ini karena cucunya sendiri, saat ini dia menatap Irsan Bo, dia merasa gusar sekaligus sakit hati, tetapi bagaimana, Irsan Bo adalah cucu yang paling dia sayangi!

Bahkan Ivan Bo pun tidak bisa menyaingi kedudukan Irsan di dalam hatinya!

Kakek Bo menarik napas dalam-dalam, “Cepat, antar ke rumah sakit!” Sekarang Kakek Bo sama sekali tidak ingin berbicara dengan Irsan Bo, dia berbalik badan memberi perintah pada Toni Cai dan Paman Zhu dengan gusar, mereka segera maju memapah Irsan Bo dan hendak berjalan ke arah pintu, tetapi Irsan Bo menegakkan badan lalu berkata, “Kakek, pemeriksaan yang ingin kamu lakukan, aku akan pergi melakukannya, tetapi aku berharap kamu tahu, kalaupun hari ini aku tidak melukai diriku sendiri, aku selalu bisa melukai diriku sendiri! Anakku, jika aku ingin, maka akan ada, jika aku tidak ingin, maka tidak peduli kamu berbuat bagaimana, tidak peduli apa yang kamu perbuat, aku pun tidak akan punya anak!”

Irsan Bo berkata dengan jelas, dia ingin memberitahu Kakek Bo, benar-benar, benar-benar, benar-benar jangan memaksanya!

Dia benar-benar akan melukai dirinya sendiri!

Kakek Bo gusar sekali, dia berbalik badan memelototi Irsan Bo, “Bawa pergi!”

Barulah Toni Cai dan Paman Zhu melanjutkan mengantar Irsan Bo keluar, wajah Irsan Bo sudah putih pucat karena kekurangan darah berlebihan….

Sebelum pergi, Irsan Bo tidak lupa untuk berpesan, “Toni Cai, kamu kembali ke rumah sakit, kamu sendiri yang berjaga di sini Olivia Zhi!”

Ketika keluar dari rumah sakit, dia sudah mengatur orang lain untuk berjaga di sana, tetapi dia takut, dia takut begitu waktu kepergiannya menjadi lama, Kakek Bo akan bertindak!

Mendengar perkataannya, Toni Cai juga tahu apa yang sedang Irsan Bo khawatirkan, dia segera berkata, “Baik, Tuan muda!

Kemudian, Irsan Bo melihat Toni Cai pergi dengan mata sendiri, barulah naik ke dalam mobil ambulans. Kakek Bo mengikuti di belakang, melihat lantai yang penuh dengan darah, hatinya sakit sekali, tetapi dia gusar sekali dan ingin memukulnya, apakah ini cucu yang dia ajarkan dengan tangan sendiri? Bahkan sudah bisa membangkangnya?

Segera, Irsan Bo diantarkan ke rumah sakit, tetapi bukan rumah sakit yang sama dengan Olivia Zhi. Sudah ada tidak sedikit dokter yang telah berkumpul di rumah sakit karena pemeriksaan di pagi hari keesokannya, tetapi dalam keadaan saat ini, mereka juga tidak berani maju dan sembarangan berbuat apa-apa….

Irsan Bo segera diantar ke dalam ruang operasi, sebelum masuk, dia tidak lupa berpesan pada Kakek Bo, “Kakek, jangan bertindak, jangan membuatku membencimu!”

Kakek Bo berdiri di tempat, sekujur tubuhnya menjadi kaku!

Irsan Bo menatap dalam padanya, barulah masuk ke dalam ruang operasi, terhadap Kakek Bo, dalam hatinya penuh dengan rasa bersalah, dia paham dengan emosi Kakek Bo, juga tahu dirinya seperti ini sangat semena-mena, serta sangat tidak kepada Kakek Bo, Kakek Bo sudah beranjak tua, jika tidak sengaja terangsang olehnya, mungkin dia akan semakin menyesal, namun sekarang, terhadap Kakek Bo yang keras kepala, terhadap keadaan sulit yang dihadapi oleh Olivia Zhi dan anaknya, dia seorang pria sejati benar-benar sudah terpaksa hingga tidak memiliki jalan lain, pemeriksaan Ivan Bo pun masih belum memiliki hasil, yang bisa dia lakukan juga hanya sekedar ini saja, dia masih bisa berbuat bagaimana?

Ketika Irsan Bo sedang dalam operasi, Kakek Bo duduk di kursi di luar ruang operasi, menunggunya dengan hening, dia menunggu untuk lama sekali, juga telah memikirkan banyak sekali, entah karena faktor lanjut usia atau apa, sekarang dia keras kepala ingin membalaskan dendam menantunya! Jelas-jelas keluarga Bo tidak seharusnya seperti ini, meskipun putranya meninggal pada usia muda, tetapi jika menantunya masih hidup, kehidupan Ivan Bo dan Irsan Bo sejak kecil tidak akan seperti itu, mereka bisa hidup bahagia dengan mengitari ibu mereka, bukanlah seperti anak yatim-piatu yang hanya memiliki seorang kakek….

Paman Zhu menemani di sisi Kakek Bo, meskipun mereka adalah hubungan Tuan dan bawahan, tetapi mereka lebih seperti teman, dia paham mengapa Kakek Bo begitu keras kepala, tetapi anak-anak tidak paham, Paman Zhu menghela napas pelan, lalu maju dan berkata, “Kakek, tenang saja, tidak bicarakan yang lain, setidaknya anak di dalam kandungan Olivia Zhi tidak bersalah, biarkan dia lahirkan saja, kalau tidak, Tuan muda kecil akan membencimu untuk seumur hidup….”

Mata Kakek Bo langsung menjadi merah, begitu terpikir cucu kecilnya akan membencinya,, dia pun sedih!

Novel Terkait

Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu