This Isn't Love - Bab 228 Aku Rasa Nona Chu Terlalu Diam.

Kediaman lama keluarga Bo.

Barusan Ranny Hang yang diam-diam mengirimi Olivia Zhi pesan, langsung menarik perhatian Ivan Bo: "Ranny, sedang apa?"

Pertama kalinya, pria yang sangat lembut tiba-tiba berubah haus darah dan kejam, di dalam matanya ada sorot bengis dan dingin.

Ranny Hang menatap pria itu dalam-dalam, merasa hatinya sakit sekali: "Ivan, kita jangan seperti ini ya? Jika kamu melakukannya seperti ini, nantinya kamu dan Irsan..."

Ranny Hang tak melanjutkan ucapannya, hanya menatap pria itu dalam diam. Ivan Bo tak tahu apa yang ingin Ranny Hang katakan, jelas-jelas dirinya sekarang tak memiliki jalan keluar lain.

Ivan Bo mengulurkan tangannya menarik Ranny Hang ke dalam dekapannya, menjatuhkan kecupan lembut di atas kepala Ranny Hang: "Istriku, percaya padaku."

Ranny Hang tak kuasa memeluk erat Ivan Bo juga. Ucapannya yang memenuhi perutnya menjadi hilang.

Kesedihan Ivan Bo bisa Ranny Hang bayangkan, tapi banyak hal yang dia harus bergantung pada dirinya sendiri. Ranny Hang tak bisa membantunya, hanya bisa menemani pria itu saja...

Ivan Bo memeluk erat Ranny Hang, matanya yang redup membelakangi Ranny Hang, di tatapan itu tersimpan kegelisahan dan kekhawatiran. Dirinya harus bisa memisahkan Irsan Bo dan Olivia Zhi!

Keduanya saling berpelukan erat, sama sekali tak memerhatikan kalau di luar kamar, kakek Bo sedang terdiam memperhatikan.

……

Beberapa hari kemudian, Irsan Bo sedang berada di perusahaan mengurus beberapa hal, tiba-tiba Toni Cai masuk ke dalam dengan panik, "Tu... tuan..."

Mata terkejut Irsan Bo dipenuhi kecurigaan. Toni Cai mengambil napas dalam-dalam: "Tuan, nona Chu ada di luar."

Paula Chu?

Begitu nama itu terucap, Irsan Bo langsung mengernyitkan dahinya. Saat ini dirinya ingin menjaga jarak dengan wanita manapun kecuali Olivia Zhi.

"Ada masalah?" Irsan Bo menjawab acuh. Sikapnya itu seperti tidak ingin bekerja sama dengan rekan kerja sama.

Toni Cai menunduk diam, diam sebentar lalu menjawab: "Aku juga tak tahu. Aku sudah bertanya, tapi nona Chu tak menjawab."

Irsan Bo menatap dalam-dalam ke Toni Cai, ada tatapan tak puas pada pekerjaan yang Toni Cai urus.

Toni Cai juga tahu itu, lalu langsung menjawab: "Tuan, sepertinya nona Chu... sakit."

Ini juga alasan mengapa dia tak berani bertanya. Jika terjadi sesuatu pada wanita itu bagaimana?

Sakit?

Begitu mendengar ucapan tersebut, Irsan Bo langsung merasa kesal, tapi Irsan Bo tahu jelas ini masalahnya: "Suruh dia masuk."

Setelah ucapan terlontar, Irsan Bo langsung merapikan dokumen di atas meja. Ketika Paula Chu masuk, kebetulan wanita itu melihat meja yang sangat bersih, hatinya langsung kecewa.

Dulu ketika dia kemari, Irsan Bo tak pernah membangun benteng seperti ini padanya, bahkan pria itu tak pernah menghindarinya secara tak sadar...

Irsan Bo tak memperhatikan kondisi hati Paula Chu, hanya melihat wajah wanita itu, setelah yakin dengan raut mukanya, Irsan Bo bertanya: "Bagaimana kabarmu? Sudah membaik?"

Paula Chu tersenyum, saat ingin menjawab, Irsan Bo menginterupsi: "Rosa, apakah akhir-akhir ini nona Chu tak enak badan?"

Rosa mengikuti di belakang, pupilnya menjadi bergetar, lalu menjawab dengan hati-hati: "Tuan Bo, bukankah anda selalu mengerti jelas tentang kondisi kesehatan nona kami?"

Jawaban tersebut membuat sudut bibir Paula Chu melengkung ke atas, tapi Paulu Chu berpura-pura memarahi: "Rosa!"

Rosa tahu ucapannya bermasalah, lalu buru-buru menunduk pada Irsan Bo lalu undur diri.

Irsan Bo tetap tutup mulut, menatap Rosa dengan tatapan tenang lalu beralih menatap Paula Chu. Paula Chu buru-buru menjawab: "Jangan khawatirkan aku. Aku baik-baik saja. Kamu juga tahu ini penyakit lamaku, tidak bisa membaik dengan cepat. Aku hanya ingin tanya, apa kamu sudah menghubungi guru Denis? Sepanjang hari di rumah aku hanya memikirkan hal ini, jadi..."

Paula Chu tersenyum tak enak hati, terukir ekspresi malu di wajahnya yang cantik.

Irsan Bo terdiam sebentar, "Hm, aku sudah menghubunginya. Awalnya aku ingin menyuruh orang memberitahumu, aku tak tahu kalau kamu kemari."

Paula Chu menatap Irsan Bo dengan kaget. Entah mengapa dia merasa Irsan Bo tak senang dia datang kemari.

Sambil bicara sambil Irsan Bo mengeluarkan dokumen dan membacanya, "Besok siang kamu bisa pergi ke villa milik Denis. Nanti aku akan menyuruh Toni memberi alamatnya padamu."

"Ya." Paula Chu menjawab dengan tak rela, lalu menatap ke Irsan Bo yang tiba-tiba seperti sedang mengusirnya.

Paula Chu duduk melamun sebentar, ketika menatap ke Irsan Bo dan tak tahu harus bereaksi seperti apa, pria itu sudah membuka mulutnya duluan: "Masih ada sesuatu?"

Begitu ucapan itu terlontar, Paula Chu masih duduk di sofa dan merasa luar biasa canggung!

Sejak kapan dirinya sudah tidak bisa berhenti di dunia Irsan Bo? Dan sejak kapan keinginan terbesarnya sekarang adalah duduk di kantor Irsan Bo?

"Tidak ada." Mungkin hatinya bergejolak, Paula Chu juga terpaksa berdiri lalu tersenyum dan berkata: "Kalau begitu aku tidak akan mengganggumu bekerja. Aku pulang dulu."

"Hm." Kepala Irsan Bo tidak mendongak, lalu berbalik memberi perintah pada Yogi Dai: "Suruh orang dari departemen planning untuk segera memberikan dokumen perencanaan padaku..."

"Ya, Tuan." Dalam sekejap, ruang kantor berubah kembali menjadi semula.

Selangkah demi selangkah Paula Chu keluar dari kantor Irsan Bo. Setiap langkah, hatinya sudah membuat satu keputusan!

Tempat ini, pria itu, nantinya adalah miliknya!

Paula Chu tidak akan membiarkan miliknya direbut orang lain atau direbut oleh wanita seperti Olivia Zhi yang tidak bisa muncul di publik!

Sampai Paula Chu meninggalkan kantor Irsan Bo, baru Irsan Bo mendongakkan kepalanya. Dahinya sangat berkerut, entah apa yang pria itu pikirkan.

"Tuan?" Toni Cai tak tahan memanggil, ada kekhawatiran di mata pria itu.

Irsan Bo diam cukup lama, baru pria itu menjawab: "Apa kamu merasa ada yang aneh pada Paula?"

Toni Cai terdiam sebentar, lalu menjawab jujur: "Tuan, aku merasa nona Chu terlalu diam."

Malam saat Irsan Bo dan Olivia Zhi memilih cincin, kabar pernikahan mereka sudah tersebar di kota A. Paula Chu yang seharusnya bereksi marah, kenapa malah diam sekali?

Keduanya saling tatap, siapapun tak bicara, tapi di dalam hati mereka menyadari masalah ini.

Setelah Irsan Bo selesai melihat sebuah dokumen, pria itu langsung berkata: "Suruh orang untuk mengawasi Paula. Lihat, apakah dia memiliki kontak dengan keluarga Bo."

Begitu ucapan tersebut terlontar, Toni Cai dan Yogi Dai yang baru kembali langsung mematung, setelah itu langsung mengiyakan.

Setelah kantor benar-benar sunyi, Irsan Bo berdiri lalu berjalan ke jendela yang berada di sudut untuk menghubungi Ivan Bo: "Kak, bukankah kakak seharusnya memberikanku satu alasan?"

Ivan Bo yang berada di telepon tak menjawab, Irsan Bo kembali bicara: "Jika tak ada alasan, maka jangan menghentikanku. Kalau tidak, siapapun itu, aku tak akan peduli."

Dua bersaudara itu menelpon lama sekali tapi saling tak bersuara, beberapa lama kemudian, Ivan Bo baru membuka mulutnya: "Irsan, aku tak bisa membiarkan kalian bersama."

Setelah itu Ivan Bo langsung mematikan ponselnya. Irsan Bo tertawa dingin, wajahnya dingin sekali.

Ketika Irsan Bo sedang berpikir bagaimana agar tahu jelas apa yang sedang dipikirkan Ivan Bo, tiba-tiba pria itu mendapat pesan. Olivia Zhi dibawa pulang ke kediaman keluarga Bo oleh kakek Bo....

"Ada apa ini?" Irsan Bo mengambil jaketnya lalu menerobos pergi keluar. Yogi Dai yang berada di samping mengerutkan dahi: "Barusan aku mendapat pesan, nona Zhi sekarang sudah berada di kediaman lama. Dengar-dengar, perasaan kakek Bo hari ini sedang memburuk..."

Mendengar ucapan tersebut, wajah Irsan Bo semakin redup.

Novel Terkait

Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu